MENGOBATI PENYAKIT HATI
MENGOBATI PENYAKIT HATI
Abdul Majid Bin Abdul Aziz Az-Zahim
1- Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
يَاأَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ
“Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kalian sebuah peringatan dari Tuhan, juga penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam hati dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.” (Qs. Yunus ayat 57).
2- Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Salam selalu berdoa dengan kata-kata dibawah ini:
((يَا مُقَلِّبَ اْلقُـلُوْبِ، ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلَى دِيْنِكَ))
“Wahai Dzat yang Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku atas agama-Mu.” (HR. At-Tirmidzi: 2/20, Syaikh Al-Albani berkata: ini adalah hadits sahih).
Beliau banyak membaca doa diatas, terutama ketika sujud. Beliau tahu bahwa hati jika benar-benar baik, niscaya seluruh anggota tubuh menjadi baik pula. Tapi jika rusak, maka anggota tubuh lainnya tidak dapat lagi terselamatkan, karena sudah pasti rusak.
3- Sebagian ulama` mengatakan bahwa obat penawar yang bisa menyembuhkan penyakit hati ada Lima: (1) Membaca Al-Qur`an dengan tadabbur. (2) Perut yang senantiasa kosong (sering berpuasa). (3) Mengerjakan shalat malam. (4) Tunduk istighfar kepada Allah di waktu sahur. (5) Dan duduk atau berteman dengan orang-orang saleh.
Seorang penyair berkata:
دَوَاءُ قَلْبِكَ خَمْسَةٌ عِنْدَ قَسْوَتِهِ فَدُمْ عَلَيْهَا تَفُزْ بِالْخَيْرِ وَالظَّفَرِ
خَلاَءُ بَطْنٍ وَقُرْآنٌ تَدَبَّرْهُ كَذَا تَضَرُّعُ بَاكٍ ساَعَةَ السَّحَرِ
كَذَا قِيَامُكَ جَنَحَ الَّليْلِ أَوْسَطَهُ وَأَنْ تُجَالِسَ أَهْلَ الْخَيْرِ وَاْلخِبَرِ
Penawar hatimu saat sedang membatu ada lima…
Tetapilah kelima hal itu, niscaya kamu beruntung dengan memperoleh banyak kebaikan dan kemenangan.
Yaitu kosongnya perut, dan Al-Qur`an itu..tadabburilah
Demikian pula, selalulah tunduk dan menangis di waktu sahur
Juga shalatmu di tengah malam.
Dan berkumpul dengan orang-orang baik yang banyak ilmunya.
4- Ibnul Qayyim rahimahullah berkata:
“إِذَا أَصْـبَحَ اْلعَبْدُ وَأَمْسَى وَلَيْسَ هَمُّهُ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ.. تَحَمَّلَ اللهُ سُبْحَانَهُ حَوَائِجَهُ كُلَّهَا.. وَحَمَلَ عَنْهُ كُلَّ مَا أَهَمَّهُ.. وَفَرَّغَ قَلْبَهُ لِمَحَبَّتِهِ.. وَلِسَانَهُ لِذِكْرِهِ.. وَجَوَارِحَهُ لِخِدْمَتِهِ وَطَاعَتِهِ.
Jika seorang hamba di waktu pagi dan sore, tidak ada yang ia fikirkan kecuali hanya Allah, niscaya Allah menanggung (menjamin) segala kebutuhannya, menghilangkan segala kegelisahan, dan menjadikan hatinya senantiasa mencintai-Nya. Lidahnya dibuat selalu berdzikir pada-Nya. Dan seluruh anggota tubuhnya dibuat hanya bergerak dalam melayani dan mentaati Allah.
وَإِذَا أَصْـبَحَ وَأَمْسَى وَالدُّنْيَا هَمُّهُ.. حَمَّلَهُ الله ُهُمُوْمَهَا وَغُمُوْمَهَا وَأَنْكَادَهَا.. وَوَكَّلَهُ إِلَى نَفْسِهِ.. فَشَغَّلَ قَلْبَهُ عَنْ مَحَبَّتِهِ بِمَحَبَّةِ اْلخَلْقِ، وَلِسَانَهُ عَنْ ذِكْرِهِ بِذِكْرِهِمْ، وَجَوَارِحَهُ عَنْ طَاعَتِهِ بِخِدْمَتِهِمْ وَأَشْغاَلِهِمْ.. فَهُوَ يَكْدَحُ كَدْحَ حِمَارِ اْلوَحْشِ فِيْ خِدْمَةِ غَيْرِهِ.. كَالْكِيْرِ يَنْفُخُ بَطْنُهُ.. وَيَعْصِرُ أَضْلاَعَهُ فِيْ نَفْعِ غَيْرِهِ، فَكُلُّ مَنْ أَعْرَضَ عَنْ عُبُوْدِيَّةِ اللهِ وَطَاعَتِهِ وَمَحَبَّتِهِ، بُلِيَ بِعُبُوْدِيَّةِ اْلمَخْلُوْقِ وَمَحَبَّتِهِ..
Tetapi jika di pagi dan sore hari yang ia fikirkan hanyalah dunia, niscaya Allah menimpakan segala kesedihan, kegelisahan dan malapetaka padanya. Ia diserahkan kepada dirinya. Sehingga hatinya sibuk dengan mencintai makhluk dan tidak mencintai Allah. Lidahnya hanya mengingat mereka tidak mengingat Allah. Seluruh anggota tubuhnya hanya melayani dan mentaati makhluk, tidak melayani atau mentaati-Nya. Ia bekerja keras seperti seekor keledai yang sibuk melayani orang lain. Ia seperti alat peniup api (milik pandai besi) yang mengembangkan perut dan menghimpit tulang-tulangnya demi melayani orang lain. Maka siapa pun yang berpaling dari beribadah kepada Allah, dari ketaatan dan mencintai-Nya, ia pasti diuji dengan menjadi hamba bagi makhluk dan hanya mencintai mereka.
قَالَ تَعَالَى: وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ
Allah Berfirman: “Barangsiapa berpaling dari pengajaran Tuhan Yang Maha Pemurah (Al Qur’an), Kami adakan baginya syaitan (yang menyesatkan), maka syaitan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.” (Qs. Az-Zukhruf ayat 36).
Beliau (Ibnul Qayyim) juga berkata:
“اُطْلُبْ قَلْبَكَ فِيْ ثَلاَثِ مَوَاطِنَ: عِنْدَ سَمَاعِ اْلقُرْآنِ، وَفِيْ مَجَالِسِ الذِّكْرِ، وَفِيْ أَوْقَاتِ اْلخُلْوَةِ، فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فِيْ هَذِهِ اْلمَوَاطِنَ، فَسَلِ اللهَ أَنْ يَمُنَّ عَلَيْكَ بِقَلْبٍ، فَإِنَّهُ لاَ قَلْبَ لَكَ.”
Carilah hatimu pada tiga tempat: (1) saat mendengarkan Al-Qur`an, (2) ketika dalam majlis dzikir, dan (3) di saat sedang menyendiri. Jika kamu tidak mendapatinya pada ketiga tempat tadi, maka memohonlah kepada Allah agar kamu diberi hati, karena kamu tidak memiliki hati lagi.
Dinukil dari `Ilaaju Al-Amroodhi Bi Al-Qur`aani Wa As-Sunnah karya Syaikh Abdul Majid bin Abdil Aziz az-Zahim, dimuroja’ah oleh al-‘Allamah ‘Abdul Muhsin al-‘Ubaikan, Maktabah Darul Arqom, 1414/1994.