BANTAHAN TERHADAP ASUMSI FLAT-EARTH

Akhir² ini lagi panas diskusi tentang asumsi bahwa bumi itu flat atau datar, tidak bulat atau spherical. Ini semua berawal dari video youtube yang sedang mempromosikan asumsi ini dengan klaim bukti ilmiah dan fakta.
Pemahaman _flat earth_ ini adalah konsep yang diyakini kaum Kristiani Gerejawi semenjak berabad² yang lalu. Dan kini, coba dihidupkan kembali oleh sebagian pendukungnya. Ironinya, sebagian saudara kita umat Islam ikut termakan dengan asumsi ini.

Dalam tulisan ini, saya akan lebih fokus membawakan pendapat para ulama Islam, karena nama Islam dan ulamanya dicatut untuk melegitimasi dan menjustifikasi klaim asumsi _flat-earth_ tersebut. 

*Bulatnya bumi itu ijma’ ilmuwan muslim*

IslamQA mengatakan :

حكى غير واحد من أهل العلم الإجماع على كروية الأرض ، ومن ذلك :

Diriwayatkan lebij dari satu ulama tentang adanya ijma’ (konsensus) atas bulatnya bumi. Diantaranya :
1⃣ *Paparan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah*

*PERTAMA*

Syaikhul Islam menukilkan pendapat Abul Husain Ibnul Munādī _rahimahullāhu_ sbb :

وقال الإمام أبو الحسين أحمد بن جعفر بن المنادي من أعيان العلماء المشهورين بمعرفة الآثار والتصانيف الكبار في فنون العلوم الدينية من الطبقة الثانية من أصحاب أحمد :

Al-Imām Abūl Husain Ahmad bin Ja’far bin al-Munādī, dari pembesar ulama yang _masyhūr_ (dikenal) dengan pengetahuannya tentang _atsar_ dan _tashānīf_ (tulisan²) besar dalam bidang ilmu _dīniyah_ dari tingkatan kedua sahabat Imam Ahmad :

لا خلاف بين العلماء أن السماء على مثال الكرة ……

_”Tidak ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama bahwa langit itu juga seperti bola (spherical)”_

قال : وكذلك أجمعوا على أن الأرض بجميع حركاتها من البر والبحر مثل الكرة .

Beliau juga mengatakan :

_”Demikian pula para ulama bersepakat bahwa bumi itu berikut pergerakannya dari daratan dan lautan adalah seperti bola.”_

قال : ويدل عليه أن الشمس والقمر والكواكب لا يوجد طلوعها وغروبها على جميع من في نواحي الأرض في وقت واحد ، بل على المشرق قبل المغرب ”

Beliau berkata kembali :

_”Yang menunjukkan hal ini (bumi berbentuk bola, pent.) adalah bahwa matahari dan bulan serta bintang itu tidaklah mengalami terbit dan tenggelam dari kesemua ufuk (ujung) bumi dalam satu waktu. Namun terjadinya di wilayah timur dulu sebelum maghrib.”_

? _Majmū’ al-Fatāwā XXV/195.
*KEDUA*

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah _rahimahullāhu_ pernah ditanya tentang adanya dua orang yang saling berdebat mengenai “bentuk (kaifiyat) langit dan bumi”, apakah keduanya berbentuk fisik seperti bola?

Salah seorang dari mereka beranggapan bentuknya seperti bola, dan yang satu langi mengingkarinya dan mengatakan pendapat tsb tidak memiliki asal.

Lantas mana yang benar?

