’UMAR BAKRI, KAU MAU KEMANA?
’UMAR BAKRI, KAU MAU KEMANA?
’Umar Bakri Menyeru Pemerintah Inggeris Untuk Mengembalikan Kewarganegaraannya dan Meminta Hak-Hak Sipilnya Dihormati
إنّ الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمدا عبده ورسوله.
Sesungguhnya segala puji hanya milik Allah Azza wa Jalla Yang kita memuji-Nya, kita memohon pertolongan dan pengampunan dari-Nya, yang kita memohon dari kejelekan jiwa-jiwa kami dan keburukan amal-amal kami. Saya bersaksi bahwasanya tiada Ilah yang Haq untuk disembah melainkan Ia Azza wa Jalla dan tiada sekutu bagi-Nya serta Muhammad Shallallahu ‘alayhi wa Salam adalah hamba dan utusan Allah.
يا أيّها الذين آمنوا اتقوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ ولا تَمُوتُنَّ إلاَّ وأَنتُم مُسْلِمُونَ
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan islam”.
يا أيّها الناسُ اتّقُوا ربَّكمُ الَّذي خَلَقَكُم مِن نَفْسٍ واحِدَةٍ وخَلَقَ مِنْها زَوْجَها وبَثَّ مِنْهُما رِجالاً كَثِيراً وَنِساءً واتَّقُوا اللهََ الَّذِي تَسَائَلُونَ بِهِ والأَرْحامَ إِنَّ اللهَ كان عَلَيْكُمْ رَقِيباً
“Wahai sekalian manusia bertakwalah kepada Tuhanmu yang menciptakanmu dari satu jiwa dan menciptakan dari satu jiwa ini pasangannya dan memperkembangbiakkan dari keduanya kaum lelaki yang banyak dan kaum wanita. Maka bertaqwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah senantiasa menjaga dan mengawasimu”.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللهَ وقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمالَكمْ ويَغْفِرْ لَكمْ ذُنوبَكُمْ ومَن يُطِعِ اللهَ ورَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً
“Wahai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar niscaya Ia akan memperbaiki untuk kalian amal-amal kalian, dan akan mengampuni dosa-dosa kalian, dan barangsiapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya maka baginya kemenangan yang besar”.
Amma Ba’du :
Seorang “Syaikh” gadungan yang memalukan, ‘Umar Bakri Fustuq pada hari ini, Yaumul Ahad, 2 Syawwal 1428 H/Ahad, 14 Oktober 2007 M, muncul di stasiun (Arab) TV al-Jazeera, menyeru pemerintah Inggris untuk memberikan hak-hak sipilnya dan mengembalikan kewarganegaraan Inggrisnya!!? Namun, ia tidak mengumumkan permohonannya ini di channel stasiun TV Inggris ataupun websitenya yang berbahasa Inggris! Contohnya adalah website berikut: http://www.obmonline.net/, kita tidak mendapatkan informasi apapun seputar kemunculannya yang meminta untuk mengembalikan paspor Inggrisnya yang tercinta, dan hal ini sekali lagi menunjukkan taktik kedustaan, kecurangan dan penipuan Bakri. Jadi, tatkala ia muncul di stasiun TV berbahasa Arab untuk meminta kembali paspor Inggris tercintanya, di saat bersamaan ia tetap terus mempromosikan konsep takfir, ghuluw dan kejahilan diantara para pemuda berbahasa Inggris yang tidak faham bahasa Arab! Maka berhati-hatilah!
SIAPAKAH ‘UMAR BAKRI MUHAMMAD FUSTUQ
[Catatan : Saya telah menurunkan tulisan sebelumnya yang juga berkenaan tentang ’Umar Bakri. Artikel tersebut berjudul “Umar Bakri Muhammad Pendiri Muhajirun : Berhijrah dari Ghuluw ke Ghuluw yang lain.” Artikel ini dapat dibaca di sini.]
Ia adalah seorang berkebangsaan Siria dengan latar belakang yang tidak jelas. Namanya “Fustuq”, terkadang diucapkan “Fostoq”, merupakan kata Arab untuk “kacang kenari” di Syam. Menurut peneliti (muhaqqiq) Islam ‘Abdurrahman bin Muhammad ad-Dimasyqiyyah, beliau menjelaskan : Bahwa dia (Umar Bakri) berasal dari Halab (Aleppo) dan menetap di Libanon (sebelum dan setelah masanya di Inggris). Dia adalah salah seorang simbol utama Hizbut Tahrir pada tahun 1990-an meskiupn ia seorang yang jahil terhadap Bahasa Arab secara umum dan terhadap al-Qur`an secara khusus, yaitu di dalam bacaan, pemahaman dan penerapan (tathbiq), belum lagi sikap gegabahnya di dalam berfatwa. Dia adalah seorang muta’aalim (sok ulama) dan orang yang gemar menggembargemborkan propaganda (batil). Sebagai bukti mengenai hal ini adalah apa yang ia dakwakan di dalam bukunya Essential Fiqh (Ushulul Fiqh) dimana ia mengklaim sebagai lulusan (alumni) dari sejumlah universitas, terutama Universitas Ummul Quro di Makkah, Universitas Islam di Madinah, Universitas al-Azhar di Mesir dan Kuliah Syariah di Damaskus!!? Dia mengetahui bagaimana mulianya nama Makkah dan Madinah di kalangan ‘ajami (non Arab), maka ia mengklaim bahwa ia menghabiskan hidupnya belajar di dua kota suci ini.
