MENGAMBIL ILMU DARI MASYAIKH YORDANIA

 Feb, 28 - 2007   4 comments   Nasehat Ulama

MENGAMBIL ILMU DARI MASYAIKH YORDANIA

Tanya Jawab dengan Syaikh Washiyullah al-‘Abbas*

[*Dosen Universitas Ummul Quro’ dan Pengajar di Masjidil Haram]

 

Pada tanggal 15 April 2006 di salah satu dauroh di Amerika, sebagaimana rekamannya terdapat pada website http://www.al-baseerah.org, Syaikh Washiyullah al-‘Abbas ditanya dengan pertanyaan sebagai berikut :

Pertanyaan : Syaikh, kami telah menerima sejumlah pertanyaan tentang masyaikh Yordania dan kami tahu bahwa ulama senior kita mencintai mereka dikarenakan posisi keilmuan mereka yang tinggi dan upaya dakwah mereka yang sangat luar biasa. Oleh karena pelajaran kita berikutnya akan disampaikan oleh Syaikh ‘Ali Hasan, maka kami mengajukan pertanyaan ini sebagai pengobat hati yang sakit dan sebagai penawar bagi mereka yang membenci beliau, dan semoga hal ini dapat membuahkan faidah dan manfaat bagi mereka yang tidak faham atas keadaan ini.

Kami mengatakan tentang masyaikh Yordania hafizhahumullahu bahwa telah cukup sebagai penghormatan terhadap mereka, bahwa mereka adalah murid-murid dari al-‘Allamah al-Imam Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullahu dan mereka telah mengerahkan segala daya dan upaya mereka di dalam membela manhaj ahlus sunnah wal jama’ah serta pujian terhadap mereka dari pembesar ahli hadits di zaman ini, al-‘Allamah ‘Abdul Muhsin al-‘Abbad, bahkan sebelum beliau mereka telah dipuji oleh al-Imam ‘Abdul ‘Aziz bin Baz, al-Imam Muhammad bin Sholih al-‘Utsaimin dan al-Imam Muqbil bin Hadi al-Wadi’I rahimahumullahu. Mereka mendirikan sebuah markaz [Markaz Imam Albani, pent.] dalam rangka menyebarkan ilmu-ilmu Islam dan mereka telah menulis buku-buku yang sangat bermanfaat, semoga Alloh membalas segala upaya mereka ini.

Walau begitu, kami hanya meyakini bahwa para Nabi dan Rasul-lah yang ma’shum, dan ucapan Imam Malik –rahimahullahu– telah diketahui berkaitan tentang hal ini, yaitu beliau berkata : “Setiap orang pasti melakukan kesalahan kecuali orang ini (sembari menunjuk makam Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam).” Sehingga, para ulama kita, mereka saling membantah dan mengoreksi kesalahan antara satu dengan lainnya dan yang wajib bagi kita adalah mengikuti dalil, berpegang kepada kebenaran dan mengambil faidah dari para ulama.

Namun sungguh sangat menyedihkan ketika melihat beberapa pemuda yang melewati batas (ghuluw), mereka melepaskan kata-kata (celaan) kepada para ulama dan tidak mau berhenti dimana para ulama berhenti. Dampaknya, beberapa pemuda mentahdzir masyaikh Yordania dan mentahdzir dari pelajaran mereka dan memerintahkan para fanatikus buta mereka untuk memboikot masyaikh oleh sebab sikap ta’ashshub mereka yang ekstrim. Mereka juga menyeru untuk menyingkirkan buku-buku dan kaset rekaman masyaikh ini dari rak-rak toko buku dan masjid. Mereka bekerja dengan sangat keras hanya untuk menyebarkan kebingungan pada orang lain tentang keadaan masyaikh Yordania.

Ketika masyaikh Yordania datang mengunjungi kami, orang-orang yang ta’ashshub buta ini tidak mau datang beristifadah (mengambil ilmu) dari masyaikh dan mereka mulai berani menghentikan orang lain dari beristifadah dan mentahdzir daurah dan pelajaran masyaikh.

