KATA SAMBUTAN Fadhilatul Ustadz Abu ‘Auf

 Apr, 03 - 2007   7 comments   Bahasa Arab

KATA SAMBUTAN

Fadhilatul Ustadz Abu ‘Auf

Abdurrahman bin ‘Abdil Karim at-Tamimi hafizhahullahu

[Dialihbahasakan oleh al-Ustadz Abdurrahman bin Thoyyib, Lc. dan disampaikan dalam acara Dauroh Syar’iyyah bersama Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali dan Syaikh ‘Ali Hasan al-Halabi ­hafizhahumallahu di Ciloto – Bogor, mulai tanggal 23-27 Muharam 1428 yang bertepatan dengan 11-15 Februari 2007 M. Kata sambutan ini membuat Syaikh Salim al-Hilali terharu hingga beliaupun tidak kuasa menahan tetesan air mata yang berlinang. Dinukil dari Majalah Adz-Dzakhiirah, vol. 5, no. 4, edisi 28, Rabi’u Awwal 1428]]

إن الحمد لله نحمده ونستعينه ونستغفره، ونعوذ بالله من شرور أنفسنا ومن سيّئات أعمالنا، من يهده الله فلا مضلّ له، ومن يضلل فلا هادي له، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنّ محمداً عبده ورسوله.

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ﴾ [آل عمران : 102].

﴿يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً﴾ [النساء : 1].

﴿يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلاً سَدِيداً . يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَن يُطِعْ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزاً عَظِيماً﴾ [الأحزاب : 70 – 71].

أمّا بعد، فإنَّ أصدقَ الحديث كتابُ اللهِ عزَّ وجلَّ، وأحسنَ الهدي هدي محمّد صلى الله عليه وسلم، وشرَّ الأمور محدثاتُها، وكلَّ محدثةٍ بدعةٌ، وكل بدعةٍ ضلالةٌ، وكلَّ ضلالةٍ في النّار.

Sesungguhnya saya berada di hadapan (anda semua) ini atas nama diri saya dan sekaligus mewakili saudara-saudara saya di Yayasan Imam Bukhari, untuk memberikan kata sambutan. Saudara (kita) yang mulia, al-Ustadz Yazid Jawwas dan al-Ustadz ‘Abdul Hakim ‘Abdat meminta kepada saya untuk memberikan kata sambutan mewakili mereka berdua, maka sayapun menulis kata sambutan ini dengan ketergesa-gesaan. Semoga Alloh memberikan taufiq-Nya.

Pertama kali, saya ingin mengucapkan selamat datang kepada saudara-saudaraku para da’i dan saya berterima kasih kepada mereka atas kehadiran mereka memenuhi undangan dauroh yang diberkahi ini –insya Alloh-, padahal kita bersama telah mengetahui bagaimana kesibukan dan kelelahan yang mereka alami untuk bisa sampai ke tempat ini. Maka saya ucapkan Jazzakumullohu Khoiron Katsiiron (Semoga Alloh membalas anda semua dengan kebaikan yang banyak).

Dan secara khusus, saya juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Syaikh kita, al-‘Allamah asy-Syaikh Salim bin ‘Ied al-Hilali dan al-‘Allamah asy-Syaikh ‘Ali Hasan al-Halabi al-Atsari atas kerja keras mereka di dalam menyebarkan agama yang lurus ini di berbagai belahan dunia, tanpa ada rasa bosan dan lelah. Semoga Alloh menjadikan kerja keras mereka (para masyaikh) ini di dalam timbangan kebaikan mereka pada hari kiamat kelak, pada suatu hari yang tidak bermanfaat harta maupun anak keturunan melainkan yang datang kepada Alloh dengan hati yang salim (selamat/bersih).

Sesungguhnya, dauroh-dauroh yang kita laksanakan setiap tahunnya, termasuk faktor penting di dalam mengenalkan manhaj salafi kepada penduduk negeri ini. Merekapun dapat merasakan manfaat yang banyak sekali darinya, sehingga menyebabkan kemaran para musuh dakwah salafiyah, menyalakan rasa dengki mereka yang terpendam terhadap dakwah yang diberkahi ini beserta para pemegang benderanya.