Dikarenakan biografinya tidaklah majhul (tidak dikenal), (maka dapat diketahui) sesungguhnya ia selama berada di Makkah dan Madinah tidak menuntut ilmu sedikitpun di universitas manapun. Namun ia di sana hanyalah seorang pegawai perusahaan Elektrik Timur yang dimiliki oleh Syamsan dan ‘Abdul ‘Aziz as-Shuhaibi di Riyadh. Kemudian ia pindah ke cabang perusahaan di Jeddah, sedangkan ia tidak pernah belajar di satu universitaspun di sana. Bahkan ia pergi ke Amerika selama beberapa bulan untuk belajar bahasa Inggris, lalu ia pergi lagi dan pindah ke London dan menjadi mufti Hizbut Tahrir di sana. Kami menyebutkan biografinya ini dengan kebenaran, bahkan kami menantangnya untuk menunjukkan ijazah Universitas Ummul Quro’ Makkah dan Universitas Islam Madinah apabila ia jujur (pernah belajar di sana)!
Ia adalah orang yang memiliki kecondongan (dekat) kepada tasyayu’ (syiah), utamanya di madrasahnya ia mengajarkan pelajaran fikih menurut madzhab Ja’fari dan hal ini telah cukup untuk menunjukkan kemantapannya pada madzhab ini. Ia juga mendakwakan bahwa Ja’fariyah termasuk kelompok ahlus sunnah wal jama’ah dan menurutnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam dahulu ketika adzan menyerukan “Hayya ‘ala Khoiril ‘amal”. Ia pada saat yang sama juga sering mencela dakwah sunniyah yang meniti di atas manhaj salafi dan menyebutnya sebagai wahabbiyin.
[Ia arahkan tuduhannya ini kepada kaum yang tidak pernah berkata tahrif (mengubah-ubah) al-Qur`an, tidak pernah mencela sahabat, tidak menjadikan ahli bait Rasul sebagai sesembahan-sesembahan (Arbaab), tidak membolehkan nikah mut’ah dan taqiyah, tidak menanti-nanti Mahdi lain (ala Syiah), tidak mencela buku-buku hadits dan mendustakannya seperti hadits Bukhari dan Muslim! Apakah mereka yang dia sebut dengan Wahhabiyah lebih kufur dan berbahaya daripada mereka (kaum syiah ini)? Apakah menurutnya Wahhabi itu lebih buruk daripada Rafidhah?!!]
[Catatan : Tanda dalam kurung adalah paragraf yang tidak diterjemahkan oleh admin salafimanhaj dari buku aslinya. Untuk menambah faidah, sengaja saya tetap menterjemahkannya dari buku aslinya berbahasa Arab (Hizbut Tahrir : Munaqosyah ‘Ilmiyyah; Istanbul, Turki : Maktabah al-Ghuroba’, 1417 H/1997), hal. 63-65. Untuk menelaah teks arabnya, silakan lihat gambar di bawah. Pent.]
Bakri, sebagaimana ‘Abdul Qodim Zallum mantan pemimpin HT, mencela dakwah Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab dan menuduh beliau sebagai agen Inggris untuk menjatuhkan Daulah Utsmaniyah. [Baca bantahan tuduhan ini dalam artikel saya yang berjudul “Syaikh Muhammad bin ‘Abdul Wahhab di Mata Para Penyesat Ummat.”] Yang kita akan melihatnya pada akhirnya nanti Bakri akhirnya menyalahkan dirinya sendiri. Namun, sungguh merupakan suatu hal yang aneh, mereka mau menerima riwayat dari seorang mata-mata non muslim [Yaitu orang yang disebut dengan Hampher di dalam catatan hariannya (Mudzakkarat Mr Hampher). Tuduhan ini telah saya jawab dalam artikel yang sama.] dan menganggapnya sebagai seorang perawi yang terpercaya (tsiqqoh) namun di sini lain mereka menolak riwayat terpercaya dari seorang muslim apabila haditsnya ahad (di dalam masalah aqidah, pent). Jadi, menurut Bakri dan para pengikutnya terdahulu semasa masih di HT di era 90-an, sebagaimana pula dengan HT pada hari ini, dimana menurut mereka menyandarkan berita kepada mata-mata, musuh-musuh Islam dan para jurnalis adalah terpercaya sedangkan berita dari seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam adalah tidak! [Lihat ‘Abdurrahman bin Muhammad Sa’id ad-Dimasyqiyyah, Hizbut Tahrir (Istanbul, Turki : Maktabah al-Ghuroba’, 1417 H/1997 M), hal. 63-66.]
