KOMENTAR TERHADAP SURAT USTADZ DZULQARNAIN KEPADA AL-‘ALLAMAH ASY-SYAIKH SHALIH AL-FAUZAN –HAFIDHAHULLAH –(BAGIAN 3)
Oleh: Abu Abdirrahman Abdullah bin Said al-Abawi – ‘afallahu ‘anh – .
[Font Merah adalah Tulisan Ustadz Dzulqarnain, dan font hitam adalah komentar penulis]
Ustadz Dzulqornain berkata :
Pada kesempatan ini aku akan memaparkan hakekat perkara yang sesungguhnya yang berlaku pada Akh Firanda dan para sahabatnya di Radio dan Televisi Rodja. Dan aku mengharapkan arahan dan petunjuk dari Fadhilatus Syaikh yang mulia :
Saya akan menjelaskan perkara-perkara berikut ini :
Pertama : Kami memuji Allah dan bersyukur kepadaNya bahwasanya dakwah salafiyah di Indonesia di atas kebaikan yang besar. Seseorang akan takjub jika melihat antusias para masyarakat di banyak daerah di Indonesia. Tersebar markas-markas ilmu, pondok-pondok al-Qur’an dan al-Hadits.
Komentar : Benar ya Ust. Dzulqarnain, kemajuan dan perkembangan Da’wah Salafiyyah di negeri ini sangat menggembirakan, tetapi kapan ya ustadz?!
Yaitu; di saat ‘peperangan’ para asatidz mantan Laskar – dan yang semodel dengan antum – sedang berkecamuk, saling ‘mencakar’ dan ‘menikam’, saling menyalahkan, saling menuding, saling membid’ahkan, saling berlepas diri dari ‘JARIMAH’ mereka terhadap Manhaj dan Da’wah Salaf, illa man Rahima Rabbuk (kecuali orang yang dirahmati Rabb-mu).
Dan siapakah yang mengembangkannya ba’da fadhlillah wa taufiqihi ta’ala??!!.
Yang mengembangkannya – setelah taufiq Allah Ta’ala – adalah para da’i dan para asatidz yang dahulu dan bahkan sampai saat ini, antum dan kawan-kawan antum mentahdzir mereka, menggembosi da’wah mereka, membid’ahkan mereka, menghajr mereka….menghizbiyyahkan mereka….dst. Allahul Musta’an.
Namun dengan taufiq Allah Ta’ala, mereka tidak menghiraukan, tidak mempedulikan, tidak mau menghabiskan waktu mereka untuk melayani prilaku dhalim dan menyesatkan yang menimpa mereka dari SAUDARA-SAUDARA mereka sendiri.
Ibaratnya mereka mengatakan;
“اْلكِلاَبُ تَنْبَحُ وَاْلقَافِلَةُ تَسِيْرُ”
“Anjing menggonggong, kafilah tetap berjalan”.
Mereka terus berda’wah, mengajak manusia kepada Agama Allah dan Rasul-Nya, menyebarkan tauhid, memberantas kesyirikan, menjelaskan kepada umat hakikat agama mereka, menebar sunnah, membangun ma’had-ma’had dan madrasah-madrasah, mendirikan radio-radio Sunnah di berbagai kota di negeri ini dan mendirikan stasiun-stasiun TV yang salah satunya adalah Radio dan tv Rodja yang sekarang antum ikut mentahdzir dan menggembosi umat dari mengambil manfaat darinya, meskipun dengan cara yang halus, maka tersebarlah da’wah ini, YANG ANTUM PUN IKUT MENGABARKAN DAN MEMBANGGAKANNYA DI HADAPAN AL-‘ALLAMATUL WALID, VIA SURAT ANTUM KEPADA BELIAU, namun ‘KITA’ perlu waspada terhadap firman Allah di bawah ini ya ustadz:
{لا تَحْسَبَنَّ الَّذِينَ يَفْرَحُونَ بِمَا أَتَوْا وَيُحِبُّونَ أَنْ يُحْمَدُوا بِمَا لَمْ يَفْعَلُوا فَلا تَحْسَبَنَّهُمْ بِمَفَازَةٍ مِنَ الْعَذَابِ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ (188)}.
“Janganlah sekali-kali kamu menyangka, hahwa orang-orang yang gembira dengan apa yang telah mereka kerjakan dan mereka suka supaya dipuji terhadap perbuatan yang belum mereka kerjakan janganlah kamu menyangka bahwa mereka terlepas dari siksa, dan bagi mereka siksa yang pedih”. (QS. Ali ‘Imraan: 188).
Dan Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam – bersabda:
“الْمُتَشَبِّعُ بِمَا لَمْ يُعْطَ كَلاَبِسِ ثَوْبَيْ زُورٍ”.
“Orang yang menampakkan seakan-akan banyak sesuatu padanya, padahal tidak pernah diberikan, seperti orang yang memakai dua pakaian palsu”.
Ketika menjelaskan makna hadits ini, An-Nawawi – rahimahullah – berkata:
“قَالَ الْعُلَمَاء: مَعْنَاهُ الْمُتَكَثِّر بِمَا لَيْسَ عِنْده بِأَنْ يَظْهَر أَنَّ عِنْده مَا لَيْسَ عِنْده، يَتَكَثَّر بِذَلِكَ عِنْد النَّاس، وَيَتَزَيَّن بِالْبَاطِلِ، فَهُوَ مَذْمُوم كَمَا يُذَمّ مَنْ لَبِسَ ثَوْبَيْ زُور”.
“Para ulama berkata, maknanya; “Orang yang menampakkan seakan-akan banyak sesuatu pada dirinya padahal tidak ada padanya (sesuatu tsb), dia menampakkannya kepada manusia dan menghiasinya dengan kepalsuan/kebatilan, maka dia tercela sebagaimana tercelanya orang yang memakai pakaian yang palsu”.
Ini adalah kenikmatan yang harus disyukuri dan dijaga,
Komentar : MAKA DARI ITU, JAGALAH NI’MAT INI DAN JANGANLAH DA’WAH YANG SUDAH DIBANGUN INI DIHANCURKAN YA USTADZ; KARENA TIDAK MUNGKIN BISA TERBANGUN DENGAN KOKOH JIKA DI SATU SISI ADA YANG MEMBANGUNNYA, SEDANG DI SISI LAIN ADA YANG MENGHANCURKANNYA DENGAN CARA-CARA YANG TIDAK DIRIDHAI ALLAH.
“مَتَى يَبْلُغُ اْلبُنْيَانُ يَوْمًا تَمَامَهُ # إِذَا كُـنْتَ تَبْنِيْهِ وَغَيْرُكَ يَهْـدِمُ”.
“Kapankah suatu bangunan –pada suatu hari – akan mencapai kesempurnaanya #
Jika kamu terus membangunnya sedangkan selainmu merobohkannya” ???!!!.
Dan dikatakan kepada antum yang ustadz;
“مَتَى تَبْلُغُ اْلدَّعْوَةُ يَوْمًا تَمَامَها # إِذَا كُـنَّا نَبْنِيْهِا وَذُو اْلقَرْنَيْنِ يَهْـدِمُ”.
“Kapankah suatu bangunan –pada suatu hari – akan mencapai kesempurnaanya #
Jika kami terus membangunnya sementara Dzulqarnain terus merobohkannya.
Allahul Musta’aan. (hanya kepada Allah kita memohon pertolongan).
karena dakwah salafiyah adalah dakwah yang menjadi target para musuh –sebagaimana yang telah kami dengarkan dari wajangan-wejangan Anda-.
Komentar : Baarakallahu fisy Syaikh –hafidhahullah – ;
Dan seyogyanya ustadz Dzulqarnain mengatakan kepada Syekh; “Dan yang lebih berbahaya jika DA’WAH SALAFIYYAH’ menjadi target ‘PARA TEMAN SENDIRI’ karena IRI, HASAD dan DENGKI atau karena HAWA NAFSU”.
Diantara perkara genting yang terjadi di tanah air kita adalah praktek-praktek terorisme dan pengeboman yang telah dilakukan oleh orang-orang takfiriyin (tukang mengkafirkan) dan juga orang-orang yang terpedaya.
Tokoh-tokoh mereka telah kami ketahui sejak dulu. Sebagian orang-orang yang menyimpang tersebut ada yang memberikan kajian-kajian –yang tersebar dan terekam-, yaitu kajian dari kitab-kitab Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab dan para Imam Dakwah dari Najed. Maka musuh-musuh dakwah –dari kalangan sufiyah dan liberal- menjadikan hal ini sebagai kesempatan untuk menuduh bahwa dakwah tauhid adalah dakwah teroris. Perkaranya sampai-sampai sebagian pejabat besar dari para menteri telah mengirimkan kepadaku berkas agar aku menunjukkan pandanganku tentang isi berkas tersebut.
