MUFTI MESIR : WISH MERRY CHRISTMAS

 Dec, 24 - 2007   9 comments   Kristologi

MUFTI MESIR : WISH MERRY CHRISTMAS

 

Sungguh amat menyedihkan sekali, dalam rangka untuk mempromosikan dialog antarkeyakinan dan mengilangkan gap antara Kristen – Islam serta menghilangkan stigma Islam ekstrem, 138 tokoh Islam menandatangani surat terbuka ucapan natal dan tahun baru kepada clergy (para pendeta) Kristen, termasuk kepada Pope (Paus) Benedict XVI. Di dalam surat tersebut, para tokoh Islam mengucapkan selamat natal dan tahun baru dalam rangka untuk melakukan dialog antarkeyakinan, surat tersebut juga berisi ucapan terima kasih kepada para penguasa Kristen atas respon positif mereka terhadap surat mereka sebelumnya.

Prof. Aref Ali Nayed, salah satu penandatangan surat tersebut mengatakan :

“This is the first time a large group of Muslim scholars from across the schools greet their Christian neighbors,”

Ini pertama kalinya sejumlah besar kelompok ulama muslim dari berbagai madzhab mengucapkan selamat kepada tetangga Kristen mereka.”

Nayed bahkan juga mengatakan bahwa kaum muslimin selalu mengucapkan natal kepada kaum Kristian sepanjang sejarah.

Ironinya, diantara tokoh Islam yang menandatangani surat ini adalah mufti Mesir, Syaikh Ali Jum’ah dan Mufti al-Quds (Palestina), Syaikh Ikrimah Shabri. Termasuk juga da’i kondang. ‘Amru Khalid yang bukunya bertebaran di tanah air ini. Tidak kalah juga, sufi Amerika Hamzah Yusuf turut ikut serta di dalam menandatangani surat selamat ini. (Lihat sini)

Tentang Mufti Mesir, Syaikh ‘Ali Jum’ah, sebenarnya ini bukan hal yang mengherankan, karena beliau sendiri memperbolehkan seseorang pindah agama (alias murtad) dalam salah satu fatwanya, yang mana fatwa beliau ini dibantah oleh Syaikh Rabi’ bin Hadi al-Madkholi. (Lihat Radd ‘ala Fatwa Mufti Mishri ‘Ali Jum’ah Haula Hurriyati Riddah)

DR. Yusuf al-Qordhowi sendiri termasuk jajaran tokoh Islam yang memperbolehkan mengucapkan selamat natal. Beliau berkata :

Maka kami sebagai pemeluk Islam, agama kami tidak melarang kami untuk untuk memberikan tahni’ah kepada non muslim warga negara kami atau tetangga kami dalam hari besar agama mereka. Bahkan perbuatan ini termasuk ke dalam kategori al-Birr (perbuatan yang baik). Sebagaimana firman Allah SWT:

لا ينهاكم الله عن الذين لم يقاتلوكم في الدين ولم يخرجوكم من دياركم أن تبروهم وتقسطوا إليهم إن الله يحب المقسطين

Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. (QS. Al-Mumtahanah: 8)

Kebolehan memberikan tahni’ah ini terutama bila pemeluk agama lain itu juga telah memberikan tahni’ah kepada kami dalam perayaan hari raya kami.

وإذا حييتم بتحية فحيوا بأحسن منها أو ردوها

Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah penghormatan itu. Sesungguhnya Allah memperhitungankan segala sesuatu.(QS. An-Nisa’: 86) [Lihat Jawaban Ustadz Ahmad Sarwat]

Termasuk juga yang memperbolehkan adalah DR. Muhammad Musthofa Zarqo’.

Di tanah air, barisan yang memperbolehkan hal ini adalah JIL dan semua bentuk sekutu pemikirannya. Termasuk pula DR. Quraisy Syihab.

