KOMENTAR TERHADAP SURAT USTADZ DZULQARNAIN KEPADA AL-‘ALLAMAH ASY-SYAIKH SHALIH AL-FAUZAN –HAFIDHAHULLAH (BAGIAN 1)
Oleh: Abu Abdirrahman Abdullah bin Said al-Abawi – ‘afallahu ‘anh – .
السلام عليكم ورحمة الله وبركاته،
بسم الله الرحمن الرحيم، الحمد لله رب العالمين، والصلاة والسلام على أشرف المرسلين –نبينا محمد- وآله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين، أما بعد؛
Penulis komentar ini (semoga Allah menetapkannya di atas Manhaj Salaf hingga hembusan nyawanya yang terakhir) telah membaca dan mencermati dengan seksama surat saudara Dzul Qarnain (semoga Allah memberi hidayah kepadanya untuk menjadi orang yang jujur dan berjiwa besar meninggalkan kebatilan) dan bantahan/sanggahan ust. Firanda (saddadallahu khuthaah, semoga Allah meluruskan langkah-langkah beliau) terhadap surat tersebut yang secara umum “laa ba’sa bihi” (tidak mengapa) wa jazaahullahu khairon. Namun ada beberapa hal yang ingin penulis komentari dari bantahan tsb. dan dari surat ustadz Dzulqarnain, dengan bismillah wa bihi asta’iin saya menulis kometar ini:
- 1. Ustadz Firanda berkata:
Sengaja saya posting terjemahan surat Al-Ustadz Dzulqornain ini untuk pembelajaran, kepada saya dan Al-Ustadz Dzulqornain khususnya dan kepada semua da’i dan para penuntut ilmu baik yang mendukung dakwah sunnah melalui sarana radio rodja dan rodja-tv atau yang tidak mendukungnya, semodel dengan Al-Ustadz Dzulqornain, Al-Ustadz Askari, Al-Ustadz Muhammad Umar Sewed dan orang-orang semodel mereka. Tentunya sebenarnya yang lebih utama menerjemahkan adalah ustadz Dzulqornain, akan tetapi setelah berbulan-bulan saya menunggu belum juga diterjemahkan, padahal sangat penting fatwa syaikh Sholeh Al-Fauzan tersebut. Namun kemungkinkan besar adalah karena beliau (Ustadz Dzulqornain) sangat sibuk berdakwah –mengingat jam dakwah beliau tinggi- sehingga tidak sempat menterjemahkan. Akan tetapi beliau telah lama mengirimkan surat ini kepada saya melalui email. Dan saya telah mengabarkan kepada beliau insya Allah ada orang lain yang akan menerjemahkan.
Komentar pengomentar – dengan memohon pertolongan kepada Allah –:
a- Terima kasih atas postingannya sehingga dapat dibaca oleh orang banyak dan dapat dinilai isi surat tersebut dan jawaban Fadhilatus Syaikh al-Fauzan –hafidhahullah – untuk kemudian para Thullabul ‘Ilmi (Asatidz dan Du’at) di negeri ini mengetahui hakikat urusan mereka dalam berda’wah mengajak umat kepada Tauhid, Sunnah dan Manhaj Salaf.
b- Perlu ustadz Firanda mengetahui dan – insya Allah – beliau telah mengetahuinya; bahwa pembelajaran hanya bisa diambil oleh orang-orang yang memeliki akal pikiran yang sehat, hati yang bersih, yang mau menerima kebenaran, yang ikhlas kepada Allah dalam perkataan dan perbuatan, menginginkan kebaikan bagi kaum muslimin, mencintai kebaikan untuk saudaranya sebagaimana dia mencintainya untuk dirinya, orang yang dengan ikhlas mau merujuk dari suatu kesalahan, Allah Ta’ala berfirman:
{إِنَّ فِي ذَلِكَ لَذِكْرَى لِمَنْ كَانَ لَهُ قَلْبٌ أَوْ أَلْقَى السَّمْعَ وَهُوَ شَهِيدٌ (37)}.
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai akal atau yang menggunakan pendengarannya, sedang Dia menyaksikannya”. (QS. Qaaf: 37).
Demikian pula firman-Nya:
{فَاعْتَبِرُوا يَا أُولِي الأَبْصَارِ (2)}
“Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai pandangan”. (QS. Al-Hasyr: 2).