Komentar : Masya Allah – tabaarakallah – Ustadz Dzul begitu bangga dengan dijadikannya beliau sebagai rujukan oleh sebagian Menteri.
Ya Ustadz, orang Mesir dalam pepatah mereka berkata:
“يَا قَادِمَ مِصْرَ، مَنْ مِثْلُكَ كَثِيْرٌ”.
“Wahai orang yang datang ke Mesir, orang yang seperti kamu itu banyak”.
Agar antum ketahui ya ustadz Dzulqarnain, orang seperti kamu itu banyak di kalangan Du’at Salafiyyin di negeri ini…!!!. Mereka banyak namun mereka tidak mau menonjolkan dan menampakkan diri mereka, alangkah indahnya perkataan Imam Muhammad bin Idris asy-Syafi’i –rahimahullah – dalam sebuah bait sya’irnya:
أَمَا تَرَى اْلبَحْرَ تَعْلُوْ فَوْقَهُ جِيْفٌ # وَتَسْتَقِرُّ بِأَقْـصَى قَـاعِهِ الدُّرَرُ.
“Tidakkah anda melihat lautan itu, yang terapung diatasnya adalah bangkai #
sementara di dasarnya yang paling dalam, tersimpan berbagai permata???!!!.
Ternyata berkas tersebut berisikan tentang kitab Tauhid karya Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab. Dan pejabat tersebut memintaku untuk membantah kitab Tauhid dengan alasan bahwasanya kitab tersebut adalah rujukan utama para teroris. Maka jadilah rancu bagi mereka hakekat dakwah salafiyah dengan fitnahnya mereka (orang-orang yang menyimpang).
Komentar : Walhamdulillah ya ustadz, Da’wah Salafiyyah sangat dikenal oleh sebagian para pemangku jabatan di negeri ini dan mereka mampu membedakan antara da’wah khawarij/terorisme dan da’wah yang hak ini, karena mereka selalu mengikuti kajian-kajian para asatidz di radio dan tv Rodja dan radio-radio Sunnah lainnya yang bertebaran di negeri ini, walillahil hamd. Bahkan tidak sedikit para ustadz Radio dan tv Rodja mengisi kajian di pusat-pusat Kepolisian seperti di Polda Metrojaya, Polda Sumatera Selatan dan lainnya. Rupanya pejabat setingkat Menteri yang menyuruh antum membantah kitab Tauhid Syekh Muhammad bin Abdil Wahhab sangat awam dengan da’wah ini, tetapi –alhamdulillah – antum pun telah berbuat baik kepada beliau, dengan menjelaskan yang haq wa jazaakumullahu khairon, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam – bersabda:
“مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ”.
“Barangsiapa menunjuki pada suatu kebaikan, maka baginya pahala seperti pelaku kebaikan tersebut”.
NAMUN ALANGKAH BAIKNYA JIKA PENGARAHAN ASY-SYAIKH AL-FAUZAN KEPADA ANTUM, JUGA ANTUM AMALKAN, TERAPKAN DAN LAKSANAKAN, ITU BARULAH ANDA BENAR-BENAR MURID YANG SETIA DAN PANTAS MENDAPAT PUJIAN DARI BELIAU???!!!
Maka kami memandang wajibnya terbedakan (tamayyuz) dari para penyimpang tersebut untuk menjaga dakwah. Dan sikap mendiamkan mereka para penyimpang (takfiriyin dan tukang bom/teroris-pen) serta sikap memudahkan/menggampangkan terhadap orang yang bermu’amalah dengan para penyimpang tersebut merupakan perkara yang sangat berbahaya.
Dan sungguh Allah telah mewujudkan kebaikan dengan adanya sikap membedakan diri ini. Pada suatu tahun telah terjadi pengeboman di salah satu kantor kedutaan di Jakarta. Para pelaku pengeboman mengakui perbuatan mereka, diantaranya adalah seseorang yang disebut Aman Abdurrahman –yang ia dahulunya adalah salah seorang da’i di yayasan As-Shofwah-.
Komentar : Poin ini diserahkan kepada Yayasan ash-Shafwah untuk menjelaskannya. Dan perlu ustadz Dzulqarnain mengetahui –jika antum belum tahu – bahwa salah seorang pendiri Yayasan ash-Shafwah adalah teman antum yang bernama Muhammad Umar as-Sewed, mantan ajudan terdekat dari mantan panglima antum ya ustadz…semoga Allah yubaarik….amal jariahnya
Dahulu ia sering berdakwah dekat dengan markas ikhwan-ikhwan kita di Jakarta. Orang ini telah mengajarkan sejumlah kitab-kitab Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab, dan telah menerjemahkan kitab-kitab Abu Muhammad Al-Maqdisi As-Suri ke bahasa Indonesia. Dan ikhwan-ikhwan kita telah mentahdzir tentang orang ini dan telah menjelaskan palsunya manhajnya beberapa waktu sebelum terjadinya pengeboman. Karenanya tatkala terjadi pengeboman maka pihak yang berwajib tidak tersibukkan dengan ikhwan-ikhwan kita dikarenakan sikap “membedakan diri”.
Komentar : Masya Allah, Ustadz Dzulqarnain baru sekarang mimpi masalah ini??!!
Perlu anda ketahui yang Ustadz, bahwasanya sejak lama para Du’at Salafiyyin menjelaskan tentang penyimpangan mereka, bahkan ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawwas –hafidhahullah – pernah bersurat kepada saudara Aman, membalas suratnya yang ditujukan kepada ustadz Yazid dan membantah syubhat-syubhatnya. Adapun dia terima atau tidak, itu urusannya, al-hidayah bi yadillah (hidayah itu di Tangan Allah). Tugas para Da’i Salafiyyin adalah menasihati.
Yang terpenting untuk ditanyakan adalah; Pernahkah ustadz menasihati saudara Aman Abdurrahman?! Membantah syubhat-syubhatnya?! Menegakkan hujjah padanya?! Ataukah ustadz bersikap pasif….dingin….tidak aktif….hanya mampu ber bicara di belakang dan mengadukan tentang mereka pada al-‘Allamatul Walid???!!!. Allahul Musta’aan, Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam – bersabda:
“الدِّينُ النَّصِيحَةُ”.
“Agama adalah nasihat”.
Diantara perkara yang menyedihkan dari sejumlah para da’i Radio dan Tv Rodja adalah sikap tasahul mereka terhadap orang-orang yang tidak jelas, yang dengan sebab orang-orang yang tidak jelas tersebut saja Dakwah Salafiyah dituduh dakwah terorisme.
Komentar : Sikap tasahul (menggampang) sesuatu urusan adalah sikap yang tercela, Allah telah mencela dan mengingkari sikap Bani Israil yang menggampangkan masalah amar ma’ruf dan nahi mungkar, Allah berfirman:
{كَانُوا لا يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُونَ}.
“Meraka dahulu tidak saling melarang dari suatu kemungkaran yang mereka kerjakan, sungguh buruk apa yang telah mereka lakukkan”. (QS. Al-Maa’idah: 79).
Namun pernyataan ust. Dzulqarnain bahwa da’wah ini dituduh terorisme, sebetulnya sangat berlebihan dan mengada-ngada, karena terdapat dalam jumlah cukup besar dari aparat keamanan dan pejabat di negeri ini telah mengetahui dan mampu membedakan antara Da’wah Salafiyyah dan gerakan terorisme, bahkan banyak di antara mereka yang mengikuti kajian-kajian da’wah ini. Tidak kabur perbedaan tersebut, kecuali pada orang yang jahil dan bodoh, atau orang yang hasad dan mengikuti hawa nafsu. Akan tetapi mungkin saja pola da’wah dan sikap kaku yang jauh dari prilaku hikmah kelompok-kelompok yang mengaku salafi, telah mencemar nama baik da’wah ini. Sehingga kemudian ada sebagian orang yang menuduh da’wah ini dengan gerakan terorisme. Maka dari itu seyogyanya ustadz dan teman-teman ustadz untuk introspeksi diri, menoleh ke belakang, melihat dan mengingat-ingat manhaj dan cara da’wah terdahulu yang pernah kalian terapkan dan telah merusak citra da’wah salafiyyah serta meresahkan masyarakat yang mengakibatkan mereka lari menjauh dari Da’wah Salafiyyah yang penuh keberkatan ini. Allahul Musta’aan.
Nabi –shallallahu ‘alaihi wasallam – telah bersabda:
“يَا أَيُّهَا النَّاسُ! إِنَّ مِنْكُمْ مُنَفِّرِيْنَ”.