 

 

Mengucapkan Selamat Natal Itu Haram

Pendapat yang terkuat dalam masalah ini, dan termasuk aqidah al-Wala` wal Baro’ (Loyalitas dan Disloyalitas) adalah, haram hukumnya mengucapkan selamat natal kepada kaum Kristiani. Karena tahni’ah atau ucapan selamat merupakan bentuk ta’zhim dan penghormatan terhadap syiar paganis kaum Kristiani. Al-Imam Ibnul Qoyyim al-Jauziyah dalam Ahkâm Ahl adz-Dzimmah :

Adapun mengucapkan selamat berkenaan dengan syi’ar-syi’ar kekufuran yang khusus bagi mereka adalah HARAM menurut IJMA’ (kesepakatan) para ulama, seperti mengucapkan selamat terhadap Hari-Hari besar mereka dan puasa mereka, sembari mengucapkan, ‘Semoga Hari raya anda diberkahi’ atau anda yang diberikan ucapan selamat berkenaan dengan perayaan hari besarnya itu dan semisalnya. Perbuatan ini, kalaupun orang yang mengucapkannya dapat lolos dari kekufuran, maka dia tidak akan lolos dari melakukan hal-hal yang diharamkan. Ucapan semacam ini setara dengan ucapannya terhadap perbuatan sujud terhadap SALIB bahkan lebih besar dari itu dosanya di sisi Allah. Dan amat dimurka lagi bila memberikan selamat atas minum-minum khamar, membunuh jiwa, melakukan perzinaan dan sebagainya. Banyak sekali orang yang tidak sedikitpun tersisa kadar keimanannya, yang terjatuh ke dalam hal itu sementara dia tidak sadar betapa buruk perbuatannya tersebut. Jadi, barangsiapa yang mengucapkan selamat kepada seorang hamba karena melakukan suatu maksiat, bid’ah atau kekufuran, maka berarti dia telah menghadapi Kemurkaan Allah dan Kemarahan-Nya.”

Pendapat di atas dinukil oleh Faqihuz Zaman Muhammad bin Shalih al-Utsaimin dalam Majmû’ Fatâwa Fadlîlah asy-Syaikh Muhammad bin Shâlih al-‘Utsaimîn ( Jilid.III, hal. 44-46, No.403). Beliau juga berpegang dengan haramnya mengucapkan selamat hari natal. [Lihat sini]

Komisi Tetap untuk Penelitian Ilmiyah dan Fatwa Kerajaan Arab Saudi (Lajnah Daimah Lil Buhuts al-Ilmiyyah wal Ifta`) yang diketuai oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah Alu Syaikh menyatakan dengan tegas :

Dilarang bagi umat Islam untuk mengucapkan selamat atas hari raya orang kafir, karena ini menunjukkan sikap rela terhadapnya di samping memberikan rasa gembira di hati mereka.”

Dari Eropa, anggota Dewan Penelitian dan Fatwa Eropa (Al-Majelis Al-Urubi li Al-Buhuts wa Al-Ifta`), Dr. Muhammad Fuad Al-Barrazy, dengan tegas berkata :

Saya tidak membolehkan untuk memberikan ucapan selamat hari raya kepada mereka (pemeluk agama lain), juga tidak membenarkan untuk saling bertukar hadiah dalam kaitan itu”.

 

 

Natal Adalah Warisan Paganis

Tidak ada seorang ilmuan Bibel dan Kristiani yang berbeda pendapat, bahwa Natal tidak pernah dituntunkan oleh Yesus ‘alaihis Salam sendiri maupun para apostles (murid-murid beliau). Bahkan, tanggal 25 Desember sendiri bukanlah kelahiran Yesus, namun merupakan adopsi klenik paganisme dari kelahiran dewa Matahari (Sun-God). Lebih jauh silakan lihat sini)

Kemenangan ajaran paganisme ke dalam ajaran Kristen merupakan suatu hal yang wajib diingkari oleh orang-orang yang beriman dan berakal sehat. Mengucapkan selamat (tahni’ah) natal dan segala bentuk perayaan mereka, merupakan suatu simbol pengakuan keabsahan paganisme Kristiani dan penyelewengan mereka. Cukup syiar kita kepada mereka adalah Lakum Diinukum wa Liya ad-Diin (Untukmu agamamu dan untukku agamaku).