[Catatan : Paragraf ini merupakan terjemahan secara makna oleh webmaster salafimanhaj. Teks terjemahan sebenarnya adalah sebagai berikut :
”Hizbut Tahrir mencela dakwah Syaikh Muhammad bin ’Abdul Wahhab dan menuduh Wahabi sebagai agen Inggris serta menuduhnya sebagai penanggungjawab runtuhnya kekaisaran ’Utsmaniyah. ’Abdul Qodim Zallum mendakwakan ”bahwanya Inggris menolong mereka pedang dan harta serta menyokong asas madzhab, mereka menghendaki untuk menguasai Karbala’ dan makam Husain. Ketika Madinah jatuh di tangan mereka, mereka hancurkan kubah-kubah besar yang menaungi makam Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam… telah ma’ruf (diketahui), bahwa pengemban madzhab wahabbiyah ini adalah agen Inggris.” [Kaifa Hudimat al-Khilafah hal. 10-12, cet. 1962.]
Saya (Syaikh ’Abdurrahman ad-Dimasyqiyyah) berkata : Apakah hal ini (tuduhan bahwa wahhabi adalah agen Inggris, pent.) ma’ruf menurutnya berdasarkan khobar ahad ataukah mutawatir, ataukah perawinya adalah seorang Nasrani? Mereka menyandarkan (berita/periwayatan) kepada kedustaan-kedustaan seorang nasrani dan pura-pura lupa tentang syarat riwayat yang harus dari perawi tsiqoh, namun mereka malah mengambilnya dari seorang Nasrani yang mereka sendiri mengakui bahwa ia adalah seorang jassus (mata-mata)! Apakah seorang jassus itu menurut kalian tsiqoh (terpercaya), adil dan mu’tamad (layak disandarkan) periwayatan padanya? Padahal, Alloh telah memerintahkan kepada kalian, apabila datang kepada kalian seorang fasik membawa berita agar kalian bertabayun (memeriksanya dengan teliti), namun kalian malahnya mengambil khobar ahad dari seorang Nasrani mengenai hak seorang muslim tanpa tabayyun!… [Hizbut Tahrir, op.cit., hal. 66]. pent.]
Setelah peristiwa 9/11 (peledakan gedung WTC, pent), Bakri mengklaim sebagai seorang yang beraqidah salafi (?!), padahal ini hanyalah klaim belaka dimana ia tidak pernah sekalipun merujuk kepada para ulama salafi dan tetap melanjutkan menyebarkan pemahaman ektrem dan batilnya, ia bahkan lebih bersungguh-sungguh lagi di dalam pemahaman khawarijnya. Ia juga dikenal sebagai orang yang sering mengeluarkan statement-statement yang sangat ekstrem melalui media, namun ia tidak pernah ditahan oleh pemerintah Inggris atas aktivitas hasutan dan agitasinya. [Ini merupakan suatu hal yang aneh, sebagaimana fakta-fakta berikutnya yang akan dipaparkan oleh Nafeez Mosaddeq Ahmed. Bagaimana mungkin pemerintah Inggris mendiamkan aktivitas agitasi dan hasutan-hasutannya terhadap kaum muslimin, padahal mereka mengklaim sedang berupaya melakukan ’war againts terrorisme’. Keganjilan ini pun menimbulkan banyak tanda tanya? Apalagi semua orang tahu bahwa keberadaan Umar Bakri dan orang semisalnya, seringkali memprovokasi untuk mencela para ulama ahlus sunnah dan negeri tauhid Arab Saudi. pent.] Sebagai contoh, pada 19 April 2004 di dalam sebuah wawancara dengan majalah Portugis, Publica, Bakri menyatakan :
“Hal ini tidak dapat dielakkan. Karena sejumlah serangan sedang dipersiapkan oleh beberapa kelompok… salah satu kelompok yang paling terorganisir dengan baik di London adalah kelompok yang menyebut diri mereka sebagai ‘al-Qaida Eropa’, mereka tampak memiliki seruan yang hebat bagi para pemuda muslim. Saya tahu bahwa mereka bersiap-siap untuk melancarkan sebuah operasi besar…”
Pada Januari 2005, Bakri melalui siaran radio internet, mendorong kaum muslimin Inggris untuk bergabung dengan al-Qaida dan (menyatakan) pemerintah Inggris telah melanggar ‘perjanjian keamanannya’ disebabkan undang-undang anti teror mereka. Ia menegaskan bahwa Inggris telah menjadi ‘Daarul Harb’. Nafeez Mosaddeq Ahmed menggarisbawahi :
“Pernyataan Bakri secara terang-terangan menunjukkan bahwa ia memiliki peringatan terdepan rencana untuk melakukan sebuah serangan teroris domestik di London yang dilakukan oleh sebuah kelompok berbasis di Inggris, yaitu al-Qaida Eropa. Hal ini, sebaliknya, menunjukkan bahwa ia berada pada posisi yang secara langsung dapat diketahui memiliki relevansi dengan perencanaan aksi terorisme. Implikasinya, dikarenakan ia benar-benar mengetahui (aksi-aksi terorisme), ia mesti memiliki hubungan yang cukup dengan para perencana dan/atau asosiasi teroris mereka…” [Lihat Nafeez Mosaddeq Ahmed, The London Bombings: An Independent Inquiry (London : Duckworth, 2006) hal. 54-55.]
