INDAHNYA ISLAM
Nabi Shallallâhu alayhi wa Salam bersabda :
إن الله وأهل السموات والأرض حتى النملة في جحرها وحتى الحوت ليصلون على معلم الناس الخير
Sesungguhnya Allâh dan Malaikat-Nya, beserta seluruh penduduk langit dan bumi, hingga semut di dalam sarangnya dan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia. (Shahîh at-Targhîb no 77)
Dalam riwayat lain secara Mauquf dari Ibnu Abbas :
إن الذي يعلم الخير تستغفر له كل دابة حتى الحوت في البحر
Sesungguhnya orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia, akan dimohinkan ampun oleh semua hewan hingga ikan sekalipun yang berada di dalam samudera. (Silsîlah Shahîhah : 1852)
BAGAIMANA BISA SEMUT DI DALAM SARANGNYA DAN IKAN DI SAMUDERA BERSHOLAWAT DAN MEMOHONKAN AMPUNAN KEPADA ORANG BERILMU YANG MENGAJARKAN ILMUNYA??
Maka jawabannya, sebagaimana dipaparkan oleh Ibnu Qudamah al-Maqdisî, adalah manfaat dan kebaikan ilmu itu luas dan mencakup segala sesuatu. Termasuk tentang semut dan ikan.
Dengan ilmu manusia bisa mengetahui halal dan haram.
Dengan ilmu manusia bisa menasehati agar berbuat baik terhadap semuanya, termasuk hewan ternak, semut di sarangnya dan ikan di samudera.
Karena itulah Allâh mengilhamkan kepada hewan² tersebut istighfar sebagai balasan atas orang² berilmu.
ISLAM ADALAH AGAMA INDAH, YANG MENGAJARKAN ETIKA TERHADAP HEWAN DAN MAKHLUK LAINNYA
Ketika Nabî Shallallâhu alayhi wa Salam melewati ada orang yang menjadikan burung sebagai sasaran memanah. Nabi Shallallâhu alayhi wa Salam bersabda :
لعن الله من اتخذ شيئا فيه روح غر ضا
“Allah mengutuk orang yang menjadikan sesutu yang bernyawa sebagai sasaran” [HR Ahmad]
Berkenaan dengan semut, Ibnu Abbas berkata :
نهى النبي عن قتل اربع من الدواب : النملة والنحلة والهدهد والصرد
Nabi melarang dari membunuh 4 hewan : semut, lebah, burung hudhud dan burung shurod (sejenis pipit) (HR Abu Dawud)
Dalam sebuah riwayat dari Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata, “Kami pernah bersama Rasulullah melewati sebuah sarang semut yang telah terbakar. Nabi lalu marah dan bersabda,
إِنَّهُ لَايَنْبَغِي لِبَشَرٍ أَنْ يُعَذِّبَ بِعَذَابِ اللهِ
‘Sesungguhnya tidak patut bagi manusia untuk menyiksa dengan siksaan Allah’.” (HR. Ahmad)
Bahkan disaat menyembelih hewan, Nabî Shallallâhu alayhi wa Salam pun memerintahkan untuk menajamkan pisau dan membuat hewan sembelihan kita nyaman.
Alangkah benarnya sabda Nabi kita Muhammad Shallallâhu alayhi wa Salam :
ارحموا من فى الاض ير حمكم من فى السماء
“Sayangilah yang ada di bumi ini, niscaya kalian dikasihani oleh yang ada di langit” [HR At-Tirmdzi]
Sahabat, jika terhadap hewan saja kita diajarkan adab dan etika, sehingga Allâh mengilhamkan kepada mereka agar mendoakan orang² berilmu…
Lantas bagaimana dengan manusia? Apalagi yang katanya, ngakunya berilmu dan paling sejati, kokoh dan murni???
@abinyasalma
Ada yg salah tulis di redaksi hadits tentang rahmat