Islam mengimani Isa (dalam lafazh Inggris : Yesus) ‘alaihis Salam dengan pemuliaan yang besar. Islam menyatakan siapa saja dari umat Islam yang tidak mengimani Isa atau merendahkan kedudukannya maka ia kafir murtad dari Islam. Islam tidak mengagungkan Isa melebihi kedudukannya dan memberikan sifat divinitas (ketuhanan) kepadanya atau menganggapnya anak tuhan atau mengklaim beliau adalah satu pribadi dari 3 oknum tuhan (trinitas) sebagaimana klaim Kristen, dan Islam juga tidak merendahkan Isa sebagaimana Yahudi, bangsa kera dan babi menuruh Isa sebagai anak zina.

Janganlah kita takut diberi stigma ekstremis, fundamentalis, puritan, militan atau teroris dan semisalnya. Karena, stigma seperti itu tidak akan memberikan madharat apapun terhadap Islam terutama ahlus sunnah. Tetap tegakkan dakwah, dengan hikmah, yaitu berikan kelembutan pada waktunya dan sikap tegas pada tempatnya. Kita tidak pernah menjual loyalitas dan disloyalitas kita hanya untuk mendapatkan ridha kaum kuffar, atau supaya tidak disematkan stigma-stigma menyesatkan tersebut. Cukup syiar kita kepada mereka adalah Lakum Diinukum wa Liya ad-Diin

 

MAKTABAH

[Klik Kanan Terus Save As]

 


Related articles

 Comments 9 comments

  • adi abdullah says:

    Allahul musta’an…..

  • aRuL says:

    Assalamu alaikum.
    ayat yang melarang pengucapan selamat itu yang mana yah?

  • As-Salafy says:

    Sebagai ‘bingkisan’ di hari natal mereka, kami mengambil beberapa tulisan antum untuk kami tampilkan juga di blog kami, jazakallahu khairan.

  • [akhy] Abu Salma,
    Saya belum lama, mendapatkan sebuah email.Dalam tulisannya Ustadz penulis tsb mengakatan begini:
    -awal kutipan-
    Bhw kalaupun terpaksa mengucapkan selamat, maka bisa diganti dg ucapan : Semoga panjang umur, atau semoga banyak hartamu atau semoga sukses dan yg semacamnya dg itu..
    Hal ini berdasarkan hadits shahih dari ‘Uqbah bin Amir Al-Juhani RA (HR Bukhari dlm Kitab Adabul Mufrad, Bab Bagaimana Berdoa untuk Dzimmi, hadits no. 847), saat ia berkata kepada orang Nasrani (yg tidak memusuhi Islam) : AthalaLLAAHu hayatak wa aktsara maalak wa waladak (semoga ALLAAH memanjangkan umurmu, membanyakkan hartamu dan anakmu); atau juga hadits Ibnu Abbas RA (HR Bukhari dlm Kitab Adabul Mufrad, Bab Bagaimana Berdoa untuk Dzimmi, hadits no. 848), ia berkata : Seandainya Fir’aun berkata kepadaku : BarakaLLAAHu fiik, maka akan kujawab : Wa fiik..!!!
    -selesai kutipan-
    Mohon tanggapannya Pak Abu Salma..terutama bagi sebagian kita yg bekerja di perusahaan asing dan sebagian bos nya nashrani.Bagaimana sebaiknya ucapan kita ketika bos kita malah menyelamati kita dengan selamat natal pada setiap karyawan yg dijumpainya.Gimana ahsannya gitu 🙂 Apakah diam saja atau senyum saja atau ada ucapan yg pas jika ada:-)Afwan pertanyaannya kepanjangan yo..
    Syukran
    Abu Umair As-Sundawy

    Ahlan ustadz Aba Umair. Untuk saat ini blm bisa ana jawab sebelum mengecek hadits tsb… Jika antum tlg tlh mengecek tlg ana dikasih tahu…