Yang paling membuat kami sedih adalah, begitu cepatnya para pemuda ini berubah menjauhi masyaikh dan begitu gegabahnya mereka melempar vonis kepada saudara lainnya. Kami melihat bahwa mereka hanya memuji orang-orang yang mereka kehendaki saja apabila selaras dengan tujuan mereka, namun mereka akan berubah memusuhi dan menjatuhkan orang tersebut seakan-akan bukan siapa-siapa apabila orang itu tidak sepakat dengan mereka. Oleh karena itu kami memohon kepada anda, wahai fadhilatus syaikh, untuk memberikan beberapa pencerahan tentang masyaikh Yordania, semoga Alloh menjaga anda.

 

Jawaban :

Yang pertama, semoga Alloh membalas kalian atas pertanyaan kalian yang jujur dan adil ini dan apa yang kalian utarakan mengenai mereka dan para ulama ahlus sunnah wal jama’ah adalah jujur dan adil. Aku mencatat ucapan Imam Malik yang mengatakan “setiap orang pasti melakukan kesalahan kecuali orang ini (sembari menunjuk ke makam Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam).”

Kita temukan di dalam sejarah Islam bahwa ada beberapa ulama besar Islam yang beberapa perkataan mereka ditolak dan dibantah, namun ini bukanlah artinya bahwa semua yang mereka katakan itu ditolak dan dibantah seluruhnya. Mereka adalah ahli ilmu dari ahli sunnah, maka kita ambil manfaat dari mereka selama mereka tidak menyelisihi sunnah dan salaf dan selama kita tidak mengikuti mereka di dalam perkara yang salah dari mereka.

Ada suatu prinsip di sini, bahwa seseorang tidak boleh dihajr (diboikot) kecuali apabila ia adalah orang yang menyimpang yang keburukannya lebih banyak daripada kebaikannya. Adapun adanya kesalahan yang diketahui terdapat pada seorang ulama, ini bukanlah artinya harus meninggalkan ulama tersebut secara total dan memboikotnya, bahkan kita seharusnya tetap mengambil faidah dari ucapan-ucapannya yang benar.

Adapun perkara yang kalian sebutkan tentang perselisihan yang semakin meluas pada zaman ini, berupa memperbincangkan para ulama dan berupaya membantah mereka, maka yang akan aku sampaikan pada kalian adalah, hal ini bukanlah suatu hal yang aneh! Bahkan, perilaku ini telah ada pada setiap generasi karena ini merupakan manhajnya ahli hawa (pengikut hawa nafsu) yang gemar mencela para ulama ahlus sunnah. Bahkan, sekalipun seorang ulama melakukan kesalahan, yang mana kesalahan ini harus disebutkan dan ditunjukkan, namun haruslah dengan akhlak yang baik dan dengan sikap penghormatan (terhadap mereka).

Namun orang-orang ini (yang kalian sebutkan) tidak menunjukkan penghormatan kepada ulama ahlus sunnah dan begitu saja mencela mereka dengan cara yang kalian sebutkan di dalam pertanyaan tadi, hal ini mereka lakukan dikarenakan mereka taqlid kepada perkataan orang tertentu yang mengkritik ahli ilmu dan ini bukanlah merupakan bagian dari agama, yaitu dengan mudahnya begitu saja mereka melanjutkan dan melakukan tindakan semacam ini ketika seorang ulama atau penuntut ilmu melakukan kesalahan. Padahal mereka (para ulama dan penunutut ilmu) adalah manusia biasa, yang bisa melakukan kesalahan sebagaimana dikatakan oleh Imam Malik tadi.