Telah nampak dengan jelas pada akhir-akhir ini di negeri ini kelompok yang mengaku Sunniyah padahal hakekatnya ia adalah kelompok Quthbiyah (pengekor Sayyid Quthb rahimahullahu) Sururiyah (fans Muhammad Surur) dan takfiriyah (yang getol mengkafirkan kaum muslimin). Mereka berdusta, berbohong dengan penuh kebodohan dan hasad terhadap ulama-ulama kita, khususnya terhadap para murid asy-Syaikh al-Mujaddid al-Imam al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin al-Albani –semoga Alloh merahmati beliau dan memasukkannya ke dalam surga-Nya yang luas. (Mereka menuduh) tanpa bukti dan ilmu, bahkan semuanya hanyalah kedustaan, kebohongan, adu domba, tipuan, penyelewengan dan pemutarbalikan fakta dengan tanpa rasa malu sedikitpun, sebagaimana yang dikatakan oleh seorang penyair :

إن يسمعوا سبة طاروا بها فرحا عني, ما يسمعوا من صالح دفقوا

Jika mereka mendengar celaan terhadapku, merekapun menyebarkannya

Namun jika mereka mendengar pujian terhadapku merekapun menyembunyikannya

Kita telah membantah mereka dalam majalah kita yang berharga “Adz-Dzakhiirah Al-Islamiyyah” dengan makalah-makalah ilmiah yang kokoh, demikian juga di dalam majalah “Al-Furqon”. Kita jelaskan di dalamnya kedustaan mereka, kita bantah kedustaan mereka dengan bukti dan keterangan yang jelas, agar umat tahu mana yang haq dan mana yang bathil.

Sesungguhnya kebenaran itu terang benderang, sedangkan kebatilan itu samar-samar. (Seorang penyair mengatakan)

ألم تر أنّ الحق أبلجا وأنك تلقى باطل القول لجاجا

Bukankah engkau melihat kebenaran itu terang benderang

Dan engkau mendapatkan kebatilan itu samar-samar

Saya mengharapkan kepada saudara-saudaraku para da’i (salaf) untuk bersatu dan menyatukan barisan. Saya memohon kepada Alloh Ta’ala untuk menetapkan kita dengan ucapan yang kokoh di dunia dan akhirat. Dan janganlah kita membiarkan setan masuk membuka pintu perpecahan di antara kita serta mengeruhkan hubungan baik kita. Semoga Shalawat dan Salam atas Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabat beliau (senantiasa tercurahkan). Demikianlah apa yang dapat disampaikan, segala puji hanyalah milik Alloh semata.

sambutan1.jpg sambutan2.jpg

Mulhaq (Tambahan)

Biografi Ringkas

Fadhilatul Ustadz Abdurrahman bin Abdil Karim at-Tamimi

Oleh : Abu Salma al-Atsari

 

Beliau adalah al-Ustadz Abdurrahman bin Abdul Karim at-Tamimi, Mudir (Direktur) Mahad Ali al-Irsyad as-Salafi Surabaya. Beliau lahir di kota Bangil – Pasuruan – Jawa Timur 27 Desember 1947.

Di usia belia, ayahanda beliau mengirim beliau ke negeri Hadhramaut dengan harapan agar dapat menguasai Bahasa Arab. Semenjak duduk di bangku sekolah beliau gemar membaca buku, terutama buku-buku tentang sejarah Nabi. Buku tentang sejarah Nabi senantiasa beliau bawa dan baca di lingkungan sekolah. Maka jika beliau membawa sebuah buku dilingkungan sekolah, teman-teman beliau dengan mudah menebaknya itu adalah buku tentang sejarah Nabi. Hingga saat ini beliau mengajarkan buku tentang sejarah para salafus shalih dilingkungan murid-murid beliau.

Beliau sangat menggemari buku-buku tentang sastra Arab dan buku-buku berbahasa Arab yang mempunyai gaya bahasa sastra Arab yang indah karya para pujangga/sastrawan Arab kenamaan.