Ahmed juga menyebutkan :
“Bukti kuat lebih jauh tentang adanya hubungan langsung antara para peledak dengan al-Muhajirun, datang dalam bentuk pengakuan yang dibuat oleh tersangka al-Qaida, Muhammad Junaid Babar, yang ditahan di New York pada saat menghadiri pertemuan teror al-Qaida di Pakistan. Babar mengaku pada pemerintah AS bahwa ia mengetahui pemimpin peledakan di London, Muhammad Siddique Khan. Babar adalah anggota cabang Queens kelompok al-Muhajirun. Selain dilaporkan turut mengambil bagian dalam jaringan teroris di Pakistan, Babar juga memiliki hubungan dengan komplotan aksi Maret 2004 yang telah dibongkar oleh Polisi. Setelah mengaku bersalah pada Juni 2004, ia berubah menjadi informan agen keamanan.” [Lihat Ahmed, op.cit., hal. 58-59.]
Pada interview tahun 2002, Bakri berseloroh : “Pemerintah Inggris mengetahui siapa kami ini. MI5 telah menginterogasi kami berulang kali. Saya fikir, kita sekarang ini memiliki sesuatu yang disebut dengan kekebalan publik (public immunity).” [Lihat Ahmed, op.cit., hal. 72]
Al-Muhajirun juga mempublikasikan ‘fatawa’ dari Bakri yang mengajak untuk melakukan aksi kekerasan dan terorisme melawan pemerintah, termasuk ancaman mati bagi pemimpin militer Pakistan Musharraf setelah melakukan takfir padanya pasca 9/11 di berita BBC bulan September 2001, ia juga menyeru untuk membunuh Boris Yelsin, bahkan ia juga menyeru untuk membunuh Tony Blair pada tahun 2004!!? [Namun anehnya, ia masih dapat menghirup udara bebas dengan tenang. Walau pada akhirnya, pemerintah Inggris terpaksa mendeportasinya ke Libanon, yang menyebabkan Umar Bakri memohon agar pemerintah Inggris mengembalikan kembali hak kewarganegaraannya. Subhanalloh! Lihatlah bagaimana Umar Bakri ini merasa ridha dengan kewarganegaraan negara kufur Inggris namun mencerca negara tauhid Arab Saudi dan menuduhnya sebagai negara thaghut. Ada apakah gerangan dibalik aksinya? pent] Bakri juga telah melakukan takfir terhadap rezim Thaliban pada bulan Agustus 2001 di dalam sebuah surat yang ditujukan kepada Mullah ‘Umar, dimana ia melabeli Afghanistan sebagai ‘Daarul Kufur’ ketika dipimpin Thaliban dan bukan menganggapnya sebagai negeri Islam!? Lihat koran ‘Asy-Syarqul Awsaath’, no. 2 Agustus 2001.
Bakri juga berseloroh bahwa saudaranya telah bergabung dengan al-Qaida dan menerima pelatihan senjata dan cara manuver kendaraan untuk mengelak (dari serangan) di Texas dan Skotlandia!? Baru-baru ini, Abu ‘Izzaddin ‘Umar Brooks dan Abu ‘Uzair memberikan pernyataan di TV Nasional Inggris (program newsnight BBC2), tepatnya pada tahun kemarin setelah peristiwa 7/7 bahwa “operasi istisyhadiyah (bom syahid) benar-benar suatu yang terpuji”(!!). Abu ‘Uzair sendiri menggambarkan peristiwa peledakan 9/11 sebagai “the magnificent 19”!!? Kemudian mereka bertanya-tanya, kenapa polisi melakukan aksi penggerebekan sebagaimana yang mereka lakukan di London Timur? Mereka melakukan hal yang demikian ini disebabkan oleh agitasi dan gambaran yang negatif tentang Islam yang mereka dengar dari orang-orang semisal para pengikut buta Bakri Lubnani! Berkenaan dengan semua kejadian ini, Nafeez Ahmad menyatakan :
“Kutipan-kutipan terpilih ini hanyalah sebuah contoh kecil yang merepresentasikan ratusan anekdot, dokumen dan pidato berapi-api yang dibuat oleh Bakri dan para pemimpin al-Muhajirun lainnya. Menghasut ummat untuk melakukan tindak kekerasan dan melanggar hukum Inggris yang berlaku. Di bawah kondisi normal, hal ini akan menyebabkan mereka ditangkap, dituduh, dituntut, dan pada kasus tertentu, dideportasi. Pasca peledakan London, pemerintah menyerukan sebuah kekuatan legal baru untuk menghadang terorisme. Namun hal ini hanyalah menggarisbawahi sebuah pertanyaan, mengapa pemerintah gagal menggunakan kekuatan yang telah mereka miliki?” [Lihat Ahmed, op.cit., hal. 76]
[Catatan : Keganjilan yang muncul adalah, apabila pemerintah Inggris dengan hukumnya yang telah berlaku seharusnya dapat menghentikan aksi Umar Bakri dan para pengikutnya, namun mengapa mereka menunggu sehingga akhirnya mereka merancang undang-undang baru anti teroris yang semakin menekan dan lebih represif terhadap kaum muslimin di Inggris?! pent.]