“Wahai manusia, sesungguhnya di antara kalian ada orang-orang yang menjadikan manusia lari (menjauh dari agama ini)”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Wallahi, shadaqa Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam –, demi Allah benar apa yang telah diberitakan oleh beliau –shallallahu ‘alaihi wasallam –, tidak sedikit orang yang lari dari mempelajari agama ini lantaran prilaku oknum tertentu yang tidak bertanggungjawab. Allahul Musta’aan.
Afwan ya ustadz, gerakan da’wah antum dan yang semodel dengan antum tidak jauh berbeda dengan para penteror. Bukankah orang-orang yang tidak sepaham dengan ustadz dan kawan-kawan ustadz –meskipun dalam masalah-masalah ijtihadiah yang dapat ditolerir – selalu diteror dengan tuduhan; menyimpang dari manhaj salaf, sururi, mumayyi’, turatsi, halaby dan berbagai tuduhan lainnya???. Metode ustadz dan yang semodel dengan ustadz selalu memaksakan kehendak, dan jika tidak diikuti maka dengan serta merta dicampakkan dari Salafiyyah. Bukankah ustadz Firanda anda menuduhnya sebagai gemar mendebat, kurang akal, dan keras kepala, pemikirannya paling parah dan jalannya paling jelek)) ??!!.
Dan ini adalah bukti nyata KETIDAKILMIAHAN antum ya ustadz, wahai orang yang mendakwakan diri sebagai murid para Ulama Kibaar???!!!. SIAPA ORANG YANG TIDAK BINGUNG MELIHAT GELAGAT DAN PRILAKU ANTUM SEPERTI INI???!!!. ALLAHUL MUSTA’AAN!!!!.
Billahi ‘alaika ya ustadz, Apakah Allah mewajibkan MANUSIA untuk taat dan patuh kepada antum?! Jika tidak patuh kepada antum dan yang semodel dengan antum keluarlah dia dari Salafiyyah?!!! Ataukah Allah mewajibkan manusia untuk taat kepada-Nya dan kepada Rasul-Nya – Muhammad bin Abdullah –shallallahu ‘alaihi wasallam ???!!!
Kedua: Kami tidak mentahdzir seluruh orang yang bermu’amalah dengan yayasan Ihyaa At-Turoots hanya karena disebabkan mengambil bantuan dan harta dari mereka, akan tetapi kami mentahdzir Yayasan Ihyaa At-Turoots dikarenakan sebab-sebab yang syar’i, diantaranya :
1. Keterkaitan mereka dan bantuan mereka kepada orang-orang takfiri.
Komentar : Point ini merupakan tanggungjawab Yayasan Ihya’ut Turats al-Kuwaiti perwakilan Jakarta untuk menanggapinya dan menjaga nama baiknya. Karena jika tidak, dihawatirkan akan dibenarkan oleh orang yang membacanya. Bahkan jika dianggap perlu, hendaklah ada perwakilan dari Jakarta yang berangkat ke Riyadh untuk mengklarifikasi masalah ini kepada Fadhilatusy Syaikh Shalih al-Fauzan –hafidhahullah
Orang-orang Radio Rodja dan Tv Rodja mengetahui dan bermu’amalah dengan seseorang yang disebut Abu Nidaa’, yaitu pengurus Ma’had Jamilurrahman –yaitu ma’had yang Penanya Akh Firanda keluaran dari ma’had tersebut,
Komentar : Poin ini juga merupakan tugas saudara hamba Allah – Abu Nida – untuk menjawab dan mengklarifikasinya, dan jika tidak benar, hal ini termasuk pencemaran nama baik yang bisa dituntut di dunia maupun di akhirat.
dan ini adalah salah satu ma’had yang Syaikh Abdurrozzaq menyampaikan pengajian di situ tatkala kedatangan beliau di Indonesia tahun yang lalu-.
Komentar : Jika anda mencermati paragraph ini anda akan menemukan sesuatu yang tersirat dari balik laporan ustadz Dzulqarnain kepada asy-Syaikh Shalih al-Fauzan –hafidhahullah–. Tidakkah para pembaca mencermatinya….???!!!.
Pengomentar mencium ‘bisa’ dan ‘racun’ ustadz Dzulqarnain dalam paragraph ini, tidakkah para pembaca mencermatinya…???!!!. Pengomentar menyingkap sesuatu yang tersirat dari balik paragraph ini; bahwa ustadz Dzulqarnain dengan HALUSNYA dan CARANYA YANG KHABITS (KOTOR/TIDAK FAIR), melapokan kepada al-‘Allamatul Walid perihal Fadhilatusy Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin al-Abbad al-Badr – hafidhahullah – yang juga menyampaikan pengajian di pondok Abu Nida yang dituduhnya sebagai salah seorang pembesar takfiri yang bersembunyi di balik jubah salafiyyah, agar asy-Syaikh Shalih al-Fauzan –hafidhahullah – mengetahui tentang perjalanan asy-Syaikh Abdurrazzaq di Indonesia, yang pada ujungnya diharapkan ada pernyataan dari al-‘Allamah al-Fauzan tentang asy-Syaikh Abdurrazzaq.
Afwan pengomentar tidak mengetahui yang ghaib, namun dari perjalanan da’wah dan metode da’wah yang diterapkan oleh ustadz Dzulqarnain dan yang semodel dengannya selama ini, memberikan indikasi tersebut.
Namun dalam jawabannya, asy-Syaikh Shalih al-Fauzan sebagai seorang ‘alim yang memiliki ‘antibody’ yang kuat (iman dan taqwa serta takutnya kepada Allah), maka ‘BISA’ dan‘RACUN’ TERSEBUT TIDAK MEMPAN, beliau TIDAK MENANGGAPI LAPORAN ustadz Dzulqarnain perihal asy-Syaikh Abdur Razzaq –hafidhahullah –. ALLAHU AKBAR.
Perihal tuduhan ustadz Dzulqarnain terhadap saudara Abu Nida, perlu kami ingatkan ustadz Dzulqarnain agar merenungkan nash-nash di bawah ini;
– Firman Allah;
{مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إِلا لَدَيْهِ رَقِيبٌ عَتِيدٌ}
“Tidaklah seorang manusia melafadzkan suatu perkataan, melainkan ada di sisinya malaikat yang hadir dan mengawasi”. (QS. Qaaf: 18).
– Firman Allah;
{وَمَنْ يَكْسِبْ خَطِيئَةً أَوْ إِثْمًا ثُمَّ يَرْمِ بِهِ بَرِيئًا فَقَدِ احْتَمَلَ بُهْتَانًا وَإِثْمًا مُبِينًا}. (النساء: 112).
“dan barangsiapa berbuat suatu kesalahan atau dosa, lalu dia menuduhkannya kepada orang yang bersih darinya, maka dia telah memikul sebuah dusta dan dosa yang nyata”. (QS. An-Nisaa’: 112).
– Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam – bersabda:
“إِنَّ اْلعَبْدَ لَيَتَكَلَّمُ بِاْلكَلِمَةِ مِنْ سَخَطِ اللهِ لاَ يَلْقَي لَهَا بَالاً يَهْوَي بِهَا فِي جَهَنَّمَ”.
“Bahwasanya seorang hamba mengucapkan suatu kalimat dari (ucapan) yang dimurkai Allah, dia tidak mempedulikan akibatnya, niscaya dia akan terjatuh karenanya dalam neraka Jahannam”.
– Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam – bersabda:
“أَيُّمَا امْرِئٍ قَالَ لأَخِيهِ يَا كَافِرُ! فَقَدْ بَاءَ بِهَا أَحَدُهُمَا إِنْ كَانَ كَمَا قَالَ وَإِلاَّ رَجَعَتْ عَلَيْهِ”.
“Siapa saja orang yang mengatakan kepada saudaranya; wahai kafir ! maka sesungguhnya salah seorang dari keduanya telah membawa kembali kalimat tersebut jika benar seperti yang dia katakana, namun jika tidak, maka kalimat tersebut akan kembali menimpa orang yang mengucapkannya”. (HR. Muslim dari hadits Abdullah bin Umar). dlnya.
– dan Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wasallam – bersabda:
“مَنْ قَالَ فِي مُؤْمِنٍ مَا لَيْسَ فِيهِ أَسْكَنَهُ اللَّهُ رَدْغَةَ الْخَبَالِ حَتَّى يَخْرُجَ مِمَّا قَالَ”.
“Barangsiapa berkata terhadap seorang mu’min sesuatu yang tidak ada padanya, niscaya Allah menempatkannya pada kotoran para penduduk neraka hingga dia keluar dari pernyataannya”. (Hadits Riwayat Abu Dawud dan dishahishkan oleh al-‘Allamah al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin al-Albani).
Dan Abu Nidaa’ –selain ia bersembunyi dibalik jubah salafiyah-, ia juga memiliki hubungan yang erat dengan orang-orang takfiri. Dan sisi mereka ia adalah termasuk para pembesar mereka.