Beliau juga gemar menekuni buku-buku karya para ulama salaf terdahulu semisal Ibnu Taimiyyah dan muridnya Ibnul Qayyim. Beliau juga senang dengan buku-buku karya al-Imam al-Albani -semoga Allah meliputinya dengan rahmat-Nya- dan murid-muridnya yang setia, semisal Syaikh Ali Hasan al-Halabi, Syaikh Salim al-Hilali, Syaikh Masyhur bin Hasan Salman, Syaikh Musa Nashr dan lainnya. Demikian pula beliau senang dengan buku-buku karya syaikh al-Allaamah Ibnu Utsaimin dan Imam Ibnu Baz -semoga Allah meliputi mereka dengan rahmat-Nya- serta ulama ahlus sunnah lainnya.

Awal kehidupan beliau, terutama ketika beliau mengambil pendidikan di Universitas Kairo bidang ekonomi Islam, beliau cukup aktif di dalam pergerakan Ikhwanul Muslimin dan mengenal banyak sekali tokoh-tokoh Ikhwanul Muslimin. Beliau seringkali berinteraksi dengan mereka hingga akhirnya Alloh melapangkan kebenaran atas beliau sehingga teranglah penyimpangan-penyimpangan pergerakan ini.

Akhirnya beliau pun melepaskan diri dari pergerakan ini dan mulai berpegang dengan aqidah dan manhaj salaf. Beliau pun mulai melancarkan bantahan-bantahan ilmiah terhadap pergerakan Ikhwanul Muslimin. Beliau orang yang benar-benar mengenal dan mengetahui segala seluk beluk pergerakan IM ini dan intrik-intrik yang ada di dalamnya. Masalah ini bisa para pembaca dapatkan pada kaset ceramah beliau yang berbicara tentang Ikhwanul Muslimin. Al-Akh Andi Abu Thalib sendiri di dalam bukunya yang membantah “Al-Ikhwanul Muslimun Anugerah Yang Terzhalim” karya Farid Nu’man, banyak mengambil faidah dari rekaman kaset al-Ustadz dan al-Akh Andi juga mengatakan di pembukaan bukunya bahwa ia juga berkonsultasi dengan al-Ustadz di dalam beberapa masalah di bukunya.

Pada tahun 1996 seiring dengan berdirinya Mahad Ali al-Irsyad beliau ditunjuk menjadi Mudir Mahad Ali al-Irsyad Surabaya. Dimana Mahad Ali al-Irsyad ini adalah salah satu dari “Benteng” kebaikan dan “Benteng” dakwah salafiyah yang terdapat di tanah air ini insya Aloh.

Dikarenakan semenjak usia belia beliau sudah berada di negeri timur tengah, maka beliau cenderung lebih sulit menggunakan bahasa Indonesia dibandingkan dengan Bahasa Arab. Kosakata beliau di dalam Bahasa Indonesia sangat minim, namun di dalam Bahasa Arab, para penuntut ilmu dan bahkan ustadz-ustadz apabila menemukan suatu kata yang sulit atau ganjil, atau syair yang sulit difahami, mereka banyak bertanya kepada al-Ustadz hafizhahullahu.

Al-Ustadz juga memiliki tsaqofah yang luas, beliau banyak mengetahui ‘urf (adat/budaya) suatu negeri, lahjah (dialek bicara) bahkan juga tokoh-tokoh di negeri timur tengah. Setiap kali kami mendapatkan nama seseorang yang merupakan tokoh pergerakan atau lainnya yang belum pernah kami dengar, beliau mengetahui orang tersebut, pemikiran dan sepak terjangnya.

Beliau memiliki akhlaq yang karimah (mulia), tawadhu’, berhati lembut dan mudah memaafkan. Pernah suatu kali ada seseorang yang pernah menfitnah beliau dengan tuduhan-tuduhan dusta, yang menyebabkan orang-orang di sekitar beliau marah besar kepada si penuduh ini. Ketika Alloh memberikan hidayah kepada si penuduh ini dan ia merasa bersalah dan mau bertaubat, lantas ia datang kepada al-Ustadz dan meminta maaf kepadanya, ia mengakui kesalahan-kesalahannya sehingga menyebabkan al-Ustadz menangis tersedu-sedu dan langsung memaafkan si penuduh ini.