Nafeez Ahmed lalu dengan anggunnya mencatat;
“Agen keamanan dan intelijen mengetahui bahwa al-Muhajirun merekrut anggota secara agresif dan sukses di Inggris. Mereka tahu bahwa orang-orang yang dirubah menjadi radikal oleh grup tersebut, telah berperang dan gugur di Afghanistan. (Anehnya) mereka terus menerus menolak untuk menangkap dan menuntut anggota al-Muhajirun atas pelatihan teroris dan program rekrutmen mereka pasca 9/11, dimana dengan pengakuan mereka sendiri memperbolehkan Muslim Inggris untuk dilatih di kamp-kamp al-Qaida di Afghanistan sebagai persiapan operasi terorisme mendatang di tanah Inggris. Pemerintah Inggris meninggalkan seutuhnya jaringan-jaringan yang telah mengubah Siddique Khan dan sahabat-sahabatnya menjadi radikal. Kami tidak memiliki penjelasan atas keganjilan yang kasat mata ini…” [Lihat Ahmed, op.cit., hal. 82]
[Catatan : Ini keganjilan kesekian kalinya. Agen keamanan dan intelijen telah mengetahui sepak terjang al-Muhajirun, namun sekali lagi mereka melakukan aksi diam dan menunggu. Apa yang sedang mereka tunggu dan persiapkan?? Adakah suatu propaganda dan agenda tersendiri?!! Allohu a’lam. pent.]
Website-website yang masih mempromosikan Umar Bakri diantaranya adalah ‘islambase.co.uk’ dan sebuah website buruk yang dijalankan oleh para pengikutnya yang khawarij di New York, yang dikenal sebagai ‘Islamic Thinkers’ (Pemikir Islam)!? Adapun para juhaal dari ‘Islamic Thinkers’, maka mereka tidak hanya menzhalimi diri mereka sendiri dengan hujatan mereka terhadap para ulama salafi yang mereka masukkan dalam ‘Daftar Ulama Yang Harus Dijauhi’ [Saya teringat pula dengan apa yang dilakukan oleh para pemuda ghuluw yang dipengaruhi manhaj haddadi khoriji yang melakukan hal yang sama di tanah air, yaitu menyusun ‘Daftar Ustadz Berbahaya’ yang disebarkan melalui website mereka. pent.], yang dengan demikian mereka telah menempatkan diri mereka di atas kemampuan dan kompetensi seseorang yang mampu menguraikan siapakah yang dimaksud dengan ulama. Lebih jauh lagi, di dalam ‘Daftar Ulama Yang Harus Dijauhi’, mereka secara bathil memasukkan: al-‘Allamah ‘Abdul ‘Aziz Alu Syaikh, al-‘Allamah Shalih Fauzan, al-‘Allamah Rabi’ bin Hadi, Syaikh Khalid al-Anbari dan Imam as-Sudais!? Hal yang juga dapat diamati di sini adalah, ‘Islamic Thinkers Society’ menahan diri dari menyebutkan salafiyyin yang berada di New York, disebabkan oleh rasa takut mereka yang tampak dan kesadaran mereka bahwa mereka hanya dapat menghujat dan menyerang orang yang jauh dari mereka, kebalikannya mereka tidak berani menyerang salafiyyin yang berada di depan pintu rumah mereka sendiri di New York. Jadi, berhati-hatilah dari strategi pengecut, tidak berdasar dan batil dari ‘Islamic Thinker Society’ ini –yang lebih layak disebut ‘Erratic Stinkers Society’ (Komunitas Orang bengis yang plin-plan).
