Nasehat Syaikh ar-Rajihi Seputar Tragedi Palestina
Segala sanjungan hanyalah milik Alloh semata. Sholawat dan Salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan sahabat beliau serta siapa saja yang loyal kepada beliau. Amma Ba’du :
Telah kita ketahui bersama, bahwa apa yang menimpa saudara kita di Jalur Gaza berupa blokade ekonomi yang berlangsung semenjak dua tahun yang lalu[1], dan selama dua hari ini tersingkaplah awan kelam tipu daya dan kejahatan pun menjadi semakin jelas, yang mana hal ini disebabkan negeri Yahudi telah melaksanakan kesepakatan dan berkomplot dengan negara-negara kafir dan agen-agen mereka di wilayah/distrik (di Palestina) untuk melakukan pembantaian yang telah menghancurkan saudara-saudara kita yang teraniaya lagi lemah di jalur Gaza.
Lantas, apakah setelah ini masih mungkin kita mau menyerukan normalisasi keadaan dan tempat yang aman dari para pencaplok (Yahudi) yang melampaui batas ini? Hal ini sungguh merupakan musibah yang besar, tidak boleh kaum muslimin berdiam diri dan menelantarkan saudara-saudaranya (di Palestina) begitu saja. Karena sesungguhnya, kaum muslimin itu bagaikan tubuh yang satu, seorang muslim wajib bergembira dengan kegembiraan saudaranya dan bersedih dengan kesedihan saudaranya. Wajib bagi seorang muslim untuk menolong saudaranya seislam dan menunjukkan solidaritasnya di kala sengsara.
Berkenaan dengan musibah ini, kami mengarahkan kepada saudara-saudara kami kaum muslimin di Gaza, untuk mempersenjatai dirinya dengan kesabaran dan ketakwaan, karena sesungguhnya Alloh itu
مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوْا وَالَّذِينَ هُمْ مُحْسِنُونَ
“beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat ihsan.” (QS an-Nahl : 128)
Barangsiapa yang Alloh besertanya, maka tidak ada tipu daya musuh yang dapat mendatangkan kemudharatan kepadanya sedikitpun. Alloh Ta’ala berfirman :
وَإِنْ تَصْبِرُوا وَتَتَّقُوا لَا يَضُرُّكُمْ كَيْدُهُمْ شَيْئًا
“Jika kamu bersabar dan bertakwa, niscaya tipu daya mereka sedikitpun tidak mendatangkan kemudharatan kepadamu.” (QS Ali ‘Imrân : 120)
Dan diantara buah dari kesabaran dan ketakwaan adalah sikap tawakkal kepada Alloh yang sebenarnya, menyerahkan segala urusan hanya kepada Alloh, memohon pertolongan kepada-Nya, dan berdoa dengan menyandarkan diri hanya kepada-Nya, semua ini sebagai bentuk realisasi perintah Alloh yang berfirman :
ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
“berdoalah kepada-Ku niscaya Aku kabulkan” (QS Ghâfir : 40)
Dan juga ini merupakan bentuk peneladanan terhadap Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam, dimana mereka mengatakan sebagaimana yang dikatakan Nabi :
اللهم منزل الكتاب ومجري السحاب وهازم الأحزاب اهزمهم وانصرنا عليهم
“Ya Alloh yang menurunkan al-Kitab, yang menggerakkan awan dan yang mengalahkan pasukan (musuh), kalahkanlah mereka dan menangkanlah kami atas mereka.”
Kami juga memberikan arahan kepada saudara-saudara kami kaum muslimin pada umumnya, untuk mengingat hak-hak persaudaraan Islam. Alloh Ta’ala berfirman :
إنما المؤمنون إخوة
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu bersaudara” (QS al-Hujurât : 10)
Nabi ‘Alayhi ash-Sholâtu was Salâm bersabda :
مثل المؤمنين في توادهم وتراحمهم وتعاطفهم مثل الجسد إذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر الجسد بالسهر والحمى
“Perumpaan orang-orang beriman di dalam kasih sayang, kecintaan dan kelemahlembutan bagaikan tubuh yang satu. Jika salah satu anggota tubuhnya mengeluh kesakitan maka akan menyebabkan seluruh tubuh menjadi demam dan terjaga.”