Maka Syaikhul Islam menjawab :

السموات مستديرة عند علماء المسلمين ، وقد حكى إجماع المسلمين على ذلك غير واحد من العلماء أئمة الإسلام :

_”Langit itu berbentuk bulat menurut ulama kaum muslimin. Dan telah diriwayatkan adanya ijma kaum muslimin mengenai hal ini oleh lebih dari satu orang ulama dan imam Islam._

مثل أبي الحسين أحمد بن جعفر بن المنادي أحد الأعيان الكبار من الطبقة الثانية من أصحاب الإمام أحمد وله نحو أربعمائة مصنف ،

Seperti Abūl Husain Ahmad bin Ja’far bin al-Munādī, salah satu pembesar senior tingkatan kedua dari sahabat Imam Ahmad, dan beliau memiliki 400 _mushonnaf_ (karya tulis)

وحكى الإجماع على ذلك الإمام أبو محمد بن حزم وأبو الفرج بن الجوزي ،

Diriwayatkan pula ijma ini, Imam Abū Muhammad bin Hazm dan Abūl Faraj bin al-Jauzī.

وروى العلماء ذلك بالأسانيد المعروفة عن الصحابة والتابعين ، وذكروا ذلك من كتاب الله وسنة رسوله ، وبسطوا القول في ذلك بالدلائل السمعية ،وإن كان قد أقيم على ذلك أيضا دلائل حسابية ،

Para ulama meriwayatkan pendapat ini (yaitu bumi itu seperti bola, pent.) dan _sanad_ yang dikenal dari para sahabat dan tabi’in. Mereka juga menyebutkan dalil²nya dari Kitābullah dan sunnah Rasulullah. Mereka memaparkan pendapat tentang bulatnya bumi ini dengan dalil² _sam’iyyah_. Walaupun juga dalil² _hisābiyah_ (berdasarkan pengamatan dan perhitungan) sudah menunjukkan hal ini.

ولا أعلم في علماء المسلمين المعروفين من أنكر ذلك ، إلا فرقة يسيرة من أهل الجدل لما ناظروا المنجمين قالوا على سبيل التجويز : يجوز أن تكون مربعة أو مسدسة أو غير ذلك ، ولم ينفوا أن تكون مستديرة ، لكن جوزوا ضد ذلك ،

Saya belum pernah tahu ada ulama kaum muslimin yang dikenal yang mengingkari bulatnya bumi. Kecuali sekelompok kecil dari tukang debat. Dimana mereka mendebat para ahli astronomi dengan metode _tajwīz_ (asumsi “bisa jadi”), yaitu “bisa jadi” berbentuk persegi, segi tiga atau bentuk lainnya. Mereka tidak juga mengingkari bisa jadi berbentuk bulat. Namun, mereka membolehkan pendapat yang berlawanan.

وما علمت من قال إنها غير مستديرة – وجزم بذلك – إلا من لا يؤبه له من الجهال …

Tidaklah kuketahui orang yang berpendapat bahwa bumi itu tidak bulat dan ia memastikannya, melainkan ia hanyalah orang pandir…

? _Majmū’ al-Fatāwā_ VI/586
2⃣ *Paparan Imam Ibnu Hazm*

*Pengakuan penjelasan bulatnya bumi*

Abū Muhammad bin Hazm _rahimahullāhu_ berkata :

وذلك أنهم قالوا : إن البراهين قد صحت بأن الأرض كروية ، والعامة تقول غير ذلك ، وجوابنا وبالله تعالى التوفيق :

Karena itulah mereka mengutarakan : Sesungguhnya berbagai bukti secara valid menunjukkan bahwa bumi itu bulat, sedangkan orang² awam beranggapan selain ini. Maka jawaban kami dengan memohon taufik dari Allāh Ta’ālå :

أن أحداً من أئمة المسلمين المستحقين لاسم الإمامة بالعلم رضي الله عنهم لم ينكروا تكوير الأرض ، ولا يحفظ لأحد منهم في دفعه كلمة ، بل البراهين من القرآن والسنة قد جاءت بتكويرها … ” وساق جملة من الأدلة على ذلك “الفصل في الملل والأهواء والنحل” (2/78) .