Selain itu, ‘Erratic Stinkers Society’ yang mencela dan menghujat para ulama namun mendiamkan (tidak menyebutkan) siapa yang patut diambil ilmu keislamannya [Ini yang membedakan mereka dengan para pemuda ghuluw tanah air tersebut yang membuat ‘Daftar Ustadz Terpercayta’. Karena para pemuda ghuluw tersebut yang terbakar oleh fanatismenya kepada asatidzah dan gurunya, membatasi ilmu hanya kepada mereka saja, tidak kepada selainnya. pent], namun hal ini merupakan bukti bahwa orang semisal Umar Bakri adalah orang yang mereka merujuk kepadanya di dalam mengambil ilmu!? Bahkan, di dalam ‘Press Release to The Media’ (Siaran Pers kepada media) mereka, pembicaranya bahkan tidak dapat membaca ‘khutbatul haajah’ secara benar, bahkan pada suatu tempat ia menyatakan, “kami berperang melawan Alloh!!” (we fight against Allaah) –lihat link di bawah, pembicara menyatakan ini tepatnya pada menit ke-8 dari ceramahnya! Belum lagi minimnya perujukan kepada Firman Alloh dan sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dan keseluruhan rangkaian kesalahan lainnya serta kejahilannya di dalam siaran pers yang disebut dengan ‘Press Release to The Media’. Lihat: sini
Beginilah orang yang menyebut sebagai ‘Islamic Thinkers Society’! Mereka seharusnya berfikir untuk mempelajari bahasa Arab terlebih dahulu kemudian berfikir bagaimana membaca khutbatul Haajah secara benar, sebelum berani berfikir bahwa mereka dapat melemparkan vonis takfir kepada penguasa muslim tanpa ilmu dan arahan dari ulama! Hal yang sama pula, pada ‘Press Release to The Muslim Communities of North American’ (Siaran Pers kepada komunitas muslim Amerika Utara), setelah hampir 40 menit dari keluh kesah pembicara dan lemparan takfir-nya kepada penguasa muslim (yang tentunya berakibat menghalalkan darah, properti, kehormatan dan hartanya), mereka hanya menyebutkan satu hadits saja! Apakah begini orang yang mengaku-ngaku ingin kembali kepada hukum Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam?!
Adapun berkenaan tentang cercaan mereka terhadap ulama salafi, maka al-‘Allamah, Samahatusy Syaikh, DR. Shalih al-Fauzan hafizhahullahu ditanya :
“Kami hidup di suatu negeri kufur dimana banyak di dalamnya keburukan. Kami mendengar dari orang-orang yang secara terbuka mencaci maki para ulama di negeri ini (yaitu Arab Saudi). Sampai-sampai kami juga mendengar mereka mengatakan tentang ‘Haiah Kibar al-Ulama`’ (Lembaga Ulama Besar) bahwa mereka adalah ‘Lembaga Pegawai Besar’. Mereka mencela para ulama negeri ini (Arab Saudi) sebagai orang yang mencari kedudukan dan mudahanah (kompromistis). Bahkan, mereka telah melakukan takfir terhadap para ulama! Mereka juga mengatakan bahwa para ulama telah melakukan perjanjian kesetiaan (baiat) kepada para zhalimin. Bagaimana kita menyanggah pendapat ini dan bagaimana kita membantah mereka?”
Syaikh Shalih al-Fauzan menjawab :
“Hal ini tidak memadharatkan para ulama di negeri ini sedikitpun. Mereka yang berkata-kata seperti itu telah terjatuh kepada dosa dan kejahatan besar. Jadi janganlah bersedih atas ulah mereka. Mereka (kaum kafir Quraisy) sendiri pernah berkata tentang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam lebih daripada itu! Mereka mengatakan bahwa beliau adalah seorang tukang sihir, seorang gila, sakit jiwa, peramal dusta. Oleh karena itu ucapan tersebut tidaklah aneh sama sekali dan tidaklah memadharatkan para ulama negeri ini, walhamdulillah. Ucapan seperti ini akan kembali kepada orang yang mengatakannya dengan dosa dan bahaya. Jadi, janganlah anda sedih karena ucapan mereka!” [Syaikh DR. Shalih al-Fauzan, Muhammad bin Fahd al-Hushain (editor dan penyusun), al-Ajabat al-Muhimmah fil Masyakil Mumilah (Riyadh: Mathabi’ al-Humaidi, 1425/2004, edisi II) hal. 35-36]
Catatan : Jadi, pernyataan ‘Islamic Thinkers Society’ tidaklah memadharatkan para ulama sama sekali, seperti berikut:
“Shalih al-Fauzan adalah orang yang telah dikenal atas upayanya di dalam memperkokoh kursi kekuasaan para pemimpin kafir, dimana ia secara terbuka mengajak massa di televisi Arab Saudi. Dia juga berpegang kepada tawaghit sebagai wulatul umur, walaupun realitnya mereka berhukum dengan selain hukum syari’ah dan telah membuka Arab bagi tentara salib untuk menginvasi dan membunuhi kaum muslimin di Iraq dan Afghanistan. Ia secara bathil menggelari orang-orang yang melawan tawaghit dan mempertahankan diri mereka dari tentara salib sebagai khowarij dan ahlul bid’ah yang harus ditekan dan disingkirkan. Ia juga ikut serta di dalam menyebarkan informasi salah melawan mereka (orang-orang yang melawan tawaghit, pent) dalam rangka mencemarkan orang-orang yang sedang mempertahankan kehormatan ummat muslim di mata masyarakat dan mengurangi dukungan mereka. Dia dan puterinya, dapat dilihat sedang melakukan plesir pulang pergi dari Saudi Arabia ke Inggris tanpa ada masalah apapun dari pemerintah.”
