RUJUKNYA ADMIN SALAF.DK
RUJUKNYA ADMIN SALAF.DK
(SA’ID “BAK” TO SALAF)
Memetik Hikmah dan Ibrah (Pelajaran) dari Taubatnya Saudara Abu Zakaria Saaid bin Gunnar Bak ad-Danimarki
Segala puji hanyalah milik Alloh, Rabb pemilik segala kemuliaan dan keagungan. Di tangan-Nya-lah segala sesuatu berada dan dengan kehendak-Nya-lah segala sesuatu berlangsung. Apabila Alloh telah memutuskan suatu perkara, maka tiada seorangpun atau apapun yang dapat mencegahnya. Siapa saja yang Alloh beri hidayah, maka tiada seorangpun yang dapat menyesatkannya dan barangsiapa yang Alloh leluasakan kepada kesesatan, maka tiada seorangpun yang dapat menunjukinya. Maha suci Alloh lagi Maha besar, yang maha berkuasa atas segala sesuatu. Shalawat dan Salam semoga senatiasa tercurahkan kepada junjungan kita, Muhammad Shallallahu ’alaihi wa Salam, kepada keluarga beliau dan para sahabat beliau serta siapa saja yang mengikuti beliau dan para sahabatnya sampai hari kiamat.
Abu Zakariya Sa’id bin Gunnar Bak ad-Danimarki, adalah salah seorang mu`allaf muslim dari Denmark. Pertama kali mengenal Islam, ia sering berkunjung ke Masjid Waqf di Copenhagen (Al-Waqf al-Iskandinâfî yang dikenal dengan Masjid at-Taubah). Masjid ini, sebagaimana kesaksian Saudara Sa’id bin Gunnar sendiri, merupakan masjid yang dihandle oleh organisasi ikhwani/quthbi di Copenhagen. Tidak lama kemudian, ia bergabung dengan Hizbut Tahrir selama kurang lebih 3-4 tahun. Setelah itu, ia memiliki kecondongan kepada agama Syi’ah, namun Alhamdulillah, Alloh melindunginya dari memasuki agama yang sesat ini.
Setelah mempelajari manhaj salaf secara otodidak dan membaca artikel-artikel salafiyyah berbahasa Inggris, ia mulai menunjukkan kecenderungan kepada dakwah salafiyyah –alhamdulillah-, lalu akhirnya ia mulai belajar untuk menjadi seorang salafiy. Kecenderungannya kepada dakwah salafiyyah, membuatnya bersemangat menyebarkan dakwah –walau tanpa diiringi ilmu yang memadai-, dan ia akhirnya membuat website khusus yang berisi link (url) ke website-website salafiy di dunia, yang dikenal dengan nama ”salaf.dk”. Website inilah yang mencikalbakali munculnya website serupa setelah salaf.dk berubah menjadi website Asy’ari-Maturidi-Sufi.
Dalam rentang 3-4 tahun sebagai salafiy, Sa’id Gunnar Bak mengalami futur dan kebingungan, disebabkan oleh adanya percekcokan dan perselisihan yang terjadi di tengah-tengah barisan salafiyyin, Saudara Sa’id mengatakan :
Internal disagreement amongst the Salafies (not on fundamental matters) left me tired and confused and so I left the Salafî understanding for what has been called “Traditional Sunni Islam” or the “Ash’arî/Mâturîdî/Sufî” understanding. That change happened in the Summer of 2006.