Bahwa seorang imam kaum muslimin yang memang layak disematkan sebutan _imămah_ (kepemimpinan) di dalam ilmu – semoga Allăh merahmati mereka – tidak ada yang mengingkari bulatnya bumi. Tidaklah ada riwayat dari mereka yang menolak pendapat ini. Bahkan berbagai argumentasi di dalam Al-Qur’an dan sunnah menunjukkan bulatnya bumi… Mereka menyampaikan sejumlah dalil mengenai hal ini…

? _Al-Fashlu fîl Milal wal Ahwă wan Nihal_ II/78.
Diantara dalil yang menunjukkan bulatnya bumi, adalah firman Allåh Ta’ålå :

خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ ) الزمر/5 .

_Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menggulung malam atas siang dan menggulung siang atas malam_ (QS az-Zumar : 5)

وقد استدل ابن حزم وغيره بهذه الآية .

Ibnu Hazim dan selain beliau, berdalil dengan ayat ini.
3⃣ *Paparan Syaikh Ibnu ‘Utsaimin*

Beliau _rahimahullåhu_ berkata :

الأرض كروية بدلالة القرآن ، والواقع ، وكلام أهل العلم ، أما دلالة القرآن ، فإن الله تعالى يقول :

Bumi itu bulat ( _spherical_)  dengan dalil Al-Qur’an, realita dan ucapan para ulama.

Adapun dalil Al-Qur’an, adalah firman Allåh Ta’ålå :

( يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ ) ،

_Dia menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar; Dia menggulung malam atas siang dan menggulung siang atas malam_

والتكوير جعل الشيء كالكور ، مثل كور العمامة ، ومن المعلوم أن الليل والنهار يتعاقبان على الأرض ، وهذا يقتضي أن تكون الأرض كروية ؛

Kata _takwîr_ (menggulung) itu artinya menjadikan sesuatu tergulung (bulat), seperti menggulung surban. Suatu hal yang sudah diketahui bahwa malam dan siang itu saling berputar bergantian di atas bumi, hal ini berkonsekuensi bahwa bumi itu realitanya bulat.

لأنك إذا كورت شيئاً على شيء ، وكانت الأرض هي التي يتكور عليها هذا الأمر لزم أن تكون الأرض التي يتكور عليها هذا الشيء كروية .

Karena jika anda menggulung sesuatu di atas sesuatu, sedangkan bumi adalah sesuatu yang digulung di atasnya, maka hal ini melazimkan bahwa sesuatu yang bisa menggulung di atas bumi, maka bumi tersebut tentunya bulat.

وأما دلالة الواقع فإن هذا قد ثبت ، فإن الرجل إذا طار من جدة مثلاً متجهاً إلي الغرب خرج إلى جدة من الناحية الشرقية إذا كان على خط مستقيم ، وهذا شيء لا يختلف فيه اثنان .

Adapun dalil _wåqi’_ (fakta), maka hal ini adalah suatu hal yang sudah terbukti. Apabila ada seseorang terbang (dengan pesawat) dari Jeddah menuju arah barat, maka ia akan kembali ke Jeddah dari arah timur selama dalam garis lurus. Ini adalah fakta yang tidak diperdebatkan lagi oleh dua orang.

الوسطية والاعتدال:

وأما كلام أهل العلم فإنهم ذكروا أنه لو مات رجل بالمشرق عند غروب الشمس ، ومات آخر بالمغرب عند غروب الشمس ، وبينهما مسافة ، فإن من مات بالمغرب عند غروب الشمس يرث من مات بالمشرق عند غروب الشمس إذا كان من ورثته ، فدل هذا على أن الأرض كروية ، لأنها لو كانت الأرض سطحية لزم أن يكون غروب الشمس عنها من جميع الجهات في آن واحد ،

Adapun ucapan para ulama, adalah mereka menyebutkan (dalam hukum waris, pent.) bahwa apabila ada seorang pria wafat di wilayah timur saat terbenam matahari, dan ada seorang lagi wafat di wilayah barat juga pada saat terbenamnya matahari, dan diantara kedua orang tersebut ada jarak, maka orang yang mati di wilayah barat saat matahari terbenam tadi berhak mewarisi orang yang mati di wilayah timur tadi walau sama² terbenamnya matahari jika ia memang ahli warisnya. Hal ini menunjukkan bahwa bumi itu bulat. Karena jika bumi itu datar (flat), maka konsekuensinya terbenamnya matahari di seluruh arah terjadi dalam satu waktu sekaligus.

