DIANTARA TANDA HARI KIAMAT : MEMILIH IMAM HANYA DILIHAT DARI SUARANYA YANG MERDU
DI ANTARA TANDA KIAMAT :
Mengutamakan Seseorang ‘tuk Mengimami Shalat Hanya Karena Kemerduan Suaranya, Bukan Pemahaman Agamanya
◾Rasulullah ﷺ bersabda :
[ بادروا بالأعمال خصالا ستا : إمارة السفهاء وكثرة الشرط وقطيعة الرحم وبيع الحكم واستخفافا بالدم ونشوا يتخذون القرآن مزامير يقدمون الرجل ليس بأفقهـهم ولا أعلمهم ما يقدمونه إلا ليغنيهم ] .
“Ada enam hal kelak (yang aku khawatirkan dari kalian) :
1⃣ kepemimpinan (yang dipegang oleh) orang-orang bodoh
2⃣ banyaknya persyaratan
3⃣ terputusnya tali silaturahim,
4⃣ jual beli hukum (yaitu banyaknya suap/risywah),
5⃣ remehnya pertumpahan darah,
6⃣ dan generasi muda yang menjadikan Al-Qur`ān sebagai mazmur (nyanyian / puji-pujian keagamaan)
Mereka lebih mengutamakan orang yang tidak faqih (memiliki pemahaman) lagi tidak berilmu tentang agama, namun yang lebih mereka utamakan adalah orang yang dapat melantunkan al-Qur’ān (secara indah) ‘tuk mereka.”
📚 Hadits shahih, dalam Silsilah ash-Shahīhah no. 979.
=====
◽’Abdul Malik bin Habīb rahimahullāh berkata :
«ولاينبغي أن يُقدّم القراء في رمضان لأصواتهم وألحانهم، ولكن يُتخيّر لذلك أهل الفضل والصلاح في حالهم».
«Tak sepatutnya para qāri` itu lebih dikedepankan (untuk menjadi imam) hanya karena suara dan langgam bacaan mereka (yang indah), namun (seharusnya) yang dipilih adalah orang yang memiliki keutamaan dan kesalehan.»
📚 Al-Wādhihah hal. 53
=====
◾Al-’Allāmah Abu ’Abdillah bin Al-Hajj Al-Māliki rahimahullah (wafat 737 H) berkata :
• – وَيَنْبَغِي أَنْ يَكُونَ ” الْإِمَامُ فِي قِيَام رَمَضَان ” مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ وَالْخَيْرِ وَالدِّيَانَةِ بِخِلَافِ مَا يَفْعَلُهُ بَعْضُهُمْ الْيَوْمَ ؛ لِأَنَّ الْغَالِبَ مِنْهُمْ أَنَّهُمْ إنَّمَا يُقَدِّمُونَ الرَّجُلَ لِحُسْنِ صَوْتِهِ لَا لِحُسْنِ دِينِهِ وَقَدْ قَالَ مَالِكٌ – رَحِمَهُ اللَّهُ – فِي الْقَوْمِ يُقَدِّمُونَ الرَّجُلَ لِيُصَلِّيَ بِهِمْ لِحُسْنِ صَوْتِهِ إنَّمَا يُقَدِّمُوهُ لِيُغَنِّيَ لَهُمْ .
“Selayaknya seorang imam qiyām (shalat malam) di bulan Ramadhan ialah seorang yang berilmu, pelaku kebaikan dan relijius (saleh). Berbeda dengan sebagian orang pada zaman ini; karena kebanyakan mereka itu menunjuk seseorang (untuk mengimami shalat) hanya karena suaranya yang merdu, bukan karena agamanya yang baik. Malik rahimahullah pun telah berkata tentang kaum ini, yaitu kaum yang menunjuk seseorang agar menjadi imam shalat mereka hanya lantaran suaranya yang merdu semata, «Sesungguhnya mereka itu menunjuk orang yang bersuara merdu, agar dia “melagukan Al-Qur’ān” untuk mereka»…”
【 Al-Madkhal (2/292) 】
🖋 Dialihbahasakan oleh : Ummu Abdirrahman
🔍 Dimuroja’ah oleh : Abu Salma Muhammad