”Perselisihan internal diantara salafiyyin (bukan dalam masalah mendasar) menyebabkanku menjadi lelah dan bingung, sehingga aku akhirnya meninggalkan pemahaman salafi dan beranjak kepada pemahaman yang disebut dengan “Islam Sunni Tradisional” atau “Asy’ari/Maturidi/Sufi”. Perubahan ini terjadi pada muslim panas tahun 2006.” (lihat : http://www.sunnilinks.com/?cat=8)
Semenjak itulah, ia menyatakan bahwa dirinya bukan lagi salafi, bahkan link-link di websitenya salaf.dk, berubah mengarah kepada website-website kaum sufiyyah asy’ariyah maturidiyah dari kalangan ahlil kalam dan ahli bid’ah. Sa’id bin Gunnar Bak menjelaskan di dalam websitenya tersebut sebagai berikut :
I no longer follow the “salafiyyah”. I now follow the ‘aqida and manhaj of the Ahlus-Sunna wal-Jama’a. That is the Ash’ari/Maturidi school in ‘aqida and the Maliki madhhab in fiqh. This list is a Sunni list and Shaikh Nuh is a Sunni scholar. Tasawwuf (Sufism) is an Islamic science. If you are interested I can recommend some articles. May Allah keep os steadfast on the Truth. Was-Salamu ‘alaikum. Saeed bin Gunnar Bak”
“Saya sudah tidak lagi mengikuti “salafiyyah”. Saya sekarang mengikuti ‘aqidah dan manhaj ahlus sunnah wal jama’ah. Yaitu madzhab Asy’ari/Maturidi di dalam aqidah dan madzhab Maliki di dalam Fikih. Daftar ini (yaitu daftar website di salaf.dk) adalah daftar website sunni dan Syaikh Nuh (maksudnya Hamim Nuh Keller, seorang sufi tulen) adalah ulama sunni. Tashawwuf (Sufiyah) merupakan bagian ilmu Islam. Apabila anda berminat, saya dapat merekomendasikan beberapa artikel. Semoga Alloh mengistiqomahkan kita di atas kebenaran. Wassalamu’alaikum. Sa’id Gunnar Bak.” (Tuesday, September 05, 2006 8:17 AM)
Saya (Abu Salma) ketika mendapatkan berita ini dan membaca langsung apa yang ia tuliskan di websitenya (salaf.dk), saya langsung beristighfar dan memohon perlindungan kepada Alloh dari kesesatan dan kelabilan jiwa. Saya berupaya bertanya-tanya, apa gerangan yang terjadi dengan saudara Abu Zakaria Sa’id bin Gunnar Bak ini?! Padahal, saya cukup mengenal dia ketika ia masih berada di atas manhaj salaf dan saya mengenalnya sebagai seorang yang cukup ‘kenceng’, walaupun kami memiliki beberapa perbedaan dan perselisihan ketika itu. Saya dulu sering berkomunikasi dengannya via MIRC dan email.
Saya teringat, bahwa ia pernah meminta saya untuk melistkan website salafiy di Indonesia, lalu saya berikan kepada dia. Alhamdulillah, beberapa waktu kemudian daftar yang saya berikan dimuatnya ke dalam websitenya salaf.dk. Lalu, beberapa hari kemudian saya sedikit terperanjat, bahwa seluruh list website yang saya berikan dihapus dan diganti dengan list website salafiy yang sebagian oknum di dalamnya dikenal dengan karakter keras dan ghuluw. Ketika saya konfirmasi, dia mengatakan bahwa list website yang saya berikan adalah websitenya sururi, dan ia mengatakan bahwa ada kenalan ikhwah salafiy Indonesia yang memberitahukannya bahwa situs yang saya berikan –termasuk saya- adalah ikhwani quthbi sururi –wal’iyadzubillah-.
Demikian pula dengan beberapa website berbahasa Inggeris. Hanya karena mendapatkan informasi sepihak tanpa ada tabayyun, ia langsung menghapus beberapa link salafiy dari websitenya. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh admin salafimanhaj.com, di dalam artikelnya yang berjudul “From One Extreme to Other : The Ridiculous Situation of The One Who Went ‘Bak’ : Abu Zakariya Sa’id bin Gunnar Bak and His Salaf.dk Website” (silakan download di sini). Admin Salafimanhaj.com mengatakan :
After witnessing the development of the ‘salaf.dk’ site it was apparent that the moderator was totally ignorant of the Salafee da’wah and manhaj. He included sites based on “what brothers told him” and dropped sites also based on this blind-following. For example, he took off a site of one of the Salafee brothers, which was www.Quran.nu and when we asked him why he took it off he said that it was because “a brother had told him that it was a Qur’aniyyoon website”!!? This demonstrates that he had no ‘ilm, no knowledge, was distant from the Salafees in the west and one who went with the flow according to what others “told” him. He merely included sites based on info from people he did not knew, demonstrating his gullibility and lack of caution.
