KHILAFAH ANTARA TUJUAN DAN METODE
🔉Syaikh al-Albânî rahimahullâhu berkata:
📃 Mereka para du’ât yang berkeinginan untuk meraih tujuan yang mulia, yaitu menegakkan hukum Allâh di muka bumi ini, dan mendirikan khilâfah ar-Râsyidah (yang lurus) pasca kekhilafahan lampau, dimana seluruh kaum muslimin bersepakat akan wajibnya merealisasikan hal ini. Akan tetapi mereka berbeda pendapat di dalam cara dan metode.
Kami salafiyun, bersepakat dengan mereka dalam tujuan ini, namun kami tidak sejalan dengan mereka dalam hal metode.
Metode kami adalah harus melalui 🔅ilmu yang bermanfaat 🔅dan amal yang shalih.
🔆 Ilmu yang bermanfaat adalah yang dibangun diatas Kitab Allâh dan hadits Rasulullah, yaitu hadits yang shahih saja, dan di atas pemahaman salaf yang shalih, serta mengamalkan ilmu tersebut.
👣Sekiranya kaum muslimin hari ini berhimpun seluruhnya di atas ilmu yang bermanfaat, namun mereka tidak mau mengamalkannya, niscaya mereka tidak akan bisa meraih tujuan yang sudah ditargetkan, yaitu menegakkan hukum Allah di muka bumi ini. Hal ini lantaran seorang yang tidak memiliki sesuatu tidak dapat memberi.
👣Kami bersama dengan setiap orang yang menyeru untuk menegakkan hukum Allah di muka bumi dan merealisasikan apa yang dewasa ini mereka sebut dengan al-Hâkimiyah, yaitu hukum hanyalah milik Allah semata tanpa ada sekutu bagi-Nya. Namun kami menyelisihi mereka secara total di dalam hal metode.
👣Metode kami panjang dan berliku, sedangkan metode mereka pendek namun menyimpang dari jalan yang lurus.
👉 Hal ini sebagaimana yang telah diisyaratkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dengan gambaran yang indah dan tepat ini, ketika beliau menggambar sebuah garis lurus, garis yang panjang dan lurus. Lalu beliau tarik garis² pendek dari sisinya, untuk menunjukkan kenyataan ini, yaitu jalan² syaitan. Dimana para penyerunya mengklaim bahwa mereka mengajak untuk merealisasikan Islam dan menegakkan hukum Allah di muka bumi.
👉 Padahal jalan² tersebut bukanlah jalan yang mengantarkan kepada kebaikan, karena satu²nya jalan yang dapat mengantarkan kepada kebaikan adalah jalan yang satu tadi, yang tidak ada duanya. Karena jalan yang satu ini adalah wahyu langit, wahyu dari Allah yang diwahyukan ke dalam dada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.
👆Jalan ini tidak berbilang sebagaimana tidak berbilangnya sang pemberi wahyu, yaitu Allah Tabaroka wa Ta’ala. ”
🔹🔹🔹🔹🔹
📖 Pelajaran ke-16 yang berjudul “al-Wihdah wal Ittifaq” yang ditranskrip islamweb.net.
📕Melalui perantaraan buku “Masâ’il Manhajiyah haula Mafhûmil Khilâfah al-Islâmiyah” hal 28
📎 Redaksi Arab dishare oleh Ust Naharuddin Syuhada
✏ Dialihbahasakan oleh Abû Salmâ Muhammad
📲 Dishare di Grup “Al-Wasathiyah Wal I’tidâl”
**********
@abinyasalma | abusalma.net