  • Komen di bawah dipindahkan karena menggunakan avatar makhluk hidup

    alyassar Berkata:
    Desember 25, 2007 pada 1:51 pm e

    Assalamualaikum Warahmatullahi Wabaraakatuh ya akhi…

    Ana sungguh prihatin sekali melihat fenomena seperti ini, dimana seharusnya pemimpin memberikan Tauldan yang baik kepada masyarakat malah sebaliknya. Padahal Allah sudah mengingatkan kita daidalam Surat Al-Imron (Surat Ke-3) Ayat 149, Juz Ke-4 :”Wahai Orang-orang yang beriman!Jika kamu menaati orang-orang kafir, Nisacaya mereka akan mengembalikan kamu kebelakang (Murtad), Maka kamu akan menjadi orang-Orang merugi”.
    Mudah-Mudahan Allah memberikan Hidayah dan meluruskan kembali pemahaman kita semua.

    Jajakallah Khoiran

    ===

    daniar Berkata:
    Desember 25, 2007 pada 8:25 pm e

    Allah Maha Tahu apa yang ada didalam Hati

  • kuliahkilat says:

    Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

    Apakah tujuan seorang ayah memberikan nama anaknya??
    Adalah agar si anak ketika besar nanti sesuai makna dari nama itu.

    Ana yakin sebagian besar setuju dengan ana.

    Contohnya :

    Kaum muslimin banyak memberi nama anak laki – laki mereka dengan nama Nabi Akhir Zaman yaitu Muhammad, agar kelak bisa berakhlak dan baik sepertinya halnya Rosulullah.

    Yang mengherankan, ada suatu kaum yang memberi nama anak mereka dengan nama “tuhan” (sembahan) mereka.

    Kaum hindu memberi nama anak mereka dengan nama Wisnu, Kreshna, dan nama sembahan lainnya.

    Lalu kaum mana yang mengikuti mereka, adalah Nashrani yang banyak memberi nama anak mereka dengan nama “tuhan” (sembahan) mereka, yaitu Jesus.

    Bukankah sering kita mendengar orang – orang terkenal di kalangan nasrani nama depan mereka di awali dengan kata Jesus.

    Persamaan ajaran mereka dalam memahami “tuhan” tersebut adalah “tuhan” yang menjelma menjadi manusia untuk menolong manusia mengarahan kepada kebaikan

    Apakah mereka memberi nama anak mereka dengan nama itu bertujuan agar anakanya kelak mempunyai sifat seperti “tuhan”. Dan menurut ana ini jauh dari tujuan mereka.

    Tetapi, hati kecil mereka sebenarnya meyakini, bahwa “tuhan” itu sebenarnya manusia yang mungkin ditiru perbuatan dan tingkah lakunya. Akan tetapi mereka menyangkalnya, artinya mereka sebenarnya berusaha menipu diri mereka sendiri, disebabkan kesombongan dan iri dengan kesempurnaan ajaran Islam.

    Kenapa, karena dengan menghilangkan eksistensi “ketuhanan” dari nama – nama itu sama dengan dengan menyerah dan tunduk pada ajaran Islam yang notabene menolak semua doktrin adanya tuhan yang lain selain Allah.

    Satu hal lagi yang mereka ingkari, kita tahu dalam agama Hindu, bahwa “tuhan” pencipta itu adalah Brahma. Sedangkan dalam agama nasrani, pencipta mereka adalah Allah.

    Namun tidak ada satupun dari mereka yang berani memberi nama anaknya dengan nama Brahma jika mereka hindu, atau Allah jika mereka nashrani.

    Jadi secara fitrah mereka mengakui adanya satu Tuhan pencipta yang berkuasa di atas segala – segalanya, yang benar – benar tidak mungkin ditiru atau sama dengan makhluk lainnya.

    Maka benarlah ajaran Islam, sesungguhnya, orang – orang musyrik itu jika mereka ditanya siapa pencipta mereka maka mereka katakan, adalah Allah satu – satunya pencipta.