“Setelah menyaksikan perkembangan situs ‘salaf.dk’, sungguh tampak bahwa moderator situs ini benar-benar jahil terhadap dakwah dan manhaj salaf. Ia memasukkan situs-situs (ke dalam websitenya salaf.dk) berdasarkan “apa yang dikatakan oleh ikhwan tertentu” dan menghapus situs lainnya juga berdasarkan taqlid buta seperti ini. Sebagai contoh, ia menghilangkan salah satu situs ikhwan salafiy, yaitu www.Quran.nu dan ketika kami menanyakan kepadanya mengapa ia menghapus website tersebut, ia menjawab hal ini disebabkan “ada seorang ikhwan yang mengatakan bahwa website tersebut (Quran.nu) adalah websitenya Qur’aniyyun.”!!? Hal ini menunjukkan bahwa dirinya tidak punya ilmu dan pengetahuan, jauh dari salaffiyyin di Barat dan ia termasuk orang yang berjalan mengikut aliran berdasarkan apa yang dikatakan orang lain. Ia semata-mata memasukkan situs hanya berdasarkan informasi dari orang-orang yang tidak ia kenal, yang menunjukkan sifatnya yang mudah ditipu dan minimnya kewaspadaan.” (lihat : “From One Extreme to Other” hal. 2)
Tidak lama setelah itu, tepatnya pada tahun 2006 bulan September, sebuah perubahan drastis terjadi. Abu Zakariya Sa’id bin Gunnar telah menjadi seorang sufi yang melepaskan aqidah dan manhaj salaf, dan mengikatkan diri kepada Asy’ariyah-Maturidiyah-Sufiyah. Ia mengklaim wajibnya bermadzhab, mengikatkan diri kepada imam tertentu dan menunjukkan kebenciannya terhadap dakwah salafiyyah. Ia telah menjadi salah seorang penyokong 3K (baca : three Ks atau Trio K), yaitu Keller, Kautsari dan Kabbani, para musuh dakwah salafiyyah. Sebenarnya, Sa’id Gunnar Bak ditengarai terpengaruh oleh ”al-Murabitun World Sufi Movement”, sebuah organisasi sufi di Eropa yang bertujuan menarik orang Eropa berkulit putih. Klaim yang ia sebutkan, yaitu ”Islam Tradisional” merupakan landasan yang sering didengung-dengungkan oleh Hamzah Yusuf Hanson, seorang sufi tulen beraqidah Asy’ariyah, mantan penasehat khusus George Bush Junior tentang masalah keislaman. [Baca lebih lengkapnya dalam “From One Extreme to Other”)
Alhamdulillah, pada 15 Oktober 2007 bertepatan dengan 4 Syawwal 1428 H, saudara kita Abu Zakariya Saaid bin Gunnar Bak, webmaster website salaf.dk telah kembali rujuk ke manhaj salaf. Di dalam websitenya, ia mengatakan :
This yearning for al-Haqq has now lead me back to the understanding, about which I no longer hold any doubt is the correct and true one, namely Fahm as-Salaf as-Sâlih (the understanding of the Pious Predecessors), without adding anything to it. I wash my hands from the Ash’arî and Mâturîdî understandings and all the other understandings of the Ahl ul-Kalâm and Ahl ul-Bid’ah in general, among them those who like to call themselves as-Sûfiyyah or Ahl ut-Tasawwuf. There is no doubt that sulûk and tazkiyat un-nafs is a part of Islâm, but as with everything else in Islâm this “science” too needs to be understood through the principle of:
“There is no salvation except through following the Salaf”
And Allâh is the One Who Guides.
So I am a Salafî (Atharî) in ‘aqîdah and manhaj (methodology), wal-hamdulillâh [This public declaration is necessary because I have been involved in spreading falsehood and misunderstandings in my time with the Ahl ul-Bid’ah. So now is should be clear to whoever reads this that I have nothing to do with my former Ahl ul-Bid’ah stances, having made Tawbah from them.]
As shaikh Muhammad Nâsiruddîn al-Albâni (rahimahullâh) wrote:
“As for the one who ascribes himself to all of the as-Salaf us-Sâlih then he ascribes himself to what is protected from error.” [Majallat ul-Asâlah, 9/87]
Allâhumma yâ Muqallib al-Qulûbi thabbit qulûbanâ ‘alâ Dînik, wa sallî wa sallim wa bârik ‘alâ nabiyyinâ Muhammadin wa ‘alâ Âlihi wa Sahbihi ajma’în.
Wrote the slave in need of his Rabb’s Forgiveness and Grace,
Abû Zakariyâ
Sa’îd bin Gunnar Bak ad-Danimârkî
Odense, Denmark – 4 Shawwâl 1428 | 15 October 2007
Yang artinya kurang lebih sebagai berikut :
“Pencarian akan kebenaran ini, sekarang telah membimbingku kembali kepada suatu pemahaman, dimana saya sudah tidak lagi memiliki keraguan akan kebenaran dan kesahihannya, yang disebut dengan Fahm as-Salaf ash-Shalih, tanpa menambah-nambahi sedikitpun kepadanya. Saya cuci tangan dari pemahaman Asy’ari dan Maturidi dan seluruh pemahaman Ahlul Kalam dan Ahlul Bid’ah pada umumnya, diantaranya adalah mereka yang lebih suka menyebut diri mereka dengan as-Shufiyyah atau Ahlut Tashawwuf. Tidak diragukan lagi, bahwa suluk dan tazkiyatun nafsi adalah bagian dari islam. Akan tetapi, dengan semua hal yang lainnya di dalam islam, ilmu ini juga membutuhkan agar difahami dengan prinsip : “Tidak ada keselamatan kecuali dengan meneledani salaf.” Hanya Allohlah yang memberikan hidayah.