Yayasan Ihyaa’ At-Turoots mengirimkan bantuan dana melalui Abu Nidaa’. Kemudian Abu Nidaa’ menyalurkan bantuan dana tersebut ke kota Ambon dan kota Poso –pada saat penyerangan kaum Nasrani terhadap kaum mulsimin- untuk membeli senjata dan yang lainnya. Dan mereka (Yayasan Ihyaa At-Turots atau Abu Nidaa’ atau yang lainnya??-pen) bermua’alah dengan Lajnah (lembaga) Bantuan yang di dalam lembaga tersebut ada orang-orang takfiri dan para pengikut Al-Qaeda. Dan berita ini adalah berita yang benar di sisi kami dengan bukti-bukti yang meyakinkan.
Demikian pula ada seseorang yang disebut sebagai Abu Qotadah yang merupakan salah seorang pemateri tetap di Radio dan TV Rodja, ia telah mengirimkan bantuan kepada orang-orang takfiri di Jawa Tengah untuk membangun mesjid.
Komentar : Diserahkan kepada saudara Abu Qatadah untuk mengomentarinya, jika ustadz Abu Qatadah tidak mau urusan ini diselesaikan di dunia, maka tuntutan dapat diajukan di akhirat kelak.
2. Mereka (Yayasan Ihyaa At-Turrots) berusaha melakukan kerusakan terhadap para dai di Indonesia. Yaitu dengan membantu para hizbiyin yang telah ma’ruf –yang kami dan orang-orang Radio dan TV Rodja tidaklah berselisih akan penyimpangan mereka-. Dan mereka (Yayasan Ihyaa At-Turoots) mengadakan dauroh-dauroh yang dimana mereka mengundang/mendatangkan orang-orang yang membawa pemikiran Salman al-‘Audah dan Abdurrahman Abdul Kholiq, serta yang semisal mereka berdua, dan pencelaan terhadap para ulama yang telah ma’ruf.
Yang menyedihkan, kami melihat sejumlah orang-orang Radio dan TV Rodja memiliki sikap fanatisme yang batil dan tercela serta marah terhadap orang-orang yang mentahdzir dan berbicara dengan kebenaran tentang Yayasan Ihyaa At-Turoots Al-Kuwaitiyah. Diantara mereka dalah Penanya al-Akh Firanda, ia telah menulis sebuah buku yang dicetak yang ia dengan semangat dalam buku tersebut membela Yayasan Ihyaa’ At-Turoots Al-Kuwaitiyah.
Ketiga: Kami tidak melihat pada mereka (orang-orang Radio dan TV Rodja) kemurnian dalam menempuh manhaj salaf.
Komentar : Masya Allah tabaarakallahu, jadi yang tampak kemurnian dalam menempuh manhaj salaf hanya ustadz Dzulqarnain dan para pentaqlidnya?!. Allahu akbar…..
- Jadi mengangkat PANGLIMA LASKAR, menunjukkan kemurnian dalam menempuh Manhaj Salaf??!!.
- Melaksanakan demo (istilah ustadz Dzulqarnain dkk dahulu; unjuk kekuatan) di depan kantor-kantor pemerintah dan tempat-tempat lainnya, menunjukkan kemurnian dalam menempuh Manhaj Salaf??!!.
- Mendiamkan penyimpangan sang panglima dahulu, menunjukkan kemurnian dalam menempuh Manhaj Salaf??!!.
- Menegakkan had zina (hukum rajam kepada salah seorang Anggota laskar) dahulu di Ambon tanpa merujuk kepada fatwa para ulama dahulu, menunjukkan kemurnian dalam menempuh Manhaj Salaf??!!.
- Saling mentahdzir dan menyalahkan di antara asatidz laskar adalah kemurnian dalam menempuh Manhaj Salaf??!!.
- Memaknai dan menafsirkan ayat al-Qur’an atau hadits Rasulullah untuk kepentingan laskar, menunjukkan kemurnian dalam menempuh Manhaj Salaf??!!.
- Dan jarimah-jarimah lainnya yang menunjukkan kemurnian dalam menempuh Manhaj Salaf??!!.
“لاَ إِلَهَ إِلا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِينَ”.
Hal ini karena perkara-perkara berikut :
1. Mereka (orang-oang Rodja) telah mengundang Ali Al-Halabi untuk mengisi pengajian/muhadoroh di masjid Al-Istiqlal di Jakarta yang merupakan mesjid terbesar di Asia Tenggara.
Komentar : Informasi ustadz kepada Syekh tidak lengkap, belum bisa memberikan pengaruh kepada al-‘Allamatul Walid, seharusnya antum melaporkan kepada beliau bahwa; mereka tidak sekedar mengundang Ali Al-Halabi untuk mengisi pengajian/muhadharoh di masjid Al-Istiqlal saja, akan tetapi beberapa kali mengundang Ali al-Halabi dkk.mengisi daurah para Du’at Salafiyyin di Puncak.
Kalau memberikan info, yang lengkap ya ustadz !!! agar antum bisa ‘mempengaruhi’ Syekh untuk mentahdzir Ali bin Hasan
Dan ini adalah mesjid yang sama yang mana mereka mengundang Syaikh Abdurrozzaq Al-‘Abbad untuk mengisi pengajian di situ.
Ali Hasan dan para sahabatnya (mungkin masudnya para Masyaikh Yordania-pen) sering menunjungi Indonesia beberapa tahun. Setiap kunjungannya adalah kepada orang-orang yang Rodja bermu’malah dengan mereka (mungkin maksudnya ikhwan-ikhwan Surabaya-pen).
Komentar : Bukan sekedar mungkin, akan tetapi memang yang dimaksud oleh Dzulqarnain adalah ikhwan-ikhwan kita yang di Surabaya, mereka yang telah banyak memberikan manfaat kepada Da’wah Salafiyyah di negeri ini ba’da llahi Ta’ala (setelah Allah ta’ala), mengadakan daurah setiap tahun dengan mengundang lebih kurang 250-300 da’i dari seluruh penjuru negeri ini, yang dengannya tersebarlah Da’wah Salafiyyah yang mubaarakah di Negeri ini, di akui atau tidak, diridhai atau tidak…karena itulah realitanya…walillahilhamd.
Dan sepertinya tercium bau KARAKTER DAN PERANGAI TAKFIRI pada ucapan ustadz Dzulqarnain ini…entah dia sadari atau tidak…dia mengakui atau tidak…dia sengaja atau tidak…dia ridha atau ingkar…??!! Apakah kalian para pembaca tidak mencermati kalimat di atas??!!….
Tersirat dari balik ucapannya tersebut, bahwa Rodja dan krunya TIDAK BOLEH BERMU’AMALAH DENGAN ORANG-ORANG YANG MENGUNDANG ASY-SYAIKH ALI BIN HASAN….???!!!, SUBHAANALLAH…..MUSHIBAH….DAN SUNGGUH MUSIBAH…
ya Dzulqarnain, APAKAH ORANG-ORANG YANG MENGUNDANG ASY-SYAIKH ALI HASAN KE INDONESIA MUSLIMUN ATAUKAH MEREKA KUFFAR, SEHINGGA KRU RODJA TIDAK BOLEH BERMU’AMALAH DENGAN MEREKA??! apakah anda diperintahkan Allah dan Rasul-Nya untuk mengawasi semua perbuatan manusia???!!!. WALLAHI, dihawatirkan anda termasuk dalam apa yang disebut oleh Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam –:
“هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُوْنَ… هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُوْنَ… هَلَكَ الْمُتَنَطِّعُوْنَ”.
“Binasalah orang-orang yang melampaui batas dan berlebih-lebihan dalam ucapan dan perbuatan mereka… Binasalah orang-orang yang melampaui batas dan berlebih-lebihan dalam ucapan dan perbuatan mereka.. Binasalah orang-orang yang melampaui batas dan berlebih-lebihan dalam ucapan dan perbuatan mereka”. (HR. Muslim).
Ya Ustadz !!! apakah yang telah ustadz perbuat untuk Da’wah ini…selain…..???!!!.. Allahul Musta’aan.
Ya Ustadz banyak para Masyayikh Salafiyyin, Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang berkunjung dan dapat berda’wah di negeri ini – setelah Fadhlullah – adalah fadhl saudara-saudara kita dari Surabaya;
- Fadhilatus Syaikh DR. Shalih as-Suhaimi,
- Fadhilatus Syaikh DR. Muhammad Musa al-Nasr,
- Fadhilatus Syaikh Masyhur Hasan Salman,
- Fadhilatus Syaikh Prof. DR. Ibrahim bin ‘Amir ar-Ruhaili,
- Fadhilatus Syaikh DR. Sulaiman bin Salimillah ar-Ruhaili,
- Fadhilatus Syaikh DR. Abdus Salam as-Suhaimi,
- Fadhilatus Syaikh DR. Mus’id bin Musa’id al-Husaini,
- Fadhilatus Syaikh Prof. Dr. Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin al-Badr,
- Fadhilatus Syaikh DR. Sa’ad al Syatsri,
- Fadhilatus Syaikh DR. Basim al-Jawabirah,
- Fadhilatus Syaikh DR. Husain al- ‘Awayisyah,
- Fadhilatus Syaikh DR. Ziyad al-‘Abbadi…hafidhahumullahul jamii’.