Ini merupakan contoh lain atas penisbatan batil dan pernyataan tanpa bukti yang serius, padahal Syaikh al-Fauzan tidak pernah berada di Inggris, apalagi bepergian bersama keluarganya!
Imam Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin rahimahullahu berkata, dengan perkataan yang sebagian besarnya layak diterapkan terhadap Yamin Zakaria:
[Catatan : Yamin Zakaria al-Bengali, alumni Universitas London sebagai sarjana kimia. Ia adalah seorang direktur teknik IT (Information Technology) sekaligus seorang penulis dan kolumnis picisan. Pengetahuan Islamnya sangat minim dan studi Islamnya juga nihil. Mengaku sebagai penulis bergaya ‘Islamic Thinker’, ia melambungkan dirinya menulis masalah-masalah penting dengan mengatasnamakan ‘hak asasi manusia’. Ia memiliki sejumlah tulisan yang dipromosikan oleh para hizbiyyin dan takfiriyyin, seperti ‘islamic awakening’ yang dimotori oleh Abu Zubair ‘al-Azzami’, ia juga menulis untuk ‘Media Monitors Network’. Yamin Zakaria pernah melakukan debat terbuka dengan seorang atheis anti Islam kenamaan dan ia benar-benar dipermalukan dikarenakan minimnya ilmu dan pengetahuannya terhadap Islam. Ia sangat benci terhadap dakwah salafiyyah, bahkan ia tidak segan-segan menggelari salafi sebagai ‘neo-con salafis’ (salafi neo conservative). Neo con adalah salah satu agenda Bush dan bala tentaranya untuk mempertahankan kekuasaannya dan mendiskreditkan Islam. Saya telah menurunkan tulisan khusus tentang neo-con di dalam blog saya, silakan buka di sini. Artikel Yamin Zakaria yang berjudul ‘Neo-Con Salafis’ telah dibantah secara khusus oleh Salafi Manhaj, silakan baca : Yamin Zakaria pent.]
“Saya memohon kepada Alloh untuk membantu para ulama melawan segala bentuk cercaan dari lisan orang-orang yang berfikiran bodoh, termasuk segala hal yang dihadapi oleh para ulama.
Pertama: Kami mendengar hal-hal yang disandarkan kepada ahli ilmu, yang mana mereka (para ulama) adalah orang terpercaya. Namun ketika kita memeriksanya kita dapati bahwa hal (tuduhan) tersebut tidak sebagaimana yang telah dikatakan sama sekali. [Benar sekali. Jadi kita tidak mau mengikuti secara buta tulisan-tulisan ala ‘Independent Islamic Thinkers’ dan para kolumnis picisan yang mencela para ulama salafi, yang sebenarnya mereka sedang berupaya untuk mendapatkan popularitas dari sikap-sikap tercela semacam itu.] Kebanyakan dari qiila wa qoola, ketika kita benar-benar memeriksanya kita dapati bahwa keadaannya tidak seperti itu sama sekali. Ini merupakan kejahatan besar, apalagi ketika Nabiyullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda : “Sesungguhnya, berbohong atas namaku tidak sama dengan berbohong atas nama orang lain.” [Bagian dari hadits yang dikeluarkan oleh al-Bukhari, hadits no. 1291 di dalam Kitabul Jana`iz dan Muslim juga di dalam Kitabul Jana`iz no. 2154,2155 dan 2156; dari Mughirah bin Syu’bah Radhiyallahu ’anhu. Bagian akhir hadits ini cukup masyhur, yaitu : ”Barangsiapa yang berdusta atas namaku secara sengaja, maka persiapkan baginya tempat duduknya dari api neraka.”], atau sebagaimana yang disabdakan…
Jadi, berdusta mengenai para ulama, itu berkaitan dengan hukum syariat Alloh dan tidak sama dengan berdusta atas nama orang lain, karena hal ini termasuk hukum syariat yang berkaitan dengan seorang ulama terpercaya. Oleh karena itulah, ketika seseorang mempercayai seorang ulama, kedustaan terhadap ulama tersebut akan bertambah dan menjadi semakin berbahaya. Karena ketika anda mengatakan kepada orang awam, ‘Fulan dan Fulan berkata…’ mereka tidak akan menghiraukan anda. Namun, apabila anda mengatakan, ‘Fulan dan Fulan dari ulama terpercaya mengatakan…’ maka mereka akan mendengar anda. Sehingga anda akan mendapati beberapa orang yang memiliki sebuah pendapat atau pemikiran yang mereka fikir benar, maka mereka akan berupaya untuk menjadikan orang mengikuti pemikirannya tersebut, dan satu-satunya cara untuk meraih tujuan ini adalah dengan cara berdusta atas nama salah satu ulama terpercaya, lalu mengatakan ‘inilah yang dikatakan Fulan dan Fulan’. Ini adalah masalah yang sangat berbahaya, karena hal ini tidaklah hanya menyerang seorang ulama secara pribadi, namun juga berkaitan dengan hukum Alloh.