Juga firman-Nya:
{الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو الأَلْبَابِ (18)}.
“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka Itulah orang-orang yang mempunyai akal”. (QS. Az-Zumar: 18).
Adapun – ya Ustadz –; orang yang melihat dirinya lebih dari orang lain, yang melihat dirinya paling benar, yang ujub (kagum) terhadap dirinya, yang terbaca akan hasad dan kedengkiannya, yang tidak mau mengatakan salah tatkala telah nyata kesalahannya, yang malu untuk rujuk kepada kebenaran setelah datang kepadanya, yang menjadikan pendekatan dan kedekatannya kepada para ulama sebagai ‘alat’ untuk sesuatu yang bukan karena Allah, yang tidak mencintai kebaikan untuk saudaranya, maka orang yang demikian keadaannya, kita hanya bisa mendokannya saja semoga Allah memberinya petunjuk dan hidayah. Karena bagaimanapun kita tidak boleh berputus asa, Allah-lah yang membolak balik hati manusia.
Ya ustadz, banyak orang yang berilmu akan tetapi ilmunya tidak bermanfaat bagi dirinya, karena dia mengikuti hanya nafsunya. Maka dari itu, di antara do’a Rasulullah – shallalahu ‘alaihi wasallam –, beliau mohon perlindungan dari ilmu yang tidak bermanfaat dan hawa nafsu yang tidak pernah kenyang;
“اَللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عِلْمٍ لاَ يَنْفَعُ وَمِنْ قَلْبٍ لاَ يَخْشَعُ وَمِنْ نَفْسٍ لاَ تَشْبَعُ وَمِنْ دَعْوَةٍ لاَ يُسْتَجَابُ لَهَا”.
“Ya Allah, aku mohon perlindungan kepada-Mu dari ilmu yang tidak bermanfaat, hati yang tidak khusyu’, jiwa/hawa nafsu yang tidak pernah puas dan do’a yang tidak dikabulkan”. (HR. Muslim).
Ya Ustadz Firanda – baarakallahu fiikum – da’wah Salaf sudah cukup lama di negeri ini! orang-orang yang mengalami dan mengikuti perjalanan da’wah ini sejak lebih kurang 23-24 tahun yang lalu masih banyak yang hidup dan ikut menyaksikan peristiwa-peristiwa besar yang terjadi ketika itu dan bahkan sampai saat ini, salah satunya adalah ustadz Dzul Qarnain, masih terngiang-ngiang dalam telinga orang yang mendengar, tatkala peristiwa Ambon terjadi dengan laskar jihadnya, sang ustadz ini – yang dia adalah salah seorang pendukung laskar bid’ah– tersebut mengatakan: “Amerikapun takut dan gemetar melihat laskar Jihad….dstnya”, namun dengan serta merta setelah terjadi ‘kiamat’ dalam tubuh laskar, beliau-pun ingin berlepas diri dan mencuci tangan.
Mengapa terjadi ‘Kiamat’ pada laskar tersebut??! Mengapa terjadi ‘Kiamat manhaj’ di antara mereka?! Mengapa mereka saling ‘mencakar’?! Saling mentahdzir?! Saling mencaci maki dan mengata-ngatai di antara mereka?! Saling melemparkan kesalahan di antara mereka?! Bahkan kondisi tersebut masih berkelanjutan di antara mereka sampai saat ini – illa man rahimallah – kecuali orang yang dirahmati Allah? Silahkan ustadz tanyakan pada mereka!!!.
Bahkan, ketika seorang ustadz di antara mereka (anggaplah ustadz Siluman, sebagaimana gelar yang mereka anugerahkan kepadanya) –tatkala membantah dan mentahdzir mantan panglimanya – maka sang panglimapun mengatakan dengan lantang dalam sanggahannya terhadap sang Siluman tersebut –dan benar yang beliau katakan – bahwa ustadz Siluman dan yang semisal dengannya adalah ‘Syaithanun akhras’ (setan yang bisu) karena, ketika mereka bersama beliau (sang panglima), mereka bersikap diam terhadap kebatilan, kemungkaran dan jarimah yang ada dalam tubuh laskar yang ketika itu ustadz Siluman dan ustadz Dzulqarnain masih merupakan bagian dari tubuh laskar tersebut. Sang panglima menyalahkan Siluman dkk. yang taat kepada beliau dalam kemaksiatan dan membawakan hadits Rasulullah –shallallahu ‘alaihi wasallam – :
“لاَ طَاعَةَ لِمَخْلُوْقٍ فِى مَعْصِيَةِ الْخَالِقِ”.