Jadi, saya adalah seorang Salafi (Atsari) baik di dalam ‘aqidah dan manhaj, walhamdulillah [deklarasi publik ini diperlukan sebab saya dulu pernah memiliki sangkut paut di dalam menyebarkan kebatilan dan kesalahfahaman di masa saya masih bersama ahlul bid’ah. Jadi, sekarang haruslah dijelaskan bagi siapa saja yang membaca (tulisan) ini, bahwa saya tidak lagi memiliki hubungan dengan sikap ahlul bid’ahku yang terdahulu, dan saya telah bertaubat dari mereka.]
Sebagaimana asy-Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani (rahimahullahu) menyatakan : “Adapun seseorang yang menisbatkan diri kepada as-Salaf ash-Shalih, maka ia telah menisbatkan dirinya kepada sesuatu yang terjaga dari kesalahan (al-Ishmah).” [Majallah al-Asholah, XI/87]
Allâhumma yâ Muqallib al-Qulûbi thabbit qulûbanâ ‘alâ Dînik, wa shallî wa sallim wa bârik ‘alâ nabiyyinâ Muhammadin wa ‘alâ Âlihi wa Shahbihi ajma’în.
Ditulis oleh seorang hamba yang mengharapkan maghfirah dan rahmat Rabb-Nya
Abû Zakariyâ
Sa’îd bin Gunnar Bak ad-Danimârkî
Odense, Denmark – 4 Syawwâl 1428 | 15 Oktober 2007.”
[lihat : sunilink]
Semoga Alloh menerima taubat saudara kita Abu Zakariya dan menjadikannya seorang yang tulus di dalam taubatnya, dan menjadikan dirinya –dan kita semua- sebagai kaum muslimin yang bersaudara di atas al-Qur`an dan as-Sunnah ash-Shahihah. Semoga Alloh mengistiqomahkan saudara Abu Zakariya –dan kita semua- di atas manhaj yang lurus lagi haq ini, yaitu manhaj para pendahulu kita yang shalih, salaful ummah.
Faidah :
Sesungguhnya, banyak sekali faidah ibrah dan hikmah yang bisa kita petik dari kisah saudara Abu Zakariya ini, diantaranya adalah :
-
Hati seorang hamba itu lemah, dan Alloh-lah yang menggenggam hati hamba-hamba-Nya. Ia berkuasa membalik-baliknya sekehendak-Nya. Oleh karena itu, wajiblah bagi kita senantiasa memohon kepada Dzat yang membolak-balikkan hati agar mengukuhkan kita di atas agama yang lurus dan menjauhkan kita dari fitnah di dalam agama dan syubuhat.
-
Hendaklah seorang muslim yang telah diberi hidayah oleh Alloh dapat berjalan di atas kebenaran manhaj salaf, tidak menjadi orang yang sombong dan besar diri. Hendaklah ia bersikap kasih sayang dan lemah lembut terhadap saudaranya sesama muslim. Hendaklah ia mengingat akan keadaan dirinya dahulu sebelum Alloh memberikannya hidayah, dan hendaklah ia berupaya mengajak saudara-saudaranya dengan cara yang hikmah dan rahmah untuk merengkuh hidayah dari Alloh.
-
Hendaklah seorang salafi ahlus sunnah, ia menyibukkan diri dengan ilmu yang bermanfaat dan tidak menyibukkan diri dengan fitnah perselisihan dan qiila wa qoola, karena hal inilah yang menyebabkan masuknya syaithan dan musuh dakwah ke dalam barisan dakwah salafiyyah, lalu memporakporandakannya. Terutama akan menyebabkan hati dan pemikiran menjadi bingung dan gelisah, sehingga syubuhat akan mudah masuk ke dalam dirinya.