Kedua: Membesar-besarkan kesalahan di luar batas, sebagaimana telah aku utarakan barusan, juga sangat berbahaya dan buruk. Ulama juga manusia yang bisa melakukan kesalahan pada suatu waktu dan benar pada waktu lain. Bagaimanapun, jika seorang ulama melakukan suatu kesalahan, maka wajib bagi kita untuk menghubungi beliau dan mengatakan kepadanya : ‘Apakah anda benar mengatakan ini?’. Apabila ia menjawab ‘Iya’ dan kita menganggapnya sebagai suatu kesalahan maka kita katakan kepadanya: ‘Apakah anda memiliki dalilnya?’. Jadi, apabila kita mau melakukan diskusi maka kebenaran akan menjadi jelas. Setiap ulama (Rabbani) adalah orang yang adil dan bertakwa kepada Alloh Azza wa Jalla, dan musti kembali kebenaran dan juga mau mengumumkan rujuknya. Adapun mengangkat-angkat kesalahan dan kemudian menyebutkan hal-hal buruk tentang ulama, maka tidak ragu lagi bahwa hal ini menunjukkan permusuhan terhadap saudaramu sesama muslim, dan menunjukkan permusuhan terhadap hukum syariat, jika saya bisa mengatakan demikian. Karena, apabila manusia mempercayai seseorang kemudian kejujurannya diragukan, maka kemana manusia akan kembali? Manusia akan ditinggalkan dalam keadaan goncang tanpa ada imam yang bisa membimbing mereka memahami hukum-hukum syariat Alloh. Ataukah manusia dianjurkan untuk kembali kepada orang-orang jahil yang menyesatkan manusia dari jalan Alloh secara tidak sengaja? Ataukah manusia disuruh kembali kepada para ulama suu’ yang menghalangi mereka dari jalan Alloh secara sengaja?” [Imam Muhammad bin Shalih al-‘Utsaimin, ‘Ali bin Hasan Abu Luz (editor), as-Shahwah al-Islamiyyah Dhawabith wa Taujihaat, juz. I (Riyadh : Darul Qasim, 1417/1998, edisi IV), hal. 230-231]
Syaikh Shalih al-Fauzan juga berkata berkenaan tentang pelecehan terhadap ulama dan tuduhan terhadap ulama sebagai mudaahin (kompromistis) dan bersikap mudahanah :
“Merupakan suatu kewajiban bagi kita untuk menghormati para ulama Islam yang mana mereka adalah para pewaris nabi. Melecehkan mereka sama dengan melecehkan kedudukan mereka dan warisan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, juga pelecehan terhadap ilmu yang mereka emban. Jadi, siapa saja yang melecehkan para ulama maka ia juga melecehkan seorang muslim, ini yang pertama, karena ulama harus dihormati atas ilmu dan kedudukannya di hadapan ummat. Apabila ulama tidak dipercayai lagi, lantas siapa yang akan dipercaya? Apabila kepercayaan terhadap ulama hilang, kepada siapa kaum muslimin harus kembali untuk menyelesaikan masalah-masalah mereka dan menjelaskan hukum-hukum syariat? Dalam keadaan seperti ini, ummat akan mengalami kehilangan besar dan keburukan akan menyebar. Apabila seorang ulama berijtihad dan benar maka ia akan mendapatkan dua pahala, dan apabila ia berijtihad lalu keliru, maka ia akan mendapatkan satu pahala dan kekeliruannya diampuni…” [Syaikh DR. Shalih Fauzan al-Fauzan, op.cit., hal. 37-38]
[Sumber : “Omar Bakri Calls For The British Government To Give His British Citizenship Back, Along With A Call For His Civil Rights To Be Respected” oleh Tim Riset Salafi Manhaj. Dialihbahasakan dan diberi catatan oleh Abu Salma bin Burhan Yusuf. Artikel ini bisa didownload di http://www.salafimanhaj.com/PDF/SalafiManhaj_BakriAppeal.pdf.]
kemana ya si Umar bakrie?
[…] Allah berdasarkan akal kami”. Tapi bertentangan dengan pernyataan ini, adalah pernyataannya Umar Bakri, bahwa salah satu sebab perpecahan di kalangan muslimin adalah ketika sebagian kaum muslimin […]