Para ulama pada generasi awal seringkali saling membantah satu dengan lainnya dan menunjukkan kesalahan lainnya, namun hal ini bukanlah artinya mereka saling memboikot antara satu dengan lainnya. Jadi, terhadap para ulama Yordania seperti yang telah dikenal diantara mereka, seperti Syaikh ‘Ali bin Hasan bin ‘Abdil Hamid al-Halabi, Syaikh Masyhur Hasan dan Syaikh Salim al-Hilali, dari apa yang kami ketahui tentang mereka adalah, bahwa mereka tumbuh dan dididik di bawah arahan Imam al-Albani rahimahullahu, dan kami tidak mengetahui ada seorangpun di zaman ini yang mengkhidmatkan dirinya kepada sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam sebagaimana apa yang dilakukan oleh Imam al-Albani rahimahullahu.

Seakan-akan Alloh menciptakan Imam al-Albani di zaman ini adalah dalam rangka memelihara dan menjaga sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam dengan cara mentashhih suatu riwayat, mengklasifikasikan riwayat lainnya sebagai dha’if dan lebih banyak mengedepankan cara untuk mentahqiq sejumlah besar permasalahan. Kami tidak tahu ada seorangpun di zaman ini selain Imam al-Albani yang menyebarkan sunnah pada waktu ini sebagaimana yang beliau lakukan.

Oleh karena, aku fikir bukanlah suatu hal yang berlebihan untuk mengatakan bahwa beliau adalah mujaddid zaman ini, yang mana beliau melakukan tajdid (pembaharuan) di dalam agama bagi ummat ini. Beliau adalah seorang imam, yang terdepan di dalam upaya dan usaha keras di dalam memilah-milah hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam, memisahkan yang dha’if dari yang shahih dan meninggalkan kita dengan beberapa hasil kerja yang mengagumkan. Semoga Alloh membalas beliau dengan surga-Nya, amin.

Sekarang, terhadap para ulama Yordania saat ini, terutama tiga orang yang telah kami sebutkan tadi, yaitu Syaikh ‘Ali bin Hasan al-Halabi, Syaikh Masyhur Hasan dan Syaikh Salim al-Hilali, kami mengenal mereka dengan baik, kami telah duduk bersama mereka dalam banyak acara, kami telah mendengar ucapan-ucapan mereka, membaca buku-buku mereka, kami mengetehui tentang aqidah dan keyakinan mereka dan kami juga tahu bahwa mereka senantiasa menyeru kepada yang ma’ruf dan kepada sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam di dalam masalah aqidah dan amal, dan ini adalah sesuatu yang telah ma’ruf dan tidak ada seorangpun yang dapat mengingkari hal ini, karena inilah realitanya!.

Adapun isu-isu yang dihembuskan untuk mendiskreditkan mereka, maka kami katakan kepada orang-orang (yang menghembuskan isu) tersebut : “Di dalam masalah apakah masyaikh Yordania menyelisihi manhaj ahlus sunnah?” Apabila mereka melakukan suatu kesalahan maka ini bukanlah artinya tidak ada manfaat yang dapat diambil dari mereka sama sekali. Jadi, adalah suatu hal yang terlarang untuk tidak mengambil manfaat dari mereka dan pelajaran-pelajaran mereka. Itupun apabila mereka memiliki kesalahan, yang mana haruslah disikapi dengan akhlak yang baik, sedangkan kita tidak tahu sedikitpun bahwa mereka menyelisihi apa yang salaf berada di atasnya.

Jadi, mengapa sampai ada sikap semangat fanatik dan ghuluw seperti ini? Dan mengapa sampai muncul ucapan-ucapan seperti (ucapan mereka) ini? Apabila seseorang memiliki dendam atau kebencian di dalam hatinya kepada mereka, maka kami katakan : ittaqillah (takutlah kamu kepada Alloh) dan sadarlah bahwa kamu kelak akan datang berdiri di hadapan Alloh dan kamu akan ditanyai tentang segala yang kamu ucapkan! Sebagaimana Alloh berfirman di dalam surat Qaaf :

مَا يَلْفِظُ مِنْ قَوْلٍ إَلاَّ لَدَيْهِ رَقِيْبٌ عَتِيْدٌ

Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat Pengawas yang selalu hadir.” (QS Qaaf : 18)