Ya Ustadz !!! pernahkah anda mendengar ungkapan berikut ini;
“لاَ يَعْرِفُ اْلفَضْلَ لأَهْلِ اْلفَضْلِ إِلاَّ ذَوُو اْلفَضْلِ”.
“Tidak mengetahui hakikat keutamaan bagi orang yang memiliki keutamaan, kecuali orang-orang yang memiliki keutamaan”. ???!!!.
Dan perlu untuk diketahui, tatkala Ali Hasan pertama kali datang kepada mereka, ia ditanya tentang kitab “Rof’ul Laa’imah ‘An Fatwaa Al-Lajanah Ad-Daaimah”
Komentar : Ya ustadz Dzulqarnain, apakah antum mengetahui siapa penulis kitab “Rof’ul Laa’imah ‘An Fatwaa Al-Lajanah Ad-Daaimah” ???!!!. penulisnya adalah saudara Muhammad bin Salim ad-Dausari, dan dia adalah guru, ustadz dan Syaikh Saudara Aman Abdurrahman –hadaahullah – yang antum sebutkan di atas dan antum laporkan kepada al-‘Allamatul Walid ketika mengupayakan fatwa agar tv Rodja ditahdzir oleh beliau.
Muhammad bin Salim Ad-Dausari adalah salah seorang tokoh takfiri di Saudi Arabia yang ditangkap dan dipenjarakan –in sya Allah – sampai saat ini masih mendekam di penjara. Fafham….ya ustadz…!!! Maka pahamilah ya ustadz…!!!. Janganlah menggunakan senjata takfiri untuk menikam ahlussunnah ya ustadz!!!.
Janganlah menggunakan ad-Dausari untuk menikam asy-Syaikh Ali bin Hasan lantaran dorongan hasad, dengki dan hawa nafsu.
maka iapun menjawab : “Ini adalah kitab yang batil dari Alif sampai Ya”
Komentar : Penilaian seperti tersebut sangat wajar bagi seorang alim seperti asy-Syaikh Ali bin Hasan, salah seorang murid terkemuka dari al-‘Allamatul Muhaddits al’Alimur Rabbani Muhammad Nashiruddin al-Albani –rahimahullah – yang telah diakui keilmuan beliau (al-Albani) oleh ulama-ulama besar dunia, dan al-Albani sering menyebut nama asy-Syaikh Ali bin Hasan dalam karya-karya tulis beliau dan mengakui kekuatan ilmu syaikh Ali Hasan. (anda ingin mengetahui lebih banyak daftar para ulama yang memuji keilmuan asy-Syaikh Ali bin Hasan, BACALAH DENGAN JIWA BESAR, KITAB “TUHFATUTH- THAALIB AL-ABI BI TARJAMATISY SYAIKH ALI BIN HASAN AL-HALABI !!! SELAMAT MEMBACA !
وَ”لاَ يَعْرِفُ اْلفَضْلَ لأَهْلِ اْلفَضْلِ إِلاَّ ذَوُو اْلفَضْلِ”.
dan “Tidak mengetahui hakikat keutamaan bagi orang yang memiliki keutamaan, kecuali orang-orang yang memiliki keutamaan”. ???!!!.
Jika antum ya ustadz Dzulqarnain –YANG BUKAN KELAS ALI BIN HASAN – boleh berbuat demikian terhadap diri asy-Syaikh Ali Hasan dan karya tulisnya, LALU MENGAPA beliau TIDAK BOLEH MENGATAKAN HAL YANG SAMA TERHADAP KITAB YANG SUDAH DIBACA DAN DIFAHAMINYA DARI ‘ALIF’ SAMPAI ‘YA’???!!!.
BUKANKAH ANDA MENVONIS KARYA TULIS BELIAU “Manhaj As-Salaf As-Sholeh fi Tarjiih Al-Mashoolih…” SEBAGAI KITAB YANG BERISI AJARAN-AJARAN BATIL??!!
Billahi ‘alaika ya ustadz, SUDAHKAH atau PERNAHKAN anda membaca kitab tersebut, sehingga anda menvonisnya sebagai kitab yang berisi ajaran-ajaran batil??!!
Ataukah ustadz hanya bertaqlid buta kepada seseorang yang kebetulan bersebrangan dengan asy-Syaikh Ali Hasan??!! Yang terus menyerang beliau??!? Dan Syaikh Ali Hasanpun terus – dengan ilmu dan adabnya yang mulia serta akhlaqnya yang tinggi – terus membantah dan menyanggahnya, DEMI MENJAGA KEMURNIAN MANHAJ YANG MULIA INI??!! Karena tersirat HIZBIYYAH MAQIITAH WA MAMQUUTAH (hizbiyyah yang dibenci dan tidak disukai) di balik itu semuanya??!. Semua orang diilzamkan berwala kepadanya, harus membelanya -salah atau benar-, haq atau batil, orang yang membeonya disebut salafi dan orang yang mengatakan yang haq dan bertentangan dengannya dicapnya hizbi, min ahlil bid’ah, adhallu min iblis, aswa’ min mani’izzakaah bi milyuun marrah (sejuta kali lebih jelek dari orang-orang yang tidak mau membayar zakat)….dst.nya…Subhaanallah…manhaj apa ini??!! Agama apa ini….??!!. pernahkah Muhammad bin Abdullah –shallallahu ‘alaihi wa sallam – dan para Sahabat beliau –radhiyallahu ‘anhum – mengajarkannya???!!!, sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya serta para Salaf Shalih berlepas diri dari Manhaj tersebut.
Ucapan ustadz dzulqarnain dalam hal ini dan dalam banyak hal selalu tidak ilmiah…!!!.
Jika anda seorang yang berilmu dan pernah berguru kepada ulama-ulama kibaar, buktikanlah dan bantahlah kebatilan-kebatilan yang terdapat dalam kitab tersebut!!! dengan ilmu dan adab yang mulia ya ustadz…bukan dengan emosional, hawa nafsu, sentimen dan ta’ashshub buta!!!. Jika anda tidak mampu… maka janganlah masuk dalam arena dan medan ini. Setiap medan ada orangnya ya ustadz…!!! Dan Anda BUKAN KELASNYA ALI BIN HASAN, bukankah telah dikatakan;
“هَلَكَ امْرُؤٌ لاَ يَعْرِفُ قَدْرَ نَفْسِهِ”.
“Binasalah seseorang yang tidak mengetahui ukuran/kemampuan dirinya”.
dan kami katakan kepada anda ya Dzulqarnain;
“لَيْسَ هَذَا بِعُشِّكِ فَادْرُجِي!!!”.
“Bukan ini sarangmu maka keluarlah kamu !!!”.
MEMBANTAH USTADZ FIRANDA SAJA TIDAK MAMPU, APALAGI MEMBANTAH ALI BIN HASAN AL-HALABI !!! ANDA MENCAP BELIAU DENGAN AL-MUBTADI’ AL-HALABI…dstnya, SUNGGUH KELIHATAN SEKALI AROGANSI ANDA, MEMBUAT ORANG YANG MENGERTI dan BERILMU TIDAK SIMPATI AKAN KEBURUKAN AKHLAQ-MU. SAMPAI-SAMPAI GURU ANDA-PUN ‘AL-‘ALLAMTUL WALID’ AL-FAUZAN TIDAK SIMPATI TERHADAP AROGANSI-MU YA USTADZ, MEMBUAT BELIAU TIDAK MENGGUBRIS KELUHAN-MU TERHADAP ALI AL-HALABI DALAM SURATMU KEPADA BELIAU.
Maha benar Allah dalam firman-Nya:
{قَدْ بَدَتِ الْبَغْضَاءُ مِنْ أَفْوَاهِهِمْ وَمَا تُخْفِي صُدُورُهُمْ أَكْبَرُ}.
“Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka adalah lebih besar lagi”. (qs. Ali ‘Imraan: 118)
(Dulu aku telah mendengarnya dari rekaman dauroh mereka).
Komentar : Mendengar untuk apa ya ustadz??! Untuk mendapat ilmu (istifaadah) atau untuk mencari kesalahan dan ketergelinciran manusia (tatabbu’ zallaat wa ‘auraatinnaas)??!!…semoga untuk yang pertama…tetapi kelihatannya tidak. Wallahu a’lam.