“Tiada kewajiban taat kepada makhluk dalam berma’siat kepada Allah”.
Allahul Musta’aan; bersekongkol dalam kebatilan, mendiamkan penyimpangan, membiarkan kemungkaran, melakukan pembodohan terhadap umat, lalu keluar menjadi pahlawan Da’wah Salafiyyah ??!!.
Apakah ada penipuan yang lebih besar daripada penipuan dengan mengatasnamakan agama, mengatasnamakan Sunnah, mengatasnamakan Da’wah Salafiyyah, mengatasnamakan para Ulama Kibar ??!!. Sampai kapankah ya ustadz Dzulqarnain, generasi dan umat ini antum kelabui, sampai kapankah generasi dan umat ini kalian tipu dan bodohkan?!.
Atas dasar itu semua, diusulkan kepada ustadz Firanda untuk melakukan sebuah dirasah tentang ‘Sebab-sebab terjadi ‘kiamat manhaj’ pada mantan petinggi Laskar Jihad, akibat dan upaya memperbaikinya”, agar dapat diambil pelajaran oleh generasi Salafiyyin di masa yang akan datang –in sya Allah –, sehingga tidak terulang ‘kiamat’ yang sama dalam sejarah Salafiyyin di negeri ini. A’aanakumullah ya Ustadz untuk melakukan dirasah tersebut, tetapi ustadz –hafidhakumullah – harus mendalami sejarah da’wah salafiyyah di Indonesia, mumpung para pelaku sejarahnya masih banyak yang hidup, sehingga data-datanya lebih akurat dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, baarakallahu fiikum wa nafa’allahu bikumul Islam wal Muslimin.
Ya ustadz Firanda, nasihatilah ustadz Dzul Qarnain dan yang semodel dengan beliau, agar mengingat dan mencamkan; Bahwasanya masih akan ada perhitungan di akhirat kelak dari setiap perbuatan kecil maupun besar yang pernah mereka lakukan di Ambon dan Jariimah mereka terhadap Da’wah Salafiyyah di negeri ini….jangan tergesa-gesa mencuci tangan….jangan tergesa-gesa menghilangkan jejak ya ustadz……apalagi tergesa-gesa menampilkan diri di hadapan asy-Syaikh al-Fauzan atau Masyayikh lainnya sebagai ‘Pahlawan da’wah’ di negeri ini.
{فَوَرَبِّكَ لَنَسْأَلَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ (92) عَمَّا كَانُوا يَعْمَلُونَ (93)}.
“Maka demi Rabb-mu, Kami pasti akan menanyai mereka semua, tentang apa yang telah mereka kerjakan dahulu”. (QS. Al-Hijr: 92-93).
{وَكُلُّ شَيْءٍ فَعَلُوهُ فِي الزُّبُرِ (52) وَكُلُّ صَغِيرٍ وَكَبِيرٍ مُسْتَطَرٌ (53)}.
“dan segala sesuatu yang telah mereka perbuat tercatat dalam buku-buku catatan. dan segala (urusan) yang kecil maupun yang besar adalah tertulis”. (QS. Al-Qamar: 52-53).
c- Ustadz Firanda – hafizhahullah – antum jangan hiraukan orang-orang yang setuju atau tidak setuju dengan radio dan tv-Rodja, dan jangan hiraukan pula penggembosan mereka yang tidak setujuh dengan kedua sarana da’wah tersebut. Kaum muslimin sudah melihat dan merasakan hasil ilmu yang ditebarkan oleh kedua media itu dan semoga media Da’wah Salafiyyah terus bertumbuh di negeri ini dan – alhamdulillah – telah dan terus akan terwujud insya Allah. Inilah salah satu sebab yang membuat ustadz Dzulqarnain dan yang semodel dengannya geraaam, panas dan mendidih melihat kebaikan yang telah diterbarkan oleh radio dan tv Rodja.
Adapun berbagai kritikan dan masukan yang datang dari orang-orang yang mukhlis dalam mengritik, menasihati dan memberikan masukan kepada radio dan tv rodja harus ditampung dan dipelajari, untuk kemudian nasihat dan masukan yang baik dilaksanakan, karena agama adalah nasihat, Nabi – shallallahu ‘alaihi wasallam – bersabda:
“الدِّينُ النَّصِيحَةُ”.