Mereka menuduh ulama ahlus sunnah dengan kebid’ahan dan ahlul bid’ah pun mengumpulkan kesalahan-kesalahan mereka bersama-sama untuk memerangi sunnah. Jadi, sungguh sangatlah tidak bermanfaat bagi kita untuk membicarakan sesama ahlus sunnah. Dan para salaf dahulu, mereka sering mengucapkan hal ini, bahkan walaupun ketika mereka menemukan kesalahan lainnya, mereka akan berupaya membenahi kesalahan itu dengan cara yang baik, namun mereka tidak saling memboikot dan menyeru orang lain untuk turut memboikot mereka.

Jadi, inilah yang harus aku katakan tentang masyaikh Yordania, terutama Syaikh ‘Ali al-Halabi, Syaikh Masyhur Hasan dan Syaikh Salim al-Hilali. Aqidah mereka bagus, keyakinan mereka lurus, mereka berada di atas aqidah yang benar, mereka memiliki ilmu dan mereka benar-benar telah memetik faidah dari harta warisan yang sangat luar biasa yang Imam al-Albani telah tinggalkan bagi mereka, beliau ajarkan mereka ilmu hadits dan periwayatan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Salam. Mereka memiliki ilmu yang berlimpah, terutama di dalam masalah hadits.

Jadi mentahdzir mereka adalah tidak boleh dan bertakwalah kepada Alloh! Apa yang kami nasehatkan kepada kalian wahai saudara-saudaraku di Barat, adalah hendaklah kalian jaga lisan-lisan kalian dan semoga Alloh menjaga kaum muslimin di negeri tersebut dimana banyak sekali fitnah di dalamnya, dan semoga Alloh menjaga kalian. Kami nasehatkan kalian untuk mengambil manfaat dari masyaikh Yordan dimana mereka telah memiliki upaya dan andil yang besar di dalam menegakkan agama Alloh ini di negeri (kafir) tersebut dimana dakwah di negeri itu sangat perlu ditegakkan.

Telah banyak para ulama yang menyebut masyaikh Yordania dengan kebaikan seperti Syaikh ‘Abdul Muhsin al-‘Abbad hafizhahullahu yang lebih layak untuk membicarakan masalah ini dan beliau telah menyebut tentang mereka dengan kebaikan. Semoga Alloh memberkahi kalian…!!!

 

Ditranskrip dan dialihbahasakan oleh tim salafimanhaj.com ke dalam Bahasa Inggris, dan dialihbahasakan ke Bahasa Indonesia oleh Abu Hudzaifah al-Atsari

 


Related articles

 Comments 4 comments

  • Hafi says:

    jazakallah khairon atas tulisannya, [akhy].
    Ana ingin bertanya tentang kalimat di bagian akhir artikel ini yaitu “di negeri (kafir)tersebut”. Apakah memang Yordania negara yang sekuler ? Bagaimana bila dibandingkan dengan negeri kita yang masih banyak kemusyrikannya ?

    Yang dimaksud bukan Yordania. Namun yang dimaksud oleh Syaikh al-‘Abbas hafizhahullahu adalah negara penanya, sebagaimana telah dikemukakan di pengantar atas. Bahwa tanya jawab ini berlangsung pada acara dauroh di Eropa. Yang dimaksud adalah eropa.

  • zuhri says:

    Assalamu’alaykum..
    Saya pernah baca majalah As silmi terbitan HASMI edisi maret 2007 di situ menyimpulkan bahwa Syaikh Ali Hasan semoga Allah menjaganya murji’ah.. dan sepertinya ingin menggambarkan bahwa
    kami orang2 yg hadir di Acara silaturahmi Istiqlal adalah terkena paham irja’
    Ust. Abdul hakim Abdat pernah sedikit memberikan info sedikit tentang mereka ini di majelis shahih bukhari.
    mungkin antum bisa menampilkan bantahan Syaikh Ali Hasan terhadap tuduhan irja’ orang2 tsb.
    jazakalloh khoiron

