SEORANG IMÂM SHOLAT LUPA BERWUDHU, BAGAIMANA SHOLÂT MA’MUMNYA?
Syaikh Ibnu ‘Utsaimîn rahimahullâhu ditanya :
“Apabila ada seseorang sholat di masjidnya dan menjadi imam namun dia tidak dalam keadaan bersuci, bagaimana status hukum sholat makmumnya? Apakah mereka harus mengulangi sholatnya? Dan apakah si imam tadi berdosa lantaran sholatnya para makmum ini?
Syaikh rahimahullâhu menjawab :
“Apabila seseorang sholat menjadi imam sedangkan ia tidak dalam keadaan bersuci, jika ia sengaja maka ia telah berdosa, dan ia wajib mengulangi sholatnya, bertaubat kepada Allâh dan memohon ampunan-Nya.
Namun apabila ia tidak tahu, semisal ia memakan daging yang ia tidak tahu bahwa itu daging unta (yang membatalkan wudhu), lalu selepas sholat ia tahu bahwa yang ia makan adalah daging unta maka ia tidak berdosa. Namun ia tetap wajib mengulangi sholatnya, lantaran ia shalat dalam keadaan tidak berwudhu.
Demikian pula apabila ia lupa sudah berwudhu atau belum, kemudian dia sholat dan setelah itu ia ingat. Maka ia tidak berdosa namun wajib baginya berwudhu kembali dan mengulangi sholatnya.
Adapun mengenai makmumnya, maka mereka tidak perlu mengulangi sholatnya dan mereka tidak berdosa, karena yg bisa dinilai hanyalah zhahir nya saja.
Orang ini, mengimami mereka dengan asumsi dia telah suci (berwudhu) dan tidak ada yang menghalangi dari sholatnya. Karena itu mereka diberi dispensasi, sebab mereka telah melaksanakan kewajiban mereka dan hal ini tidak berpengaruh terhadap (keabsahan sholat) mereka sedikitpun.
Bahkan, sekiranya si imam sadar dan teringat di tengah² sholat bahwa dirinya dalam keadaan berhadats (belum berwudhu), maka ia berpaling dan berkata kepada makmumnya, “sempurnakan sholat”. Para makmum tetap menyempurnakan sholatnya yang (awalnya) diimami oleh Imam yang berhadats. Hal ini tidak membatalkan shalat mereka.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
السؤال
: إذا كان إنسان صلى بمسجده إماماً وهو ليس على طهارة، فما حكم صلاة المأمومين؟ وهل تلزمهم الإعادة؟ وهل هو آثم بسبب صلاتهم؟
جواب السؤال (الشيخ ابن عثيمين)
: إذا صلى الإنسان إماماً وهو على غير طهارة فإن كان متعمداً فهو آثم، ويجب عليه أن يعيد صلاته، وأن يتوب إلى الله ويستغفره، وإذا كان جاهلاً مثل أن يكون أكل لحماً ولا يدري أنه لحم إبل ثم تبين له بعد الصلاة أنه لحم إبل فليس عليه إثم، لكن عليه إعادة الصلاة؛ لأنه صلى بغير وضوء. وكذلك إن كان ناسياً كما لو كان قد أحدث ونسي أن يتوضأ ثم صلى ثم ذكر؛ فإنه لا إثم عليه، لكن يجب عليه أن يتوضأ ويعيد الصلاة. أما بالنسبة للمأمومين فليس عليهم إعادة صلاة أبداً، ولا إثم عليهم؛ لأنه ليس لهم إلا الظاهر، وهذا الرجل صلى بهم إماماً على أنه متطهر، وأنه ليس فيه مانع من صلاته، فهم معذورون؛ لأنهم قاموا بما يجب عليهم وليس عليهم شيء، حتى لو فرض أنه ذكر في أثناء الصلاة أنه محدث فإنه ينصرف ويقول لبعض المأمومين: أكمل بهم الصلاة. ويكملون الصلاة التي ابتدءوها مع إمام محدث، ولا شيء عليهم.
〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰〰
📕Sumber : http://islamancient.com/play.php?catsmktba=20834
📝 @abinyasalma
Posted from WordPress for Android