Di antara hak mereka pula yang wajib kita tunaikan adalah, menolong mereka dan berupaya dengan sungguh-sungguh untuk menghilangkan kezhaliman yang menimpa mereka dengan berbagai cara yang dimungkinkan. Diantara cara terbesar dalam hal ini adalah dengan menghadap Alloh Ta’ala dengan do’a.
Diantara bentuk pertolongan terhadap mereka pula adalah memberikan bantuan materi dan maknawi kepada mereka, semuanya menurut kesanggupannya. Kepada para penguasa, wajib bagi mereka memberikan pertolongan dengan kemampuan yang lebih besar. Nabi Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
انصر أخاك ظالماً أو مظلوماً
“Tolonglah saudaramu yang melakukan penganiayaan dan yang dianiaya.”
Wajib atas kaum muslimin, baik penguasa maupun rakyatnya, supaya berhati-hati dari menelantarkan saudara-saudara mereka yang lemah lagi teraniaya. Rasulullah Shallallâhu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
ما من امرئ يخذل امرءاً مسلماً في موطن ينتقص فيه من عرضه وينتهك فيه من حرمته إلا خذله الله تعالى في موطن يحب فيه نصرته
“Tidaklah seorang muslim itu menelantarkan muslim lainnya di tempat yang di dalamnya kemuliaannya direndahkan dan kehormatannya dilecehkan, melainkan Alloh Ta’ala akan menelantarkannya di tempat yang ia senang ditolong di dalamnya.” Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud.
Menolong itu tidak cukup dengan hanya sekedar ikut merasakan sedih dan pengingkaran belaka. Namun haruslah disertai dengan perbuatan nyata di dalam memberikan pertolongan. Diantaranya bentuknya adalah, penguasa Mesir hendaknya membuka persimpangan Refah[2] untuk selama-lamanya. Jika mereka menutupnya di saat sulit seperti ini, maka ini dianggap sebagai bentuk penelantaran dan akan mewujudkan tujuan musuh.
Kami memohon kepada Alloh untuk mengangkat kesulitan dan bencana ini dari penduduk Gaza dan dari setiap kaum yang teraniaya, dan menurunkan siksa-Nya kepada kaum yang berlaku jahat. Kami juga memohon kepada Alloh untuk memperbaiki keadaan kaum muslimin, karena sesungguhnya Alloh itu adalah penolong dan mampu untuk berbuat demikian. Semoga Sholawat, salam dan keberkahan senantiasa terlimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan seluruh sahabat beliau. (Abu Salma)
Sumber : http://shrajhi.com/?Cat=3&SID=9861
[1] IHRC (Islamic Human Rights Comission) atau Komisi Islam Hak Asasi Manusia, melaporkan bahwa aksi pemblokadean terhadap penduduk Gaza menyebabkan terbentuknya kamp-kamp konsentrasi terbesar di dunia. Sungguh suatu hal tak terperikan bagaimana penduduk Gaza mengalami kelaparan dan kedinginan akibat dari blokade ini. Yahudi keparat telah menutup jalur bantuan makanan, obat-obatan dan lainnya selama rentang waktu dua tahun ini dan telah melanggar konsensus Jenewa. Yahudi telah melakukan tindakan kejahatan kemanusiaan terbesar terhadap warga Palestina. (http://www.ihrc.org.uk/show.php?id=3813). Pent.
[2] Persimpangan Refah atau Refah Crossing, adalah sebuah jalur persimpangan yang bersambung dengan Gaza dan berbatasan dengan Mesir yang berada di luar wilayah kendali Yahudi. Dengan dibukanya persimpangan ini, bantuan kemanusiaan dapat masuk dan para pengungsi juga dapat menyelamatkan diri dari kebiadaban bangsa Yahudi. Namun sayangnya, pemerintah Mesir menutup jalur ini. Penguasa kaum muslimin, terutama pemerintah Mesir harus membuka jalur ini dengan segera dan tanpa syarat, sebagai bentuk solidaritas terhadap sesama muslim. Pent.