Para Thullabatul ‘Ilmi banyak yang segan menghadapi al-Ustadz, dikarenakan beliau memiliki wibawa di hadapan murid-muridnya, bahkan juga di hadapan ustadz-ustadz lainnya. Beliau sering memberikan nasehat dan wejangan kepada murid-muridnya dan siapa saja yang minta nasehat kepada beliau, dan seringkali mereka yang diberi nasehat oleh beliau tidak kuasa menitikkan air mata.

Pernah ada seorang tholib yang melakukan kesalahan, lalu dipanggil oleh al-Ustadz dan diberikan nasehat oleh beliau. Setelah itu, selama beberapa malam, tholib ini sering menangis, ketika ditanya oleh teman-temannya ia menceritakan bahwa ia masih teringat nasehat al-Ustadz yang menyebabkan ia terus menerus menangis karena menyesal dan merasa bersalah, dan ia termotivasi oleh nasehat al-Ustadz untuk tidak mengulangi kesalahannya.

Tidak sedikit pula di dalam pengajian beliau yang membahas siirah, banyak para thullab dan peserta pengajian mencucurkan air matanya dikarenakan apa yang disampaikan ustadz benar-benar merasuk ke dalam sanubarinya. Walau al-Ustadz tidak begitu menguasai Bahasa Indonesia, namun disebabkan oleh intonasi dan gaya bicara beliau, kata-kata yang sulit dapat difahami oleh para peserta pengajian beliau.

Al-Ustadz adalah orang yang sangat concern terhadap Bahasa Arab dan terus mengupayakan supaya ummat Islam ini bisa berbahasa Arab. Pernah suatu kali di dalam pengajian, al-Ustadz kesulitan mencari padanan terjemahan kata yang pas, akhirnya beliau berupaya mendeskripsikannya dan tidak jarang akhirnya pilihan kata yang beliau gunakan adalah bahasa jawa, karena beliau tidak mengetahui bahasa Indonesianya. Hal ini menyebabkan beberapa thullab merasa geli dan lucu dan mereka tertawa, Ustadz pun bertanya kepada thullab mengapa mereka tertawa, namun para thullab tidak ada yang menjawab. Setelah beberapa kali hal ini berulang, akhirnya al-Ustadz tahu bahwa mereka mentertawakan pilihan kata terjemahan yang tercampur bahasa jawa, beliau pun berkata –yang intinya- : “Ana orang Indonesia tapi ana tidak merasa malu tidak bisa berbahasa Indonesia. Ana tidak bisa berbahasa Indonesia tapi ana tidak merasa sedih dan kecewa, namun ana merasa sangat sedih sekali apabila ana tidak bisa berbahasa Arab. Antum sekarang ingin memahami kitab-kitab para ulama, memahami sunnah, memahami al-Qur’an, tidak bisa kalau tidak pake’ Bahasa Arab. Diantara bentuk ghozwul fikri kaum kuffar untuk menjauhkan umat Islam dari agamanya adalah mereka jauhkan umat ini dari Bahasa Arab, bahasanya Islam, bahasanya al-Qur’an, bahasanya Nabi yang mulia Shalallalhu ‘alaihi wa Salam…” lalu beliau menceritakan bahwa orientalis saja, yang bukan muslim, mereka menguasai sastera Arab. Profesor Bahasa Arab di Mesir yang banyak menjadi guru besar sastera kebanyakan adalah non muslim atau orang-orang liberalis didikan orientalis. Demikianlah kurang lebih apa yang beliau sampaikan, sehingga setelah itu tidak ada lagi para thullab yang tertawa ketika pengajian.