Maka ia telah mengacaukan pemikiran para dai dengan penyakitnya tentang permasalahan Iman. Dan Ali Hasan telah memasukkan kepada orang-orang keburukan dan adab yang jelek terhadap fatwa para ulama besar kita.
Komentar : Pernyataan ustadz Dzulqarnain: “Ali bin Hasan telah memasukkan keburukan dan adab yang jelek terhadap Fatwa para ulama besar kita??!!.
Pertanyaan kepada sang ustadz;
- Keburukan apakah yang telah dimasukkan oleh asy-Syaikh Ali bin Hasan terhadap fatwa para ulama besar kita??!! dan
- Adab jelek apakah yang telah dimasukkan oleh asy-Syaikh Ali bin Hasan terhadap orang-orang berkenaan dengan fatwa ulama besar kita??!!.
Seorang alim berbicara, menulis dan mengajukan hujjah dan alasan-alasannya dari apa yang dinisbahkan kepada beliau dianggap sebuah keburukan??!!. Bolehkan seorang mengadakan pembelaan atas dirinya dalam tuntunan Islam??!!. Bukankah Nabi – shallallahu ‘alaihi wasallam – telah bersabda:
“إِنَّ لِصَاحِبِ الْحَقِّ مَقَالاً”.
“Sesungguhnya orang yang mempunyai hak, berhak untuk berbicara”.
Kemudian, apa yang anda maksudkan dengan ‘adab yang jelek’ yang beliau lakukan –dengan bantahannya – terhadap Fatwa para ulama?!
– Jika yang anda maksudkan bahwa beliau membantah al-Lajnah ad-Daa-imah dengan adab yang jelek, dengan kalimat yang tidak pantas; berarti anta ya Ustadz telah berbicara atas dasar kejahilan, tanpa ilmu atau atas dasar hawa nafsu.
Sebab, jika anda melihat dan membaca ungkapan beliau ketika membantah al-Lajnah ad-Da-imah, sungguh dengan adab dan akhlak yang sangat tinggi dan mulia, sebagai contoh; ucapan beliau (Ali Hasan) ketika mengawali bantahan tersebut dalam kitab beliau “Al-Ajwibah al-Mutalaa’imah ‘ala Fatwa al-Lajnah ad-Daa-imah” halaman 4, beliau berkata:
..فَمِنْ هَذَا الْمُنْطَلَقِ أَبْتَدِئُ (اْلأَجْوِبَةَ) – مَعَ كُلِّ التَّبْجِيْلِ وَاْلاِحْتِرَامِ؛ لِمَشَايِخِنَا اْلكِرَامِ – ؛ لَعَّلَ كَلِمَاتِي وَمُنَاقَشَتِي –هُنَا- إِنْ شَاءَ اللهُ – تَكُوْنُ (مُتَلاَئِمَةً) مَعَ مَا لَهُمْ فِى نُفُوْسِنَا مِنْ تَقْدِيْرٍ وَمَكَانَةٍ…
..maka bertolak dari hal ini saya (Ali bin Hasan) memulai menjawab – dengan segala pemuliaan dan penghormatan kepada para Syaikh kami yang mulia – ; semoga kalimat-kalimat dan dialog saya – di sini – in sya Allah – menjadi sesuai dengan kehormatan dan kedudukan mereka yang tinggi yang ada dalam diri kami…
Billahi ‘alaika ya ustadz Dzulqarnain, adakah kalimat yang lebih menunjukkan prilaku dan akhlaq serta adab yang mulia melebihi keindahan kalimat-kalimat beliau di atas???!!!. SILAHKAN PARA PEMBACA MENILAINYA!!!.
Namun jika yang anda (ya ustadz Dzulqarnain) maksudkan dengan pernyataanmu di atas; (Ali Hasan telah memasukkan kepada orang-orang keburukan dan adab yang jelek terhadap fatwa para ulama besar kita), bahwa sikap beliau membantah Fatwa al-Lajnah ad-Daa-imah atau ulama lainnya, adalah perbuatan yang menunjukkan adab dan perbuatan yang jelek – jika itu yang anda maksudkan; berarti ada keanehan dalam diri dan pemikiran anda yang perlu dibenarkan dan diluruskan. Karena sejak dahulu – zaman Salaf Shalih hingga detik ini, kaum muslimin menjumpai ulama-ulama mereka membantah dan menyanggah setiap perkara yang mereka melihat urgensi untuk dibantah dan terus ada dialog di antara para ulama, baik secara lisan maupun tulisan. Dan apa yang anda lakukan dengan ustadz Firanda, bukankah dalam hal sanggah menyanggah dan bantah membantah untuk mempertahankan argumentasi masing-masing???!! Padahal kalian berdua BUKAN ULAMA.
Jika anda mengatakan siapa Ali Hasan itu, beraninya membantah para Ulama Kibar?! Maka dikatakan kepada anda, bahwasanya Allah Dzat Yang Maha Besar tidak melarang UNTUK BERDIALOG.
Contoh-contoh dialog dalam al-Qur’an dan sunnah banyak ya ustadz, yang terpenting adalah dengan perkataan yang baik, adab yang tinggi, akhlaq yang mulia dan dengan cara yang santun; Allah Ta’ala berfirman:
{ادْعُ إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (125)}.
“Serulah (manusia) kepada jalan Rabb-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabb-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. (QS. An-Nahl: 125).
{وَلا تُجَادِلُوا أَهْلَ الْكِتَابِ إِلا بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ}.
“Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik”. (QS. Al-‘Ankabuut: 46).
Dan dalam realita, justru dijumpai dari-mu wahai ustadz Dzulqarnain SU’UL ADAB (keburukan adab) dan akhlak, dan anda TIDAK BERQUDWAH (tidak meneladani) guru dan syaikh-mu al-‘Allamtul Walid asy-Shalih al-Fauzan dalam adab dan akhlaq beliau;
CONTOHNYA; penyebutan beliau kepada asy-Syaikh Ali bin Hasan al-Halabi dengan menggunakan kata: (al-Akh asy-Syaikh…) ketika beliau memberikan Muqaddimah/taqridh pada kitab “Raf’ al-Laa-imah…” membuat asy-Syaikh Ali Hasan terharu akan ADAB dan AKHLAQ sang alim tersebut??!! Lalu mengucapkan ucapan syukur/terima kasih kepada beliau yang sedalam-dalamnya??!! (lihat; Kitab at-Tanbiihaat al-Mutawaa-imah fi Nushrati al-ajwibah al-Mutalaa-imah…hal. 189). sementara anda sebagai murid asy-Syaikh al-Fauzan, langsung saja menyebut nama –Ali Halabi-. Hal mana menunjukkan;
1- Akhlaq dan perangai antum yang kurang baik, tidak sopan dan buruk terhadap seorang yang bersebrangan dengan anda??!!.
2- Pengakuan antum bahwa antum banyak mengambil adab dan ilmu dari asy-Syaikh Shalih al-Fauzan dan ulama-ulama kibar lainnya, HANYA SEKEDAR BERBASA BASI KEPADA FADHILATUSY-SYAIKH DI ATAS KERTAS dan tidak antum praktekkan….!!! Untuk apa ya ustaaadz…antum mencari muka di hadapan beliau….!!! Tidak ada manfaatnya !!!.
3- Prilaku antum memberikan indikasi kesombongan dan keangkuhan antum terhadap seorang seperti asy-Syaikh Ali al-Halabi.
Ya ustadz, asy-Syaikh Ali Hasan sering datang ke Indonesia dan beliau orang yang lapang dada, jiwa besar, berakhlak mulia dan bermoral tinggi, baik terhadap kawan maupun lawan, mengapa ketika beliau datang, ustadz tidak menemui beliau untuk mendiskusikan permasalahan yang menjadi kendala dalam diri ustadz??!! Bukankan jika beliau sering datang ke Indonesia justru semakin membahayakan Da’wah Salafiyyah di Indonesia kamaa za’amtum (sebagaimana anggapan anda) ya untadz???!!!.
Jika antum bertemu ALI HASAN dan mendiskusikan sejumlah masalah dengan beliau, lalu antum kabarkan kepada al-‘Allamatul Walid asy-Syaikh al-Fauzan, PASTI BELIAU AKAN SANGAT GEMBIRA DAN ANTUM AKAN MENDAPAT TAZKIAH DAN PUJIAN LAGI DARI BELIAU???!!!.
Lagi pula, bukankah Allah telah berfirman:
{ادْفَعْ بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ فَإِذَا الَّذِي بَيْنَكَ وَبَيْنَهُ عَدَاوَةٌ كَأَنَّهُ وَلِيٌّ حَمِيمٌ (34)}.
“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia”. (QS. Fushshilat: 34).
Jika ustadz mau sangat didukung, DEMI KEMASLAHATAN DA’WAH SALAFIYYAH…!!!. INI IDE YANG BAIK…JANGAN USTADZ SIA-SIAKAN !