“Agama adalah nasihat”.
dan seorang penyair berkata:
النُّصْحُ أَرْخَصُ مَا بَاعَ الرِّجَالُ فَلاَ # تَرْدُدْ عَلىَ نَاصِحٍ نُصْـــــحـاً وَلاَ تَلُمِ
إِنَّ النَّـصَــائِحَ لاَ تَخْفَى مَنَاهِلُــــــــــــــهَا # عَلىَ الرِّجَالِ ذَوِى اْلأَلْباَبِ وَاْلفَهْمِ.
“Nasihat adalah barang termurah yang dijual oleh para tokoh, maka janganlah # engkau menolak suatu nasihat dari seorang yang memberi nasihat, dan jangan pula engkau mencela (nya).
Bahwasanya sumber nasihat-nasihat itu tidak tersembunyi bagi orang-orang yang memiliki akal yang sehat dan pemahaman”
Yang penting untuk dipertanyakan adalah; Sudahkah ustadz Dzulqarnain memberi nasihat kepada penanggungjawab radio dan tv rodja, ketika beliau melihat atau mendengar hal yang mungkar menurut penilaiannya?! Karena kewajiban menasihati tidak hanya kepada hizb/kelompok beliau sendiri, tetapi juga kepada kaum muslimin, karena Rasulullah – shallallahu ‘alaihi wasallam – pernah ditanya tentang nasihat tersebut untuk siapa dan kepada siapa saja? Beliau menjawab;
“لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ”.
“Untuk Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya dan untuk para pemimpin kaum muslimin dan kaum awam mereka”.
Kalaupun sudah, haruskah orang yang dinasihati dengan serta merta melaksanakan nasihat tersebut seperti seorang prajurit yang melaksanakan instruksi dan perintah seorang panglima perang?!.
d- Masya Allah ‘alaikum[1] ya ustadz Firanda begitu husnudh dhan (berprasangka baik) terhadap ustadz Dzulqarnain, yaitu ungkapannya; “karena saking padatnya jam da’wah beliau, sehingga tidak punya waktu untuk menerjemahkan surat asy-Syaikh al-Fauzan – hafidhahullah –.
Namun begitulah seyogyanya prilaku dan akhlak seorang muslim terhadap saudaranya, mendahulukan Husnudh Dhan. Prilaku seperti ini juga yang semestinya ditunjukkan oleh ustadz Dzulqarnain terhadap saudara-saudaranya dari kalangan penuntut ilmu termasuk radio dan tv- rodja, jika memang beliau berniat dan bermaksud baik terhadap mereka.
Tetapi tidak mengapa, jika sikap ustadz Dzulqarnain yang membiarkan surat/pengarahan al-‘Allamah Shalih al-Fauzan tersebut MERANA dalam bahasa Arab tanpa diterjemahkan, DIPERTANYAKAN dan DIPERSOALKAN?!.
Bukankah pertanyaan dan pernyataan-pernyataan ustadz Dzulqarnain dalam suratnya kepada asy-Syaikh, mengandung permasalahan yang sangat penting dan besar??! Bagaimana tidak?! Surat tersebut mengandung;
– Pemaparan seorang Dzulqarnain – salah seorang penting yang ikut bertanggung jawab atas Da’wah Salafiyyah di negeri ini – tentang HAKIKATUL AMR (duduk perkara yang sebenarnya) mengenai seorang Firanda (as-Sa-il) dan hakikat radio dan tv-rodjanya?!.
– Harapan besar seorang Dzulqarnain akan adanya sebuah PENGARAHAN DAN PEMBIMBINGAN dari asy-Syaikh al-‘Allamatul al-Walid??! ALLAHU AKBAR.
– Permasalahan penyalahgunaan para takfiriyyin terhadap karya-karya tulis asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab dan pemanfaatan para musuh da’wah untuk memojokkan da’wah tauhid??! Sampai-sampai ustadz Dzulqarnain dikirimi surat oleh salah seorang petinggi negara/menteri untuk meminta pendapat beliau??! ALLAHU AKBAR…!!!
– Kewajiban untuk mengambil sikap TAMAYYUZ (tampil beda) dengan para takfiriyyin, demi menjaga dan memelihara da’wah ini??!
