HADIAH BAGI “JAMA’AH TAHDZIR” : AHMAD BAZMÛL ADALAH TUKANG FITNAH
Ahmad Bazmûl dan Usâmah Athâyâ al-‘Utaibî adalah tukang fitnah!!! Ini adalah jarh dari Syaikh ‘Ubaid al-Jâbirî hafizhahullâhu. Apabila menggunakan kaidah yang sering didengang-dengungkan “jama’ah tahdzir”, yaitu “al-Jarh muqoddam minat ta’dîl” [Jarh lebih didahulukan daripada ta’dîl], maka Ahmad Bazmûl dan Usâmah al-Utaibî harus ditinggalkan dan tidak boleh diterima ilmunya.
Tanpa perlu berpanjang lebar, berikut adalah tahdzîr Syaikh ‘Ubaid al-Jâbirî :
Penanya :
شيخنا سؤال عن حال الشيخ أحمد بازمول؟
“Syaikhunâ, ada pertanyaan tentang perihal Syaikh Ahmad Bazmûl?”
Syaikh ‘Ubaid :
باسم الله، والحمد لله، وصلى الله وسلم على نبينا محمد وعلى آله وصحبه
“Dengan nama Allâh, dan segala puji hanyalah milik Allâh. Shalawat dan Salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabat beliau.
أحمد بن عمر بن سالم بازمول وأسامة بن عطايا كلاهما
Ahmad bin ‘Umar bin Sâlim Bazmûl dan Usâmah bin Athâyâ, keduanya adalah :
فتّان
TUKANG FITNAH!
لا يُوْثَقُ منهما
KEDUANYA TIDAK DAPAT DIPERCAYA!!!
إلا أنّ أسامة
Namun, Usâmah, (dia adalah)
كذّابٌ
PENDUSTA BESAR!!!
مغرورٌ
LAGI TERPEDAYA!!!
لا عَهْدَ له ولا وَعْد
Tidak bisa memegang janji dan amanah
ويشترك الاثنان في
Kedua orang ini turut serta di dalam
مهيجة الفتن
Mengobarkan fitnah…
وأنهما من شيوخ الفجأة! الذين مرّت عدة سنين ولم يُعْرَفُوا
Mereka berdua ini termasuk syaikh instan
(yang muncul tiba-tiba)! Yang baru beberapa tahun terakhir ini muncul, padahal sebelumnya tidak dikenal
نَعَم
Iya,
هذا ما تلخص عندي من حال الرجلين
ini yang dapat saya simpulkan dari kedua orang ini…
فلا تغترّوا بهما
Maka jangan kalian tertipu oleh keduanya
ولا تغترّوا بمن زكّاهما
Dan jangan pula TERTIPU DENGAN ORANG YANG MEMUJI (MEMBERI TAZKIYAH) KEDUANYA
فلايزكيهما إلا
TIDAK ADA YANG MEMUJI (MEMBERI TAZKIYAH) KEDUANYA, KECUALI
رجلٌ لا يَعْرِفُ حالَهُما
ORANG YANG TIDAK MENGETAHUI PERIHAL KEDUANYA
أوْ أنّه يُعْجِبُهُ حالُهُما
ATAU ORANG YANG DIBUAT KAGUM (TERPEDAYA) DENGAN KEADAAN KEDUANYA!
نعم
Iya,
وصلّى الله وسلّم على نبينا محمد وعلى آله وأصحاب
Semoga Shalawat dan Salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi kigta Muhammad, keluarga dan para sahabat beliau.
Penanya :
التاريخ يا شيخ لو سمحت؟
Sudikah Anda menyebutkan tanggal (ucapan ini) wahai Syaikh?
Syaikh ‘Ubaid :
التاريخ: الحادي عشر من محرم عام ستة وثلاثين وأربعمئة وألف
Tanggal 11 bulan Muharam tahun 1436 Hijriah
DOWNLOAD REKAMANNYA DI SINI
*********
BEBERAPA CATATAN :
- Ahmad Bazmûl (dan juga Usâmah al-Utaibî) adalah diantara figur yang ditokohkan oleh “jama’ah tahdzîr”. Ucapan-ucapan mereka sering dinukilkan, terutama yang berkaitan dengan masalah tahdzîr terutama terhadap sesama Ahlis Sunnah.
- Ahmad Bazmûl memang sudah dikenal akan kelancangan lisannya (termasuk juga Usâmah al-Utaibî). Tidak sedikit masyaikh Ahlus Sunnah yang menjadi korban kelancangan lisan mereka; diantara mereka para ulama yang tidak selamat dari lisan mereka adalah : Syaikh ‘Abdul Karîm Khudair (anggota Ulama Besar KSA), Syaikh Falâh Ismâ’il Mandakâr (ulama senior Kuwait), dll.
- Ucapan Syaikh ‘Ubaid bahwa mereka adalah SYAIKH INSTANT, yang tidak dikenal sebelumnya adalah ucapan yang benar. Bahkan, Syaikh ‘Ali al-Halabi sudah menyebut Ahmad Bazmul dengan sebutan ini dari beberapa tahun yang lalu. Ahmad Bazmûl mulai dikenal namanya semenjak dia banyak membantah Syaikh ‘Alî al-Halabî, dan mengkritisi para ulama dan masyaikh yang tidak sejalan dengan pemikirannya atau pemikiran Syaikh Rabî’ al-Madkhalî.
- Ahmad Bazmûl dikatakan tukang fitnah lagi tidak dapat dipercaya, adalah benar adanya. Karena tidak sedikit masyaikh lainnya yang membantah keburukan lisan dan tuduhan keji tidak berdasar orang ini.
-
Perhatikan ucapan Syaikh ‘Ubaid agar jangan terpedaya dengan pujian ulama yang memuji keduanya. Tidak samar bahwa mereka bedua dipuji Syaikh “pengemban bendera jarh wa ta’dîl” zaman ini, yaitu Syaikh Rabî’ bin Hâdî, dan inilah yang menyebabkan keduanya ber”tameng” dengan tazkiyah syaikh Rabî’ terhadap mereka. Jika, melihat adanya perbedaan pendapat antara syaikh Rabî’ yang mentazkiyah mereka, dengan syaikh ‘Ubaid yang men-jarh mereka dengan jarh yang keras, manakah yang harus diterima? Apakah ta’dîl Syaikh Rabî’ ataukah jarh Syaikh ‘Ubaid?!
Apabila kita menerima ta’dîl Syaikh Rabî’ kepada mereka, apakah yang sepakat dengan Syaikh ‘Ubaid maka dianggap telah menyimpang dan menyeleweng?!
Apabila kita menerima jarh Syaikh ‘Ubaid, apakah artinya yang sepakat dengan Syaikh Rabi’ dianggap telah membela para pendusta dan tukang fitnah?!
Ataukah ini masalah khilafiyah ijtihadiyah yang memang diperbolehkan adanya perbedaan di dalamnya?!
Silakan bagi “jama’ah tahdzîr” menjawabnya…
Ana lagi nunggu Syekh Ubaid dan Syekh Robi’ saling mentahdzir!
Terus apa manfaatnya bagi umat setelah mereka saling mentahdzir??
Semoga mereka yang terlanjur berjalan di atas manhaj tahdzir dan MSG (Manhaj Standar Ganda), bisa merenungi dan mengambil hikmah dari peristiwa ini.