    Tapi anehnya, nama Wisnu, Kreshna, atau Jesus lebih populer mereka ucapkan dalam memanjatkan doa, tetapi mereka tetap meyakini bukanlah “tuhan” itu yang akan mengabulkan tetapi sebagai perantara saja.

    Maha Suci Allah, maka janganlah kita ragu, fenomena ini sudah berlangsung sejak Rosulullah Shalallahu’alahi wassallam diutus hingga sekarang.

    Alquran tidak hanya mengungkap fenomena alam dan penciptaan, akan tetapi fenomena kehidupan manusia di zaman sekarang pun sudah diungkap al-Quran 14 abad yang lalu.

    Maka masihkah kita merasa rendah dihapan mereka ??

    wallahu’alam

  • kuliahkilat says:

    Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

    Sebenarnya bukan rahasia umum bahwa ada perdebatan tentang benarkah Nabi Isa itu lahir tanggal 25 Desember, bahkan dikalangan nashrani sendiri pertanyaan ini sering muncul. Akan tetapi janganlah berharap ini akan blowup dan muncul ke permukaan, alasannya :

    1. Ini akan menggugat eksitensi gereja dimana mereka akan dianggap telah keliru dan tidak mampu meberikan data yang valid bahkan tentang “kelahiran” “tuhan” mereka dan ini akan memicu perdebatan – perdebatan lainnya dan sangat mungkin akan menyentuh doktrin utama ajaran nashrani yaitu trinitas.

    2. Orang – orang nashrani sendiri yang mereka sebenarnya sudah merasakan tradisi yang mendarah daging, maka apakah jadinya jika tiba – tiba perayaan ini berpindah waktu maka akan menjadi pertanyaan bagi generasi selanjutnya tentang panutan mereka dan otomatis akan memicu pencarian kebenaran generasi selanjutnya yang mungkin akan berlabuh pada penemuan yang tidak diharapkan oleh mereka. Atau mereka tidak terlalu menggubris benar tidaknya tradisi ini, toh yang paling utama mereka bergembira ria.

    3. Yang terakhir dan yang paling berperan adalah para pemilik industri, jika kebenaran terungkap maka akan hilang sudah cerita – cerita menjual mereka seputar pohon cemara dan pernak – perniknya, santa claus, pemberian hadiah di malam natal dan pesta – pesta kegembiraan, maka ini adalah ancaman bagi kelangsungan keuntungan perindustrian mereka di akahir tahun pada saat tutup buku. Dan satu lagi adalah hari libur menjelang tahun baru (ini adalah waktu yang lama, nyaris satu minggu penuh bagi masyarakat yang menganggap waktu adalah uang), ini akan membuat tempat – tempat wisata akan tetap penuh walaupun di musim dingin yang biasanya orang lebih senang berlibur di musim panas.

    Janganlah heran jika kita lebih sering melihat cerita seputara santa claus dan pembagian hadiah serta kemewahan – kemewahan lainnya dibanding cerita dibalik kelahiran “tuhan” mereka ataupun bagaimana kehidupanya.

    Sehingga jika ada orang mengucapkan selamat natal kepada mereka itu artinya sama saja menjerumuskan mereka kaum yang tersesat dan menambahjauh dari kebenaran. Apatah lagi jika itu dari tokoh penting yang didengar setiap perkataannya.

    Maka apakah disebut bijaksana jika melakukan keputusan yang hanya menambah kerusakan ??

    wallahu’alam.

  • […] Anyway, kembali ke fenomena yang menyedihkan ini, jika kita ingin menyelesaikan masalah dengan baik, maka perlu adanya ketegasan sikap dan penjelasan kepada umat, agar insya Allah tidak akan berdampak buruk bagi kaum muslimin dan kehormatan mereka. Saya melihat hal ini sudah dilakukan sangat baik oleh al-Akh, Adian Husaini. Saya sarankan agar dapat membacanya secara keseluruhan agar dapat jelas. Mengenai keharaman akan hal ini, dapat membaca lagi fatwa MUI dan bagian akhir tulisan Abu Salma. […]

  • Leave a Reply

    Your email address will not be published. Fields with * are mandatory.