– Bahayanya sikap diam dan menggampangkan orang-orang yang bermu’amalah dan bekerja sama dengan para takfiriyyin??!
– Adanya sikap tasahul (menggampangkan dan merehmehkan) dari sejumlah pelaksana radio dan tv rodja terhadap ORANG-ORANG YANG TIDAK JELAS SEHINGGA TERKADANG MENYEBABKAN DA’WAH SALAFIYYAH TERTUDUH SEBAGAI GERAKAN TERORISME disebabkan perbuatan mereka tersebut. (MASALAH INI SANGAT PENTING)!!!.
– TAHDZIR TERHADAP IHYA’ AT TURATS AL-KUWAITIYYAH[2] KARENA MEMILIKI HUBUNGAN DENGAN TAKFIRIYYIN.
– PERMASALAHAN ABU NIDA’ (SI HAMBA ALLAH INI….) YANG MEMILIKI HUBUNGAN DENGAN TAKFIRIYYIN BAHKAN SALAH SEORANG YANG DIPANDANG OLEH PARA TAKFIRIYYIN SEBAGAI PIMPINAN MEREKA???![3]
– PERMASALAHAN ABU QATADAH (PENCERAMAH TETAP RADIO DAN TV RODJA) YANG MEMBERIKAN BANTUAN KEPADA TAKFIRIYYIN DI JAWA TENGAH UNTUK BANGUN MASJID.[4]
– KEANEHAN RADIO DAN TV RODJA YANG TETAP MENGUNDANG ALI AL-HALABI PADAHAL BELIAU TELAH DITAHDZIR OLEH LAJNAH DA’IMAH.
– TAHDZIR USTADZ DZULQARNAIN TERHADAP RADIO DAN TV RODJA BERSIFAT TERBATAS APAKAH BENAR ATAU TIDAK?!
– PERMINTAAN DAN HARAPAN BELIAU DARI SYEKH AGAR MENASIHATI PELAKSANA RADIO DAN TV RODJA YANG TELAH DIBEBERKAN HAKIKAT KONDISI MEREKA KEPADA SYEKH.
– PERMINTAAN PENDAPAT BELIAU UNTUK PENDIRIAN STASION TV LAIN DARI FIRQAH DZULQARNAIN.
SEDEMIKIAN PENTINGNYA SURAT TERSEBUT DAN JAWABAN/PENGARAHAN SYEKH AL-FAUZAN, TETAPI MENGAPA TIDAK DITERJEMAHKAN LALU DISEBARKAN DI INTERNET?! RUPANYA ADA SESUATU DI BALIK ITU SEMUANYA ……?????!!
SEBUAH FA’IDAH UNTUK USTADZ FIRANDA –saddadallahu khuthaah – semoga bermanfaat yaitu sebuah;
PERTANYAAN DAN JAWABAN
PERTANYAAN;
APAKAH GERANGAN YANG MENYEBABKAN USTAS DZULQARNAIN TIDAK MENERJEMAHKAN SURATNYA KEPADA SYEKH SHALIH AL-FAUZAN –hafidhahullah – DAN JAWABAN SYEKH YANG DIANGGAP SEBAGAI ‘AYAHANDA’NYA??! AGAR DIKETAHUI OLEH UMAT??! AGAR DIKETAHUI OLEH PARA PENTAQLID BELIAU??! PARA PENDENGAR DAN PENONTON RADIO DAN TV RODJA??!
PADAHAL NASIHAT TERSEBUT ADALAH NASIHAT SYAIKHNYA SENDIRI??!, YANG DIANGGAP SEBAGAI GURU DAN AYAHNYA??! NASIHAT YANG MENUNJUKKAN KE’ARIFAN, KEILMUAN DAN KETAKWAAN ASY-SYAIKH AL-FAUZAN, YANG SANGAT DIBUTUHKAN OLEH PARA DA’I DAN UMAT ISLAM SERTA GENERASI MUSLIM SALAFIYYIN DI NEGERI INI??!
JAWABANNYA;
JIKA SEORANG YANG BENAR-BENAR PAHAM TERHADAP MANHAJ DA’WAH ALA USTADZ DZULQARNAIN DAN YANG SEMODEL DENGANNYA, pasti akan mendapatkan jawaban atas pertanyaan tersebut; APAKAH ITU?!