-
Bersikap taqlid buta, sibuk dengan qiila wa qoola, menguji manusia dengan perseorangan dan ghuluw di dalam menghukumi seseorang, merupakan salah satu faktor pemicu rusaknya hati dan jauhnya seseorang dari manhaj salaf. Sa’id bin Gunnar Bak merupakan pelajaran bagi kita, sebagaimana dijelaskan oleh admin salafimanhaj.com, dulunya ia adalah seorang yang gemar bertanya tentang fulan dan fulan di forum salafitalk dan semisalnya, lalu ia menerapkan wala’ dan baro’ begitu saja dari informasi yang ia dapatkan, sehingga ia menjadi seorang taqlidi yang tak berilmu, yang pada akhirnya ia menjadi mudah tergelincir kepada kesesatan dan futur. Dan betapa banyak orang seperti ini di negeri kita, yang masih jahil dan bersemangat tinggi namun mudah mencela dan menvonis… sehingga mereka menjadi ahlil fitnah wal furqoh… wal’iyadzubillah
-
Kelemahlembutan dan keilmiahan, menyejukkan jiwa dan mengajak manusia kepada kebenaran. Hal inilah yang mendorong saudara Abu Zakariya kembali kepada manhaj salaf. Setelah ia berada dalam kebingungan sikap ketika melihat oknum-oknum salafiyyin yang bertikai dan berselisih, ia akhirnya dapat melihat cahaya ilmiah di dalam manhaj salaf yang sejati, yang dikarakteristiki oleh kelemahlembutan dan kasih sayang. Hal ini nampak dalam websitenya yang memuat terjemahan muqoddimah Syaikh ‘Abdul Muhsin al-‘Abbad di dalam Rifqon Ahlas Sunnah bi Ahlis Sunnah cetakan ke-2.
-
Siapa saja yang memulai amalnya atau dakwahnya dengan sikap ghuluw atau ekstrem, maka ia akan menuai kegagalan atau bahkan kesesatan. Betapa banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah Ja’far ‘Umar Thalib, Falih al-Harbi, Fauzi al-Bahraini dan lain-lain. Kecuali mereka yang dirahmati Alloh dan mau kembali bertaubat, rujuk kepada kebenaran…
Wallohu a’lam bish showab…
Assalamualaikum wa rahmatullohi wabarokatuh,
Ahki yang budiman, pengalaman seperti ini banyak dialami oleh para pecinta manhaj ini, lebih lebih bagi mereka yang masih awam,
Hal ini kenapa, karena secara realita bagi dia, kebenaran yang dibawa dari dakwah ini belum bisa menyentuh relung hatinya berupa manfaat kebaikan yang seharusnya merupakan buah dari kebenaran,
Semoga kita semua bisa istiqamah menarik para awam untuk mempelajari manhaj yang diridhoi ini, tentu dengan membusanai diri dengan budi pekerti rasulullah,dan yang mengikuti keindahan budi pekerti ini, barokallohufiikum.
Tulisan yang bermanfaat ana akan posting di blog ana, insyalloh.
Abu Amin Cepu
http://abuamincepu.wordpress.com/
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
Alhamdulillah perjalanan panjang dan berliku telah membawa saudara kita kembali kepada Islam. Semoga perjalanan panjangnya menjadi benteng atasnya karena telah mengetahu mana yang haq dan mana yg bathil.
Barokallahu fiikum yaa akhi fillah.
Apakah ada ahlul ilmi mutamakkin yang mendampingi beliau. Jika tidak, saya mengkhawatirkan bahwa saudara kita tersebut masih bisa tersambar syubhat yang lain.
Yang kutahy manhaj salafi tuh dah jelas. Yaitu manhaj ilmiyah. Beramal dengan dasar ilmu dari qur’an dan hadits dgn pemahaman para sahabat. Makanya salafiyin bisa istiqomah dan punya komitmen kuat dalam BerIslam.
Allahu akbar, sesungguhnya syaithan itu benar-benar mengalir bersama aliran darah. Tidaklah dakwah yang kita berada di atasnya merupakan dakwah yang penuh hikmah. Memang benar, sangat sulit bagi seseorang untuk menerima dakwah salaf. Karena itulah kita sendiripun harus sabar berada di atasnya.
Jangan pernah terpengaruh, dan jangan pernah terjerumus kepada jalan-jalan yang lain. Di zaman sekarang ini, seseorang yang hari ini beriman bisa jadi besok dia sudah kafir, dan bisa jadi dia sekarang ahlu bid’ah besok sudah jadi ahlu sunnah.
Saya pun merasa kita harus hati-hati, apalah seorang manusia seperti saya yang tidak ma’shum, tidak ada jaminan saya sekarang beriman, maka besok saya ingkar.
wallahu’alam bishawab.