وإذا تقرر ذلك فإنه لا يمكن لأحد إنكاره ، ولا يشكل على هذا قوله تعالى :

Apabila hal ini ditetapkan, maka tidaklah mungkin bagi seseorang mengingkarinya. Tidaklah menjadi problem firman Allåh Ta’ålå :

( أَفَلا يَنْظُرُونَ إِلَى الإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ . وَإِلَى السَّمَاءِ كَيْفَ رُفِعَتْ . وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ . وَإِلَى الأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ )

Tidaklah mereka memperhatikan unta bagaimana ia diciptakan? Dan langit bagaimana ia ditinggikan? Dan gunung bagaimana ia dipancangkan? Dan bumi bagaimana ia _dihamparkan_? (QS al-Ghåsyiah : 17-20)

لأن الأرض كبيرة الحجم ، وظهور كرويتها لا يكون في المسافات القريبة ، فهي بحسب النظر مسطحة سطحاً لا تجد فيها شيئاً يوجب القلق على السكون عليها ، ولا ينافي ذلك أن تكون كروية ، لأن جسمها كبير جداً ، ولكن مع هذا ذكروا أنها ليست كروية متساوية الأطراف ، بل إنها منبعجة نحو الشمال والجنوب ، فهم يقولون : إنها بيضاوية ، أي على شكل البيضة في انبعاجها شمالاً وجنوباً ” انتهى من “فتاوى نور على الدرب”.

Karena bumi itu sangat besar ukurannya. Dan penampakan bulatnya tidak bisa dilihat di jarak yang berdekatan. Hal ini sebatas pandangan jarak yang tampak terhampar luas, yang tidak mengharuskan adanya keraguan untuk berdiam di atasnya, Dan tidak pula menolak bentuknya yang bulat. Karena fisiknya besar sekali. Namun, bukan artinya mereka berpendapat bahwa bulatnya itu sama semua sisinya. Namun ada yang lebih cembung di area Utara dan Selatannya.

Mereka berpandangan bentuknya _ellipse_ (bulat telur), yaitu bentuknya seperti telur lebih panjang di bagian utara dan Selatannya.

? _Fatåwå Nůr ‘alad Darb_
وبهذا تعلم أن كون الأرض كروية ، لا ينافي كونها كالبيضة ، وإنما القول الباطل هو الزعم بأنها مسطحة كما كانت تعتقد الكنيسة ، ولهذا كانت تلعن وتحرق من يقول بكرويتها من العلماء ، وينظر : “العلمانية نشأتها وتطورها” (1/130) .

والله أعلم .

Dari sini dapat Anda ketahui bahwa bentuk bumi itu adalah bulat, tidak menafikan bentuknya yang elips. Sesungguhnya pendapat yang batil itu adalah asumsi bahwa bumi itu datar (flat) sebagaimana yang diyakini *gereja*. Karena itulah kaum gereja mengutuk dan membakar orang yang berpendapat bulatnya bumi dari kalangan ilmuwan.

? lihat : _al-‘Ilmåniyah Nasy’atuhå wa Tathowwuruhå_ I/130.

Wallåhu a’lam.

? Sumber : https://islamqa.info/ar/118698
الوسطية والاعتدال:

 

*Menguak Dusta bahwa Syaikh Ibnu Bāz berpendapat bumi itu datar*

Telah menyebar adanya klaim dusta dari para pengusung dan pendukung asumsi _flat-earth_ bahwa diantara para ulama yang membenarkan pendapat bumi itu rata adalah Syaikh Ibnu Bāz _rahimahullāhu_.