Salah satu nasehat Ustadz Abdurrahman at-Tamimi kepada para duat salafiyyin dalam muqadimah Dauroh adalah : “Hal kedua yang saya ingin nasehatkan kepada saudara-saudaraku para dai adalah perhatian kepada bahasa Arab serta menguasainya dengan baik, karena bahasa Arab adalah pintu al-Qur’an, inti syariat serta kunci Islam. Disebutkan dalam atsar bahwa Umar bin Khattab seorang khalifah yang adil berkata :”Belajarlah bahasa Arab karena dia adalah bagian dari agama kalian“. Imam Ahmad bin Hambal berkata : “Apabila engkau ingin mengetahui kebaikan agama seorang ajam (selain Arab) maka lihatlah keseriusannya dalam belajar bahasa Arab“… Sesungguhnya saya menasehatkan saudara-saudaraku untuk memperhatikan bahasa Arab dan menguasainya dengan baik, karena tidak mungkin kita bisa paham agama kita kecuali dengan memahami bahasa Arab.”

Beliau juga senantiasa menekankan kepada murid-muridnya untuk beraqidah dan bermanhaj dengan benar. Supaya menelaah kitab-kitab aqidah dan manhaj ahlus sunnah dengan mempelajari kitab-kitab aslinya dan jangan hanya mengandalkan buku-buku terjemahan, karena membaca buku bahasa Arab dengan terjemahan sangat beda jauh nuansa pemahaman yang diterima, dan bagi yang pernah membandingkannya akan mengetahui kebenaran apa yang diutarakan oleh al-Ustadz.

Al-Ustadz pernah diUndang dan memberikan ceramah dalam Muktamar yang diadakan oleh Markaz al-Imam al-Albani Jordania pada tanggal 13-15 Jumadil Awwal 1425 H/1-3 Juli 2004 M. Beliau memberikan ceramah di hadapan masyaikh dan thullabatil ‘ilm dari seluruh penjuru dunia. Di sana beliau duduk dengan Syaikh DR. Muhammad al-Khumayis, Syaikh Hisyam al-‘Arifi dari Palestina dan ulama-ulama lainnya. Beliau juga bertemu dengan beberapa masyaikh yang mulia semisal Syaikh Jamil Zainu, Syaikh Walid Saif an-Nashir, dll yang mereka semua adalah murid-murid dari Imam al-Albani rahimahullahu.

Pernah pada suatu kesempatan, saya (Abu Salma) sedang online di Paltalk kajian live dari Markaz Imam al-Albani. Lalu ada seorang ikhwan dari Palestina menyapa saya, dan saya berbincang-bincang sedikit dengannya seputar dakwah. Lalu saya bertanya pada beliau apakah beliau mengenal Syaikh Hisyam al-‘Arifi, lalu beliau mengatakan bahwa beliau adalah muridnya dan beliau sedang on-line di Maktabah (perpustakaan) dan Syaikh Hisyam beserta masyaikh lainnya tepat ada di belakangnya. Lalu ana minta supaya ia menyampaikan salam ana, ikhwan Indonesia. Tidak lama kemudian setelah ia menyampaikan salam, ia berkata kepada ana : “Syaikh Hisyam memberikan salam balik untuk antum, beliau juga bertanya, apakah antum kenal Syaikh Abu ‘Auf ‘Abdurrahman at-Tamimi?”. Tentu saja saya menjawab iya. Lalu, syaikh Hisyam pun maju dan meminta si ikhwan ini untuk mengetikkan salamnya kepada al-Ustadz Abu ‘Auf hafizhahullahu. Beliau mengatakan bahwa beliau kenal baik ketika bertemu di Amman Yordania waktu Muktamar Markaz Imam al-Albani.

Pada kesempatan lain lagi, saya pernah on-line di paltalk bersama beberapa ikhwan di Maktabah Al-Irsyad, mengikuti kajian live dari Yordania. Waktu itu yang menjadi pembicara adalah Syaikh Abu Islam. Saya merasa asing dengan nama beliau. Lalu saya bertanya kepada moderator untuk bisa mengenal lebih jauh siapakah Syaikh Abu Islam ini namun belum dijawab-jawab, mungkin dikarenakan kesibukan. Kebetulan, tidak beberapa lama kemudian al-Ustadz Abdurrahman masuk ke Maktabah, dan sempat curious (penasaran) dengan apa yang kami lakukan. Lalu saya bertanya kepada beliau apakah beliau pernah mendengar Abu Islam. Lantas al-Ustadz pun menjawab bahwa beliau mengenalnya, beliau menceritakan bahwa Syaikh Abu Islam ini nama aslinya adalah Shalih Thaha, aslinya dari Mesir lalu hijrah ke Yordania dan belajar kepada Imam al-Albani. Jadi intinya beliau adalah salah satu murid Imam al-Albani. Al-Ustadz lalu berpesan supaya menyampaikan salamnya kepada Syaikh Abu Islam apabila memungkinkan.