    Wa’alaikumus Salam warohmatullahi wabarokatuh
    Syaikhuna Ali Hasan al-Halabi hafizhahullahu memiliki beberapa buku yang menjelaskan atas aqidah beliau yang salafiyah dan terbebasnya beliau dari faham irja’ murji’ah ini, diantaranya adalah :
    1. Durorul Mutalaliah -> Bantahan kepada DR. Safar Hawali, seorang yang pertama kali menuduh syaikh al-Albani berpemahaman irja’.
    2. Al-Ajwibah al-Mutalaa`imah ‘ala fatwa al-Lajnah ad-Daimah -> Jawaban beliau atas fatwa Lajnah Daimah, yang jumlah halamannya sebanyak lebih dari 600
    3. Kalimatun Sawa`un fin Nushroti wats Tsana`i ‘ala Bayani Haiah Kibaril Ulama
    4. at-Tabshir biqowa’idit takfir
    5. Mujmal masa`ilil Iman yang ditulis dengan 4 syaikh Markaz Albani lainnya
    6. at-Takfir min Fitnati al-Ghuluwi fit Takfir
    7. at-Ta’rif wat tanbi`ah bita’shilaati al-Imam al-Albani limasa`ilil iman war raddu ‘alal Murji’ah
    8. at-Tanbihaat al-Mutawa`imah fi Nushrotil Haq al-Ajwibah al-Mutala`imah -> bantahan buku Raf’ul La`imah karya Muhammad Salim ad-Dusari
    9. ar-Roddul Burhani fil Instishar lil Imam al-Albani
    10. Al-Qoulul Ma`mun fi Takhrij ma waroda ‘an Ibni ‘Abbas fit tafsir wa man lam yahkum bima anzalalloh
    11. Al-Aqidah al-Wasathiyah fil Masa`ilil Imaniyah
    12. Tanwirul Arjaa` bitahqiiqi masa`ilil Iman wal Kufri wal Irjaa`, ditulis bersama masaikh markaz imam al-Albani lainnya
    13. Shofa’atul Burhaan ‘ala Shofahaatil Buhtaan
    dan berpuluh-2 makalah da artikel beliau di website dan durus beliau yang menjelaskan bahwa beliau terbebas dari tuduhan irja’ dan murji’ah. Bagi mereka yang menuduh maka haruslah mendatangkan bukti akan keirja’an beliau… Dan alhamdulillah, apa yang beliau paparkan adalah bahwa beliau terbebas dari tuduhan ini.

  • ismail bin abdul ghony says:

    Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
    beberapa hari yang lalu ana dapat foto copyan gambar salah satu artikel di koran republika(akhir bulan februari 2007) di sana memuat foto ‘ikhwan2’ HASMI yang berdemo di tugu kujang-bogor yang isinya kurang lebih meminta para pengelola TV di negri ini menghentikan tayangan yang merusak aqidah..Ana ingat betul salah satu aktivisnya yang dulu pernah mendakwahi ana bahwa HASMI itu ga akan DEMO/aksi/unjuk rasa(tdk seperti harokah yg lain)..atau apalah namanya..tapi sekarang, Qodaralloh, Alloh jua yang Maha Kuasa atas sesuatu yang menampakkan kepada kita jati diri ‘hizbiyyin’ yang ngaku2 nyunnah ini.Sekarang di bekasi mereka gencar nyebarin ‘selebaran2 sampah’ yang isinya menghujat du’at2 salafiyyin semisal:ust.AbdulHakim Abdat,ust.Yazid Jawwas,ust.Zainal Abidin hafizhahumullah, bahkan masyaikh dari yordania juga tak luput dari caci mereka,
    buat akhi Abu Salma ana ingin sekali kirim ‘artikel syubhat’ dari HASMI yang mereka sebar,agar antum tanggapi ..
    jazakalloh khoiron
    Assalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

    Wa’alaykumus Salam warohmatullahi wabarokatuh
    Tafadhdhol.

  • Leave a Reply

    Your email address will not be published. Fields with * are mandatory.