? Syaikh DR ‘Āshim al-Qaryūtī _hafizhahullāhu_ memberi klarifikasi sbb :
Syaikh Ibnu Bāz _rahimahullāhu_ menetapkan dan menyatakan bahwa bumi itu bulat sebagaimana ulama Islam lainnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah telah menukilkan adanya konsensus atas hal ini di sejumlah buku beliau, diantaranya buku _al-Ursyiyah_, _Dar’u Ta’ārudhil Naqli wal Aqli_ (VI/339), dan bisa dilihat pula di _Risālah fīl Hilāl_ dari _Majmū’  al-Fatāwā_ beliau (XXV/195).

Ibnu Katsīr juga menukilkan ijma’nya hal ini di dalam _al-Bidāyah wan Nihāyah_, sebagaimana tersebut di dalam _Āfaqul Hidāyah_ (I/173).

Namun anehnya, ada saja fitnah yang menimpa Syaikh Ibnu Bāz _rahimahullāhu_ semasa hidupnya bahwa beliau dikatakan mengingkari akan bulatnya bumi.

Padahal Syaikh memiliki pendapat yang sama dengan ulama Islam lainnya tentang hal ini.

Saya pernah bertanya kepada beliau langsung  kurang lebih sekitar tahun 1395 H atau 1394 H tentang masalah ini, dan beliau diklaim memiliki buku yang berjudul : _Al-Bāz al-Munqidh ‘ala man qōla bikurwiyatil Ardhi_ (Sanggahan Ibnu Baz terhadap yang berpendapat bulatnya bumi). Lantas beliau pun terheran² karenanya dan menjadi murka lantaran kedustaan ini.”

? _Kaukabah min A’immatil Hudā wa Mashōbih ad-Dajå_ hal. 167
? Syaikh ‘Abdul ‘Azīz bin Bāz _rahimahullāhu_ sendiri pernah mengklarifikasi hal ini. Beliau berkata :

Adapun artikel yang disebarkan mengenai diriku di Majalah _As-Siyāsah_ yang menukil dari ulasan yang ditulis oleh para jurnalis dan penulis _at-Tajammu’ at-Taqoddumī_ di Mesir berupa pengingkaran diriku terhadap mendaratnya manusia di bulan dan saya menvonis kafir orang yang berpendapat seperti ini!  Atau pendapat bahwa bumi itu bulat atau beredar! Maka ini semua adalah DUSTA dan fitnah!! Tidak ada dasar kebenarannya! Bisa jadi orang yang menukil tidak sengaja bermaksud untuk berbuat dusta, namun dia tidak melakukan verifikasi sebelum menukil.

Padahal, ucapanku (mengenai hal ini) tercetak dan tersebar. Saya menjelaskan di dalamnya bantahan terhadap orang yang mendarat ke permukaan bulan, alih² mengkafirkan orang yang berpendapat demikian.

Saya hanya menjelaskan bahwa kewajiban bagi orang yang tidak tahu agar bersikap _tawaqquf_ (diam) dan tidak serta merta membenarkannya.

Saya juga menjelaskan bagi orang yang tahu agar juga bersikap abstain (tawaqquf), tidak membenarkan dan tidak juga mendustakan hingga sampai padanya informasi yang dapat menentukan hal ini.

*Saya pun juga menetapkan di dalam pendapatku tersebut sebagaimana yang kunukil dari al-Allāmah Ibnul Qoyyim _rahimahullåhu_ yang menetapkan bahwa bumi itu bulat.*

Adapun tentang peredaran bumi, maka saya memang mengingkarinya dan saya terangkan kebatilannya dengan dalil² . Namun saya tidak pernah mengkafirkan orang yang berpendapat demikian.

Akan tetapi yang saya kafirkan adalah orang yang berpendapat bahwa matahari itu stagnan tidak bergerak. Karena pendapat ini menentang secara nyata al-Qur’an al-Karim dan sunnah nabi yang suci, yang menunjukkan bahwa matahari dan bulan itu beredar… (selesai)

? _Majmū’ Fatāwā wa Maqōlāt asy-Syaikh Ibnu Bāz_ IX/228.
? Sumber : https://saaid.net/Doat/ehsan/147.htm

✏ @abinyasalma


Related articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Fields with * are mandatory.