Setelah kajian selesai, si moderator menjawab salam saya. Kami pun melakukan sedikit pembicaraan. Lalu saya sampaikan salam al-Ustadz untuk syaikh Abu Islam, dan moderator pun menyampaikan, saat itu Syaikh Abu Islam masih berada di tempat kajian. Tidak berapa lama moderator kembali dan mengatakan bahwa Syaikh Abu Islam mengucapkan salam balik untuk Syaikh Abu ‘Auf. Beliau bergembira sekali dapat mendengar al-Ustadz Abu ‘Auf.

Para murid al-Imam al-Albani di Markaz Imam al-Albani sering memuji al-Ustadz, dan memberi kepercayaan kepada al-Ustadz untuk mengawasi penerjemahan kitab-kitab karya mereka.

Dalam kitab al-Iraq fi Ahadits wa atsaril fitan yang dihadiahkan syaikh Masyhur Hasan al-Salman kepada beliau, syaikh menuliskan kalimat “Hadiah untuk ustadz Abu Auf Abdurrahman at-Tamimi saudara yang memiliki keutamaan, semoga Allah menjaga dan memeliharanya, (saya) mengharapkan doa yang baik, dan koreksi bermanfaat (terhadap kitab ini)”.

Demikian juga syaikh Ali Hasan al-Halabi dalam kitab beliau “ar-Radd al-Burhani” menuliskan suatu kalimat “kecintaan dan persaudaraan, kepada saudara al-Ustadz Abdurrahman at-Tamimi, semoga Allah menambah kepadanya petunjuk”.

Bahkan dalam kitab beliau yang berjudul “al-Jumuh anil akhirah” syaikh Ali Hasan menuliskan nama beliau dalam kitabnya tersebut, syaikh menulis : “Telah sampai kepadaku – dan yang memberi petunjuk itu adalah Allah – kata-kata yang baik… Dan barangkali yang paling mengena (dalam hati) dari kata-kata yang aku baca adalah kata-kata al-Ustadz Abdurrahman at-Tamimi, saudara yang mempunyai keutamaan…“.

Begitu pula syaikh Salim al-Hilali dan Syaikh Musa Nashr mereka memuji beliau, bahkan juga membela beliau dari tuduhan-tuduhan dusta dan fitnah orang-orang yang sakit hati karena dengki, iri dan hasad kepada al-Ustadz.

Orang-0rang shalih, siapapun dia, pasti memiliki lawan dan musuh. Demikian pula dengan al-Ustadz, banyak sekali tuduhan dan fitnah dusta dialamatkan kepada beliau oleh orang-orang bodoh alias ar-Ruwaibidhah yang terbakar rasa dengki dan iri hati yang menyala-nyala, yang mengibarkan bendera haddadiyah hizbiyah yang membinasakan dan memporakporandakan dakwah salafiyah di tanah air.

Para ruwaibidhah ini, tidak dikenal sedikitpun pada mereka adanya sikap ilmiah, mereka tidak memiliki tulisan melainkan hanyalah umpatan dan makian belaka. Mereka tidak dikenal akan bantahan ilmiah kepada dakwah hizbiyah yang memerangi dakwah salafiyah. Mereka diam seribu bahasa, namun mereka sibuk dengan du’at ahlis sunnah, mereka perangi dengan sebesar-besar peperangan, mereka tuduh dengan kedustaan, fitnah dan kekejian. Semoga Alloh membalas apa yang mereka lakukan dan semoga Alloh menjaga para du’at dan pengibar dakwah salafiyah mubarokah ini.