Tidak cukup hingga di sini saja, Ali Hasan pernah beberapa hari di sebagian dauroh ia mengajarkan kitabnya –yang berisi ajaran-ajaran batil- yang berjudul “Manhaj As-Salaf As-Sholeh fi Tarjiih Al-Mashoolih…”. (Ceramah pengajiannya direkam dan tersebar di internet). Yang mengherankan dari sikap orang-orang Rodja adalah mereka tetap mengundang Ali Hasan setelah jelas perkataan para ulama kibar yang mentahdzir Ali Al-Halabi, wallahul Must’aan.
Komentar : Ya Ustadz Dzulqarnain, Siapakah Ulama Kibar yang anda maksudkan yang telah mentahdzir Ali bin Hasan??!! Sebutkan nama-nama mereka dengan jelas !! jangan anda memancing di ‘AIR KERUH’ !!!.
Jika anda mengatakan; Ulama Lajnah ad-Da’imah yang telah mentahdzir beliau !. maka perlu dijelaskan kepada antum dan kepada orang-orang yang telah teracuni oleh bisa dan racun antum yang berbahaya; bahwa yang ditahdziir adalah DUA KITAB beliau yaitu; “at-Tahdziir min Fitnatit Takfiir” dan “Shaihati Nadziir bi Khathari at-Takfiir”. dan asy-Syaikh Ali bin Hasan telah menjawab masalah-masalah yang ditinjau oleh para Ulama Kibar akan bahayanya dalam masalah Iman, beliau menerima teguran mereka dan merujuk dari kesalahan jika memang salah dan keliru dan menyanggah yang memang harus disanggah. Itulah sikap yang dijumpai dari Syaikh Ali bin Hasan dalam permasalahan yang antum koar-koarkan !!!.
Ustadz ingin bukti-buktinya??!! Silahkan baca karya-karya tulis beliau dalam masalah tersebut dan sesudah tahdzir tersebut:
1- Al-Ajwibah al-Mutalaa’imah ‘ala Fatwa al-Lajnah ad-Daa’imah (cetakan pertama lebih kurang hanya 48 halaman).
2- At-Tanbiihaat al-Mutawaa-imah fi Nushrati Haqqi “Al-Ajwibah al-Mutalaa’imah ‘ala Fatwa al-Lajnah ad-Daa’imah” wa an-Naqsh ‘ala Aghaaliith wa Mughalathaat Raf’ul Laa-imah…”, lebih dari 600 halaman.
3- Al-Hujjah al-Qaa-imah fi Nushrah al-Lajnah ad-Daa-imah”, lebih dari 150 halaman.
Dan perlu kira dijelaskan dan ditegaskan kepada ust. Dzulqarnain bahwa Ali bin Hasan bukan Nabi yang ma’shuum dari kesalahan dan kekeliruan, dan seorang muslim tidak dibolehkan fanatik buta kepada seseorang kecuali kepada Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam – . Namun sebagai seorang yang berilmu, beliau – asy-Syaikh Ali bin Hasan – berhak untuk berbicara dan menyampaikan hujjah. Itulah ajaran da’wah salafiyyah??!! Masa ustadz tidak paham??! Ya ustadz….agama Islam tidak sama dengan agama kristen dan tidak pula sama dengan agama yahudi, yang mana dalam ajaran mereka; hak berbicara hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu yang mereka sebut ‘Rijaluddin’ (para pendeta, pastur dan rahib)….al-hamdulillah ‘ala ni’matil Islaam was Sunnah….maka janganlah generasi Islam ini diajarkan bertaqlid buta ya Ustaadz !!!. Janganlah ditanamkan kepada generasi kita bahwa yang paling benar adalah kelompok ustadz Dzulqarnain atau ustadz Fulan atau ustadz ‘Allan dst.nya…yang semodel dengan antum. Tanamkan pada generasi kita agar mereka selalu mengikuti dalil, hujjah dan burhan dan agar mau mengikuti kebenaran dari siapapun datangnya. Bukankah al-‘Allamtul Walid berkata dalam surat pengarahan beliau kepada antum: “Kebenaran adalah barang hilang milik orang yang beriman???!”.
Dan jika mereka mengundang asy-Syaikh Ali bin Hasan atau siapa saja dari kalangan ulama atau thalibul ‘ilm yang mutamakkin (yang mantap ilmu dan pemahamannya), apa urusan antum??!!.
Apa antum menginginkan diundang oleh Radio dan tv Rodja?! Atau oleh orang-orang yang selalu mengundang asy-Syaikh Ali Hasan??!!, Maaf ya Ustadz, dalam da’wah kalian – bagi orang yang mengikuti dan memahami perjalanan dawah ini – menjumpai berbagai hal yang menbingungkan dalam tindakan, dalam bersikap dan dalam suatu perkara. Terdapat idhthiraab (goncangan) yang dahsyat; hari ini kalian mengatakan A, besok kalian mengatakan B, lusa kalian mengatakan C dst.nya….buktinya banyak. Maka dari itu tidak sedikit orang yang putus asa dan futuur setelah mengikuti da’wah antum dan yang semisal dengan antum.
Metode da’wah antum dan orang-orang yang semisal dengan antum LEBIH CENDERUNG KEPADA METODE DAN CARA-CARA HIZBIYYAH, antum menyadarinya atau tidak, ridha atau tidak, namun itulah realitanya di lapangan bagi orang yang memiliki BASHIIRAH (MATA HATI).
نَسْأَلُ اللهَ العَافِيَةَ في الدُّنيَا والآخِرَةِ .
“Kami senantiasa memohon keselamatan kepada Allah di dunia dan di akhirat”
“يَا مُقَلِّبَ القُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ”.
“Wahai Dzat yang membolak balik hati manusia tetapkanlah hati kami di atas agama-Mu”.
“رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ”.
“Ya Rabb-Kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada Kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena Sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)”.
“اَللَّهُمَّ ثَّبِّتْنَا بِاْلقَوْلِ الثَّابِتِ فىِ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَفِى اْلآخِرَةِ”.
“Ya Allah tetapkanlah kami dengan perkataan yang teguh dalam kehidupan dunia ini dan di akhirat”.
2. Stasiun TV mereka menyebarkan clip clip videonya orang-orang yang dikenal dengan penyimpangan, seperti Muhammad al-‘Ariifi, Muhammad Hassaan Al-Mishri dan selain mereka berdua.
Komentar : Ya ustadz Dzulqarnain… jika antum orang yang Aqil dan da’i yang menghendaki kebaikan bagi setiap saudara antum seaqidah dan semanhaj, nasihatilah saudara-saudaramu di radio dan tv Rodja, sebutkan penyimpangan-penyimpangan orang-orang yang antum sebutkan, bisa jadi mereka belum mengetahui…..anda jangan mengira bahwa setiap orang mengetahuinya, dan BILA ANTUM MENGANGGAP PERLU, BERIKAN MASUKAN DAFTAR ORANG-ORANG YANG TIDAK DIBENARKAN berceramah di radio dan tv Rodja, dengan demikian antum telah menyampaikan, ballaghta…!!! JANGAN DILAPORKAN KE ASY-SYAIKH SHALEH AL-FAUZAN !!!. jangan seperti anak kecil yang merengek-rengek ya Ustadz.
COBA ANDA CERMATI JAWABAN ASY-SYAIKH AL-FAUZAN TERHADAP RENGEKAN-MU kepada BELIAU DALAM SURAT ANTUM, benar-benar dijumpai jawaban dan pengarahan yang SANGAT SINGKAT DAN PADAT PENUH ARTI DAN MAKNA, ALLAHU AKBAR, memang BEDA ucapan seorang yang alim seperti al-‘Allamatul Walid – hafidhahullah – dan ucapan…..!!!
3. Beberapa pemateri di Radio dan TV Rodja memiliki hubungan dengan Yayasan As-Sofwah di Jakarta, dan ini adalah yayasan yang dikenal mendukung pemikiran Salman al-‘Audah, Muhammad Surur dan selain mereka berdua.
Komentar : Ucapan yang ustadz tujukan kepada Yayasan ‘ash-Shafwah’ diberikan sepenuhnya kepada mereka untuk menjawab dan menyanggahnya jika dipandang perlu oleh mereka.
Keempat: Alhamdulillah –dengan taufiq dari Allah- kami telah belajar dari Anda dan para ulama kibar yang lainnya, sikap hikmah dan berakal, memperhatikan maqoshid Syari’ah, dan juga mempertimbangkan antara maslahat dan mudhorot.
Komentar : Ya ustadz, kelihatannya ucapan ini hanya sebuah SANDIWARA yang antum tampakkan kepada Syekh al-Fauzan, namun realitanya ALLAHUL MUSTA’AAN. Perdebatan-perdebatan anda dengan ustadz Firanda adalah bukti nyata kebohongan anda terhadap Syaikh al-Fauzan.