YAITU;
- · BAHWA JAWABAN ASY-SYEIKH SHALIH AL-FAUZAN – hafidhahullah – TIDAK SESUAI DENGAN SELERA, HAWA NAFSU DAN APA YANG DIKEHENDAKI OLEH DZULQARNAIN DAN ORANG-ORANG SEMODEL DENGANNYA.
- · JAWABAN AYAHANDA AL-‘ALLAMAH AL-FAUZAN DARI SATU SISI SANGAT ‘MERUGIKAN’ BELIAU DAN ORANG-ORANG YANG SEMODEL DENGANNYA.
- · JAWABAN AL-WALIDUL ‘ALLAMAH JUSTRU ‘MENGUNTUNGKAN’ DAN MEMBERI ANGIN SEGAR KEPADA RODJA.
- · JAWABAN FADHILATUSY SYEIKH AL-‘ALLAMAH JUSTRU MENGISYARATKAN PEREDAMAN TERHADAP PERKARA-PERKARA YANG SEDANG DIBESARKAN OLEH DZULQARNAIN DENGAN SEMANGAT YANG BERAPI-API.
ITULAH DI ANTARA JAWABANNYA……!!!!!.
Dan yang harus dikatakan kepada ust. Dzulqarnain;
Bukankah sikap seorang anak kepada ayahnya harus ta’at dalam hal yang ma’ruf?!
Bukankah murid yang baik adalah yang ta’at kepada Syekhnya??! Kepada gurunya??! Apalagi dalam hal yang ma’ruf??!
Bukankah seorang murid harus beradab kepada ayah dan gurunya??! Apalagi dalam hal kebaikan?! Dan kebaikan itu bukan sekedar untuk kepentingan pribadi, akan tetapi untuk kepentingan umat, kepentingan Da’wah Tauhid??! Kepentingan Manhaj Salaf yang Shalih dan Shahih??!.
Dan bukankah hal ini pula yang dikoar-koarkan oleh ustadz Dzulqarnain terhadap murid-muridnya?! Bukankah ini pula yang diceramahkan oleh beliau terhadap umat dalam kajian-kajiannya?!.
Pengomentar dan anda-pun pasti yakin, seandainya ustadz Dzulqarnain mengarahkan muridnya suatu perkara, lalu tidak diturutinya, pasti beliau mengatakan muridnya kurang ajar….kurang adab….tidak sopan…..dstnya…
Tetapi – SUBHANALLAH – mengapa beliau tidak menerapkan dalam dirinya??!
Bukankah Allah telah berfirman:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا لِمَ تَقُولُونَ مَا لا تَفْعَلُونَ (2) كَبُرَ مَقْتًا عِنْدَ اللَّهِ أَنْ تَقُولُوا مَا لا تَفْعَلُونَ (3)}.
“Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan”. (QS. Ash-Shaff: 2-3).
{أَتَأْمُرُونَ النَّاسَ بِالْبِرِّ وَتَنْسَوْنَ أَنْفُسَكُمْ وَأَنْتُمْ تَتْلُونَ الْكِتَابَ أَفَلا تَعْقِلُونَ (44)}.
“Mengapa kamu suruh orang lain (mengerjakan) kebaktian, sedang kamu melupakan diri (kewajiban) mu sendiri, Padahal kamu membaca Al kitab (Taurat)? Maka tidaklah kamu berpikir?”. (QS. Al-Baqarah: 44).
Ya ustadz Dzulqarnain camkan ayat ini:
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا كُونُوا قَوَّامِينَ بِالْقِسْطِ شُهَدَاءَ لِلَّهِ وَلَوْ عَلَى أَنْفُسِكُمْ أَوِ الْوَالِدَيْنِ وَالأَقْرَبِينَ إِنْ يَكُنْ غَنِيًّا أَوْ فَقِيرًا فَاللَّهُ أَوْلَى بِهِمَا فَلا تَتَّبِعُوا الْهَوَى أَنْ تَعْدِلُوا وَإِنْ تَلْوُوا أَوْ تُعْرِضُوا فَإِنَّ اللَّهَ كَانَ بِمَا تَعْمَلُونَ خَبِيرًا (135)}.
“Wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar-benar penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah biarpun terhadap dirimu sendiri atau ibu bapa dan kaum kerabatmu. jika ia kaya ataupun miskin, maka Allah lebih tahu kemaslahatannya. Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. dan jika kamu memutar balikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Mengetahui segala apa yang kamu kerjakan”. (QS. An-Nisaa’: 135).
SAYA KHAWATIR USTADZ DZULQARNAIN TERMASUK ORANG-ORANG YANG MENYEMBUNYIKAN AL-HAQ SEPERTI PERBUATAN BANI ISRAIL YANG TELAH DILARANG ALLAH;
{وَلا تَلْبِسُوا الْحَقَّ بِالْبَاطِلِ وَتَكْتُمُوا الْحَقَّ وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (42)}.
“dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui”. (Qs. Al-Baqarah: 42).
PRILAKU SEPERTI INI, APA BEDANYA DENGAN PRILAKU BANI ISRAIL??!
{أَفَكُلَّمَا جَاءَكُمْ رَسُولٌ بِمَا لاَ تَهْوَى أَنْفُسُكُمُ اسْتَكْبَرْتُمْ}.
“Apakah setiap kali datang kepadamu seorang Rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginan/ hawa nafsu kamu, lalu kamu menyombong diri”. (QS. Al-Baqarah: 87).
(Bersambung)
[1] Kalimat untuk memuji prilaku seseorang.
[2] KALAU MASALAH INI, TUGAS SAUDARA ZAWAWI DKK UNTUK KLARIFIKASI ATAS TUDUHAN TERSEBUT, JIKA PERLU DIMAHKAMAHKAN, KARENA PERMASALAHANNYA SUDAH SAMPAI KEPADA SYEKH AL-FAUZAN, LEBIH DARI ITU ADA KAITANNYA DENGAN HUBUNGAN ANTAR DUA NEGARA YANG BERSAHABAT; KUWAIT DAN INDONESIA, JANGAN DIANGGAP ENTENG???!!!.
[3] ABU NIDA –hadaahullah– BERHAK UNTUK MEMBELA DIRI JIKA MEMANG TUDUHAN TERSEBUT TIDAK TERBUKTI; KARENA NABI BERSABDA:
“إِنَّ لِصَاحِبِ الْحَقِّ مَقَالاً”.
“Sesungguhnya orang yang mempunyai hak, berhak untuk berbicara”. (HR. Bukhari dan lainnya).
[4] ABU QATADAH –hadaahullah– PUN- BERHAK UNTUK MEMBELA DIRI JIKA MEMANG TUDUHAN TERSEBUT TIDAK TERBUKTI; KARENA NABI BERSABDA:
“إِنَّ لِصَاحِبِ الْحَقِّ مَقَالاً”.
“Sesungguhnya orang yang mempunyai hak, berhak untuk berbicara”. (HR. Bukhari dan lainnya).
السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ wahai ustadz Abu Salamah,,
1. Ana ingin mengamini pernyataan & do’â atum sbb;
Ustadz Firanda – hafizhahullah – antum jangan hiraukan orang-orang yang setuju atau tidak setuju dengan radio dan tv-Rodja, dan jangan hiraukan pula penggembosan mereka yang tidak setujuh dengan kedua sarana da’wah tersebut. Kaum muslimin sudah melihat dan merasakan hasil ilmu yang ditebarkan oleh kedua media itu dan semoga media Da’wah Salafiyyah terus bertumbuh di negeri ini dan – alhamdulillah – telah dan terus akan terwujud insya Allah. Inilah salah satu sebab yang membuat ustadz Dzulqarnain dan yang semodel dengannya geraaam, panas dan mendidih melihat kebaikan yang telah diterbarkan oleh radio dan tv Rodja.
آمين يَا رَبَّ العَـــالَمِيْنَ
2. Ana Jãϑi teringat dengan perilaku kaum Syiah,..menurut informasi yg ana dapatkan, ciri-cirinya mereka juga mengaku sebagai ahlusunnah waljama’ah, namun tidak dapat dipegang janjinya..Apakah αϑα benang merahnya dengan masalah ini?
Mohon maaf jika anggapan saya tidak benar ϑάπ mohon pencerahannya.
بَارَكَ اللَّهُ فِيْك
وَ السَّلاَمُعَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَ وَبَرَكَاتُه.
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT
Info yang sangat bermanfaat dan menarik….
By: Ustadz | Ponpes Sirojul HUda Bogor.