Semoga Alloh menjaga al-Ustadz Abu ‘Auf ­hafizhahullahu, yang kami cintai pada kebenaran yang ada pada beliau, dan kami tidak mensucikan seorang pun di hadapan Alloh. Kami tuliskan biografi ini bukan atas dasar fanatik kepada beliau, karena alhamdulillah agama kami tidak dibangun di atas dasar fanatisme. Al-Ustadz seringkali menyatakan, bawah beliau dan du’at lainnya adalah manusia yang kadang salah dan kadang benar, maka apabila ada yang salah luruskanlah dengan cara yang baik. Apalagi beliau dan du’at lainnya adalah orang-orang yang dekat dengan ulama ahlis sunnah. Kami hanya menyampaikan apa yang benar, terutama setelah fitnah dan kedustaan menyerang kehormatan guru kami tanpa haq, al-Ustadz Abu ‘Auf at-Tamimi raghmun unufihi, agar umat mengetahui manakah yang –insya Alloh- adalah para pembela dakwah dan manakah yang perusak dakwah.


Related articles

 Comments 7 comments

  • Abu Rumaisha says:

    Assalamu’alaikum

    Walaupun saya tidak pernah berjumpa dengan al-Ustadz Abu ‘Auf at-Tamimi, namun saya banyak membaca tulisan berkenaan dengan kebaikan beliau.

    Semoga Allah s.w.t menjaga beliau dari fitnah dan syubahat ahlu bid’ah.

    Wassalam
    Abu Rumaisha Al Malazi
    Selangor, Malaysia

  • galih bin muhammad yusuf says:

    Semoga Alloh ta’ala memanjangkan umur Fadhilatusy Syaikh Abu ‘Auf ‘Abdurrohman bin Abdil Karim at Tamimi dan semoga Alloh memberikan ketegaran menghadapi rintangan didalam mengajak manusia kedalam manhaj yang haq.

    Dari Bekasi

  • Abu Fathimah Rudi Elprian bin Sadikin al-Balikpapany says:

    jazakallahu khoir

    Mudah2an Masyaikh Yordania atau al-Ustadz Abu ‘Auf nantinya bisa dakwah di Balikpapan, amin.

  • Abu Furqon says:

    Assalamu’alaikum…
    Semoga Alloh memberkahi amal, ilmu dan umur al-Ustadz, memberikan usia yang panjang pada beliau, menganugerahkan kesehatan dan bisa meluangkan waktu beliau untuk senantiasa berdakwah dan mengajar.
    Semoga Alloh membinasakan makar-2 buruk para perusak dakwah, membenamkan diri mereka ke dalam kehinaan dan keburukan, karena mereka-2 ini lebih mirip khowarij haddadi ketimbang ahlus sunnah salafi.
    Kepada saudaraku Abu Salma, teruslah tegar dan tegak di atas dakwah ini, janganlah kau surut karena banyaknya para penentang, dan janganlah kau mundur hanya krn celaan para pencela. Allohu yubarik fikum.
    Ana tahu, bahwa sebentar lagi, para ‘pengangguran’ ruwaibidhah itu akan menyusun bantahan fitnah dan keji, akan melakukan ‘googling’ dan identifikasi ala kuffar-nya… akan menganggap metode invesitigasi ala CIA-nya sebagai manhaj salaf yang mulia, lalu dengannya akan melemparkan tuduhan-2 dusta dna keji, fitnah dan kedustaan…
    Na’am… ilmu mereka hanyalah itu saja. Dan menurut mereka dusta itu adalah murah sehingga mereka obral ke sana kemari… Semoga Alloh membalas keburukan mereka…

  • Abu Nabila says:

    Assalamu alaikum
    Afwan sebelumnya kepada ikhwan semua,ana hanya ingin mengeluarkan isi hati yang lagi galau ini,semoga Alloh mengampuni dosa dan memberikan petunjuk juga memperbaiki ahlaq kita semua,amiin
    Ya ikhwahfillah ana tertegun ketika secara tidak sengaja masuk ke website dari mereka yang mengaku bermanhaj salaf sehingga sedih sekali rasanya sampai tidak dapat tertahan lagi airmata ini dan timbul dalam benak ana berbagai pertanyaan “apakah begini akhlaqnya seorang muslim yang mengaku menisbatkan diri kepada salafusholeh??????”
    “apakah begini adabnya seorang muslim terhadap muslim yang lainnya”
    “apakah sudah sebegitu besarnya ketergelinciran para asatidz yang mereka sebut itu,sehingga perlu diperlakukan dengan begitu keji,padahal itu semua baru persangkaan mereka?? Ya Alloh aku berlindung kepada Mu ya Alloh dari keburukan ahlaq yang akan membinasakan.
    “Ya alloh muliakan mereka,jadikanlah cercaan,hinaan dan makian sebagai cahaya diwajah wajah mereka.Dan aku bersumpah dan bersaksi dengan Nama,Keagungan dan KesucianMu ya Alloh “bahwa apa yang kami ambil ilmu dari mereka dan mereka mengajarkan pada kami adalah haq,mereka mengajarkan kami untuk mentauhidkanMU ya Alloh,mereka menerangkan segala macam bentuk syirik dan intrik intriknya untuk kami membuangnya jauh jauh,mereka mengajarkan akhlaq sebagai mana yang telah Engkau gariskan ya Alloh dan telah dicontohkan oleh NabiMu yang Mulia Sholallohu Alaihi Wasallama,mereka mengajari kami bagaimana beribadah dan beramal secara benar dengan dalil yang shohih sebagaimana para sahabat rodhiallohu anhuma mengamalkannya…………
    Mereka memberikan kami pedoman dalam akhlaq yang selalu terngiang dalam telinga dan menancap dihati kami ” Mereka berkata contohlah dan ambilah manfaat oleh kalian semua bagaimana ketika Nabi yang mulia menyuapi seorang pengemis buta orang yahudi yang dengan mulut beliau sendiri dihaluskannya makanan kemudian disuapkannya pada pengemis itu padahal dia selalu memaki beliau……
    Kemudian dilain hari mereka berkata”Penuhilah hak hak saudara saudaramu dengan mengucapkan salam,karena itu adalah haq seorang muslim terhadap muslim lainnya…
    Ya Alloh berikan dan tambahkanlah ilmu pada mereka,tinggikanlah derajat mereka disisiMu ya Alloh.
    Ya Alloh ampunkanlah mereka ya Alloh dari segala macam kesalahan dan dosa yang mereka tidak sadari ataupun yang mereka sadari..
    Ya Alloh berikanlah mereka petunjukMu ya Alloh, jauhkan dan lindungi mereka dari segala macam ketergelinciran,karena merekalah yang menyampaikan ilmu pd kami sehingga kami bisa beribadah dan menyembahMu dengan benar Ya alloh..
    Amin Ya Robbulalamin.

    Wa’alaikumus Salam warohmatullahi wabarokatuh
    Membaca apa yang dipaparkan oleh al-Akh al-Habib Abu Nabila, seperti kita bisa menduga situs yang mana yang beliau maksudkan. Semoga para pengelola situs itu diberikan hidayah oleh Alloh dan mereka tidak menolak hidayah dan taufiq yang Alloh anugerahkan bagi mereka karena kebodohan dan kesombongan belaka. Amien…

  • ibnrais says:

    assalamu’alaykum.

    waduh ana ga tau neh situs yg dimaksud, apaan seh?

  • akhmukhtar says:

    Assalamualaikum akh
    ana mau nanya apakah di situs antum ini, antum muat juga biografinya Ustad (Yazid, Abdul Hakim, Mubarok, dan Anur Rofiq) ana butu banget nih.
    kalau ada kesempatan tolong di muat ke blog antum yaaaaaaaaac
    ana mau nanya lagi kaset Ceramanya Ustad Abdurrahman at Tamimi itu bisa di dapat di Toko mana di surabaya?
    Syukron Katsiron
    wassalamualaikum

    Wa’alaikumus salam
    bisa antum dapatkan di ma’had al-Irsyad atau STAI Ali bin Abi Thalib Surabaya. Adapun biografi para asatidzah semoga ada diantara murid-2 mereka hafizhahumullahu yang menuliskannya…

  • Leave a Reply

    Your email address will not be published. Fields with * are mandatory.