Sikap hikmah dan berakal manakah yang telah antum terapkan ??!! prilaku manakah dari antum yang menunjukkan bahwa antum memperhatikan maqoshid Syari’ah???!! dan perbuatan apakah yang telah membuktikan bahwa antum mempertimbangkan antara maslahat dan mudhorot ???!!!, luar biasa antum kepada al-‘Allamatul Walid, ya ustadz…!!!.
Meskipun kami mentahdzir mereka (orang-orang Rodja) akan tetapi pembicaraan kami hanyalah pada tempat-tempat yang sesuai di hadapan para penuntut ilmu. Adapun orang-orang awam bisa jadi menurut kami yang lebih baik bagi mereka adalah tidak melarang mereka dari mendengar/menonton Rodja, dalam rangka meminimalkan keburukan, dan termasuk dalam bab “Sesungguhnya Allah akan menolong agama ini dengan orang fajir”.
Komentar : Benar ya ustadz, Jika orang-orang ‘shalih’ seperti antum dan yang semisal antum tidak mampu menolong Agama Allah, pasti Allah akan menolong agama-Nya dengan orang-orang yang ‘fajir’ seperti radio dan tv Rodja. MASYA ALLAH TABAARAKALLAH.
Ya ustadz Dzulqarnain, tercium dari ucapanmu ini bahwa kamu mensucikan dirimu, sekan-akan antum yang paling benar, yang paling lurus dalam berpegang pada manhaj, yang paling bersih dan murni dalam bermanhaj, SUBHAANALLAH- Maha Suci Allah, padahal Allah Ta’ala berfrman;
{فَلَا تُزَكُّوا أَنْفُسَكُمْ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنِ اتَّقَى}
“Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah yang paling mengetahui tentang orang yang bertakwa”. (QS. An-Najm: 32).
Dan telah dikatakan:
“إِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ عُنْوَانُ ضَعْفِ عَقْلِهِ”.
“Kekaguman seseorang atas dirinya pertanda kelemahan akal pikirannya”.
Meskipun demikian, di sini sebagian orang aku dianggap termasuk orang yang keras (mutasyaddid) dan di sisi sebagian yang lain aku dianggap termasuk mumayyi’. Akan tetapi Alhamdulillah dengan taufiq dari Allah kami berusaha membawa kedua golongan tersebut kepada kebaikan dan sunnah.
Kelima: Penanya Firanda dan teman-temannya, bahkan orang-orang yang menyimpang dari kalangan ahlul bid’ah telah mengetahui bahwasanya kesibukan kami adalah mengajarkan kepada masyarakat Al-Qur’an dan Sunnah Nabi serta manhaj salaf.
Komentar : Billahi ‘alaika ya ustadz, Manhaj Salaf model apa yang antum ajarkan kepada kaum muslimin, umat dan masyarakat??!! Manhaj Salaf atau MANHAJ HIZBI, agar semua da’i dan thullabul ‘ilmi TUNDUK DAN PATUH kepada metode antum, ketentuan-ketentuan antum, instruksi-instruksi antum dan hal-hal yang telah antum gariskan??!!.
Dan aku tidaklah mentahdzir orang-orang Rodja kecuali di sedikit tempat tatkala dibutuhkan yaitu tatkala menjawab pertanyaan dan yang semisalnya. Alhamdulillah orang-orang mendapatkan manfaat dari tahdziran tersebut.
Komentar : JIKA USTADZ ANGGAP PERLU DAN HARUS, TERUSKAN SAJA MENTAHDZIR RADIO DAN TV RODJA YA USTADZ DAN ITU REALITANYA, ANTUM TIDAK SANGGUP MENTAHDZIRNYA, LAPOR KE MASYAYIKH. SUBHAANALLAH….
Namun seyogyanya ustadz renungkan hadits Nabi – shallallahu ‘alaihi wasallam – di bawah ini:
“إِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيْحَ لِلْخَيْرِ مَغَالِيْقَ لِلشَّرِّ، وَإِنَّ مِنَ النَّاسِ مَفَاتِيْحَ لِلشَّرِّ مَغَالِيْقَ لِلْخَيْرِ، فَطُوْبَى لِمَنْ جَعَلَ اللهُ مَفَاتِيْحَ الْخَيْرِ عَلىَ يَدَيْهِ وَوَيْلٌ لِمَنْ جَعَلَ اللهُ مَفَاتِيْحَ الشَّرِّ عَلىَ يَدَيْهِ”.
“Sesungguhnya di antara manusia ada yang berperan sebagai kunci-kunci kebaikan dan sesungguhnya di antara mereka ada pula yang menjadi pengunci bagi keburukan, dan bahwasanya di antara manusia ada yang berperan sebagai pembuka berbagai keburukan dan pengunci berbagai kebaikan, maka berbahagialah orang yang Allah jadikannya pada kedua tangannya pembuka-pembuka kebaikan, dan celakalah orang yang Allah jadikan pada kedua tangannya sebagai pembuka berbagai keburukan/kejahatan”. (Hadits Riwayat Ibnu Majah dan lainnya dan duhasankan oleh al-Muhaddits al-Albani).
Inilah yang sebenarnya terjadi, dan kami mengharapkan arahan dari Anda yang mulia, apakah sikap tahdziranku kepada Radio Rodja dan TV Rodja sesuai dengan kebenaran ataukah tidak??
Dan kami mengharapkan dari fadilatus Syaikh untuk memberi nasehat kepada orang-orang Rodja yang telah lalu penjelasan kondisi mereka, sesungguhnya kami mengharpkan kebaikan bagi sebagian mereka yang bersikap tasahul atau tersamarkan perkara baginya.
Komentar : Ustadz Dzulqarnain dalam paragraf ini meminta dari asy-Syaikh agar menasihati orang-orang rodja, ternyata justru dia, Dzulqarnain yang DINASEHATI OLEH asya-Syaikh –hafidhahullah – dalam poin-poin penting dari isi surat beliau; supaya lebih jelas bagi umat KAMI TEKANKAN LAGI NASIHAT ASY-SYAIKH KEPADA USTADZ DZULQARNAIN:
Janganlah engkau masuk dalam pergulatan dan pertikaian dengan orang-orang, karena hal ini akan menyibukanmu dari meneruskan jalanmu. (TERNYATA ANTUM MELANGGAR NASIHAT INI).
Janganlah engkau sibuk mencela orang-orang atau yayasan-yayasan. (JUGA ANTUM LANGGARKAN??!!!.
Demikian pula kami mengharapkan arahan dari fadilatus Syaikh tentang pendirian stasiun Televisi milik kami, karena ikhwan-ikhwan kami dan para pecinta kami memiliki kemampuan untuk mendirikan stasiun televisi.
Komentar : Dirikanlah ya ustadz Stasiun TV antum dan yang semodel dengan antum, selama itu bermanfaat bagi Islam dan Kaum muslimin kita-pun akan melihatnya dan TIDAK AKAN MENTAHDZIRNYA, jangan khawatir ya ustadz. Karena sebagaimana dikatakan;
“لِكُلِّ سَاقِطَةٍ لاَقِطَةٌ”.
“Setiap barang yang jatuh pasti ada pemulung/pemungutnya”.
Tontonan yang lebih buruk saja ada yang melihatnya apalagi stasiun tv antum, in sya Allah bermanfaat.
Jazaakumullahu khoiron dan semoga Allah melanggengkan Anda sebagai kebanggaan bagi Islam dan kaum muslimin.
Komentar : Amiin, amiin, amiin…ya Rabbal ‘alamin
Ditulis oleh Anak dan Murid Anda
Dzulqornain bin Muhammad Sanusi.
(silahkan lihat surat tersebut di https://app.box.com)Bersambung
semoga ustadz zulkarnain mendapat kan hidayah dan petunjuk dari allah
agar dia bisa kembali bersatu dan berhenti mencela orang-orang yang bersama radio dan tv rodja, semoga ustazd bisa kembali lagi berdakwah bersama-sama dengan pemahaman salafus sholeh,,
Masya allah sy baru baca tulisan ini di th2018, sy cenderung percaya kpd ustadz2 rodja daripada ust dzulkarnain, afwan ya ustadz
Berdamailah,.. sesama ‘AHLU SUNNAH WALJAMAAH’
Sesungguhnya syaitan telah putus asa dari (mendapatkan) penyembahan dari orang-orang yang shalat di jazirah arab, akan tetapi dia akan selalu mengadu domba di antara mereka. [HR. Muslim no. 2812]
Semoga Allah menjaga ustadz Dzulqarnain hafidzhahullah .. dan semoga Allah memberikan taufiknya kepada kita semua